51
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari www.idx.co.id dan
Indonesian Capital Market Directory ICMD.Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam
suatu skala numerik. Sifat data ini adalah data time series. Penelitian ini
mengambil data 132 perusahaan manufaktur di Indonesia selama 2 tahun periode pengamatan.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pengumpulan data historis
documentary-historical. Langkah-langkah yang diambil dalam pengumpulan data yang berkaitan
dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan kategori dan klasifikasi bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah
penelitian yaitu kepemilikan blockholder, arus kas bebas untuk perusahaan,
ukuran perusahaan, set kesempatan investasi dan kebijakan utang perusahaan. 2. Studi Pustaka
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi
pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku, dan penelitian terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
52
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian. Analisis deskriptif meliputi nilai rata-
rata, jumlah data, dan standard deviasi dari kepemilikan blockholder, arus kas
bebas untuk perusahaan, total aset sebagai pengukur ukuran perusahaan , price
book value PBV sebagai pengukur set kesempatan investasi dan debt to equity ratio DER kebijakan utang perusahaan.
3.8.2 Metode Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis linear berganda
ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas X dengan variabel terikat Y. Analisis linear berganda memerlukan
pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung. Dalam analisis linear berganda juga memerlukan pengujian asumsi klasik yang diperlukan
untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolineritas, dan
gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE
Best Linear Unbiased Estimator yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, multikolineritas,
autokorelasi Situmorang dan Lutfi, 2014:166. Tujuannya adalah agar hasil
Universitas Sumatera Utara
53
penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien.Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e Dimana:
Y = Kebijakan Utang a = Konstanta
X
1
= Kepemilikan Blockholder
X
2
= Arus Kas Bebas Untuk Perusahaan X
3
= Ukuran Perusahaan X
4
= Set Kesempatan Investasi b
1
= Koefisien Regresi Kepemilikan Blockholder
b
2
= Koefisien Regresi Arus Kas Bebas untuk Perusahaan b
3
= Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan b
4
= Koefisien Regresi Set Kesempatan Investasi e = Standar error
3.9Uji Asumsi Klasik
Sebagai konsekuensi dari penggunaan analisis statistik parametrik yaitu analisis regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik
Sangadji dan Sophia, 2010.Hal ini dimaksudkan untuk menguji bahwa tidak terdapat bias pada nilai estimator dari model yang digunakan dalam penelitian.
Pengujian ini dilakukan agar mendapatkan model persamaan regresi yang baik
Universitas Sumatera Utara
54
dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bisa sesuai dengan BLUE
Best Linier Unbiased Estimator. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan
software SPSS. Uji klasik ini dapat dikatakan sebagai kriteria ekometrika untuk melihat
apakah hasil estimasi memenuhi dasar linier klasik atau tidak. Setelah data dipastikan bebas dari penyimpangan asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan
uji hipotesis yakni uji individual uji t, pengujian secara serentak uji F, dan koefisien determinasi R
2
. Uji klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
3.9.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah model regresi dalam
penelitian antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal ataukah tidak. Untuk dapat dianalisis, data harus
berdistribusi normal atau mendekati normal yaitu distribusi dengan data bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti
distribusi normal yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Cara menguji normalitas data dapat dilihat dengan tiga pendekatan yaitu
pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas data
dengan pendekatan histogram dapat dilihat dengan kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satunya adalah bahwa
mean, mode, dan
Universitas Sumatera Utara
55
median pada tempat yang sama. Pada pendekatan histogram variabel berdistribusi normal jika dapat ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Pada pendekatan grafik, uji normalitas dapat dilihat dari titik-titik disepanjang garis diagonal. Jika pada
scattler plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Sedangkan pendekatan
Kolmogorov- Smirnov digunakan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal
berdistribusi normal. Nilai kolmogorov smirnov Z lebih kecil dari 1,97 berarti
data dikatakan normalSitumorang dan Lufti, 2014:121. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:
1. Jika p 0.05 maka distribusi data tidak normal 2. Jika p 0.05 maka distribusi data normal
Cara mengatasi data tidak normal antara lain: 1. Melakukan transformasi data misalnya mengubah data menjadi bentuk
logaritmaLog atau natural Ln. 2. Menambah jumlah data.
3. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data.
4. Menerima data apa adanya.
3.9.2 Uji Multikolinieritas
Model multiple regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel independen karena akan menyebabkan nilai
koefisien regresi berfluktuasi tinggi sehingga mengurangi keyakinan akan
Universitas Sumatera Utara
56
hasil pengujian. Karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap data sampel, apakah terjadi multikolinieritas atau tidak Indrawati, 2015. Jika terdapat
nilai korelasi diantara variabel independen adalah satu maka koefisiennya : a koefisien untuk nilai-nilai regresi tidak dapat diperkirakan b nilai standard
error dari setiap nilai koefisien regresi menjadi nilai yang tak terhingga. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari
1 Nilai tolerance TOL dan lawannya 2 variance inflation factor VIF.
Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena
VIF=1 Tolerance. Nilai Cut off yang umum dipakai untuk menunjukan
adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai
VIF10. Cara mengatasi multikolonieritas adalah a transformasi variabel. Jika
terlihat pada model awal dengan adanya gejala multikolonieritas maka dapat dilakukan transformasi variabel yang bersangkutan kedalam bentuk logaritma
natural atau bentuk-bentuk tranformasi lainnya, sehingga nilai t hitung yang dihasilkan secara individu variabel independen dapat secara signifikan
mempengaruhi variabel terikat, b Meningkatkan jumlah data sampel. Dengan adanya peningkatan jumlah data sampel diharapkan mampu
menurunkan standar error disetiap variabel independen dan akan diperoleh yang benar-benar bisa menaksirkan koefisien regresi secara tepat.
3.9.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
Universitas Sumatera Utara
57
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi hetrokedastisitas Indrawati, 2015.
3.9.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya Situmorang dan Lufti ¸ 2014:
134. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan
The Run Test. Metode ini diperkenalkan oleh Geary sebagai uji nonparametrik
dengan tanda positif dan negatif. Kaidah keputusan dari metode ini adalah; tidak menolak hipotesis nol jika taksiran R berada pada jarak interval; dan
menolak hipotesis nol jika taksiran R berada diluar batas interval Situmorang dan Lutfi, 2014:136
3.10 Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, yaitu melalui pengujian hipotesis yang terdiri
dari uji secara serempak uji F, uji secara parsial uji t dan koefisien determinasi R
2
.
Universitas Sumatera Utara
58
3.10.1 Uji Hipotesis Secara Serempak Uji-F
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan uji-F. Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua
variabel bebas variabel independent mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap variabel terikat variabel dependent. Bentuk pengujiannya adalah:
1. H ;b
i
= b
2
= b
3=
b
4
, =0; Secara simultan Kepemilikan Blockholder, Arus Kas
Bebas Untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaandan Set Kesempatan Investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap
Debt to Equity Ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. H
1
; minimal satu b
i
≠0; Secara simultan Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas Untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan
Investasi berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity Ratio pada
perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kriteria Pengujian :
Jika nilai –F
tabel
≤ F
hitung
≤F
tabel
pada α = 0,05, H tidak ditolak dan H
1
ditolak Jika nilai F
hitung
-F
tabel
danF
hitung
F
tabel
pada α = 0,05, H ditolak dan H
1
diterima
3.10.2 Uji Hipotesis Secara Parsial Uji-t
Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen Kepemilikan
Blockholder, Arus Kas Bebas Untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaandan Set Kesempatan Investasi terhadap
Debt to Equity Ratio DER atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh yang
Universitas Sumatera Utara
59
paling dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut:
3. H : b
i
= 0, artinya Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk
Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap
Debt to Equity Ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
4. H
1
: b
i
≠ 0, artinya Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaandan Set Kesempatan Investasi secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity Ratio pada
perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah
sebagai berikut: Jika nilai
–t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
pada α = 0,05, H tidak ditolak dan H
1
ditolak Jika nilai t
hitung
-t
tabel
dan t
hitung
t
tabel
pada α = 0,05, H ditolak dan H
1
diterima.
3.10.3 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-
sama. Range
nilai dari koefisien determinasi adalah 0 ≤ R
2
≤ 1 Situmorang dan Lufti, 2012: 163.
Semakin banyak variabel independen ditambahkan ke dalam model, maka R
2
akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap model. Fungsi dari
Adjusted R Square adalah mengurangi
Universitas Sumatera Utara
60
keraguan tersebut. Nilai Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel
dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square maka akan semakin baik bagi model regresi karena
menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Singkat Industri Manufaktur
Industri manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur apabila
ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan
suatu medium proses transformasi bahan mentah menjadi bahan jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk
produksi dan integerasi komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri seperti produsen semi konduktor dan baja, juga menggunakan istilah
fabrikasi atau pabrikasi.
Karakteristik utama industri manufaktur adalah mengolah sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktifitas perusahaan yang
tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai 3 kegiatan utama Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik 2002: a. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan
baku; b. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku;
c. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi; d. Ketiga kegiatan utama tersebut harus tercemin dalam laporan keuangan
perusahaan pada perusahaan infustri manufaktur.
Universitas Sumatera Utara
62
4.1.1 Profil Perusahaan Manufaktur
Jumlah populasi sasaran penelitian ini sebanyak 84 perusahaan. Profil masing-masing perusahaan yang masuk dalam sektor Industri Dasar dan
Kimia, sektor Bermacam-macam Industri dan sektor Barang-Barang Konsumer Industri di Bursa Efek Indonesia yang menjadi populasi sasaran
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
1 Holcim Indonesia
Tbk. SMCB
15 Juni 1971
10 Agustus
1977 Industri semen
2 Indocemen
Tunggal Perkasa Tbk.
INTP 16 Januari
1965 05
Desember 1989
Industri semen
3 Semen Indonesia
Tbk. SMGR
25 Maret 1953
08 Juli 1981
Industri semen 4
Arwana Citra Mulia Tbk.
ARNA 22
Februari 1993
17 Juli 2001
Produksi keramik, kaca dan porselen
5 Asahimas Flat
Glass Tbk. AMFG
07 Oktober
1971 08
November 1995
Produksi keramik, kaca dan porselen.
6 Intikeramik
Alamsari Industri Tbk.
IKAI 26 Juni
1991 18 Juli
2001 Produksi keramik,
kaca dan porselen 7
Keramika Indonesia Asosiasi
Tbk. KIAS
11 Januari 1991
08 Desember
1994 Produksi keramik,
kaca dan porselen 8
Mulia Industrindo Tbk.
MLIA 15
November 1986
17 Januari 1994
Produksi kemasan produk dalam kaca
dan keramik
Universitas Sumatera Utara
63
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
9 Surya Toto
Indonesia Tbk. TOTO
11 Juli 1977 30
Oktober 1990
Produksi produk
berbahan logam dan perdagangan
10 Alakasa
Industrindo Tbk.
ALKA 21 Februari
1972 12 Juli
1990 Bergerak di usaha
pengolahan barang- barang dari logam
dan aluminium
11 Alumindo
Light Metal Industri Tbk.
ALMI 26 Juni
1978 2 Januari
1997 Bergerak di usaha
pengolahan barang- barang dari logam
dan aluminium
12 Betonjaya
Manunggal Tbk.
BTON 27 Februari
1975 18 Juli
2001 Produksi logam besi
dan baja
13 Citra Tubindo
Tbk. CTBN
28 Agustus 1983
1984 Produksi pipa baja
dan aksesoris pipa 14
Gunawan Dianjaya Steel
tbk. GDST
08 April 1989
23 Desember
2009 Produksi logam dan
produk sejenisnya serta bergerak dalam
hal dalam bidang industri penggilingan
pelat baja
15 Indal
Aluminium Industry Tbk.
INAI 16 Juli 1971
05 Desember
1994 Pengolahan barang-
barang dari logam dan aluminium
16 Jakarta Kyoe
Steel Works Tbk.
JKSW 07 Januari
1974 27 Juni
1997 Industri dan
perdagangan besi beton
17 Jaya Pari Steel
Tbk. JPRS
18 Juli 1973 04
Agustus 1989
Produksi logam dan sejenisnya
18 Krakatau Steel
Tbk. KRAS 27 Oktober
1971 29
Oktober 2010
Industri baja
19 Lion Metal
Works Tbk. LION
16 Agustus 1972
20 Agustus
1993 Produksi barang
berbahan logam dan sejenisnya
Universitas Sumatera Utara
64
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
20 Lionmesh
Prima Tbk. LMSH
14 Desember
1982 04 Juni
1990 Industri pembuatan
bahan-bahan konstruksi berupa
jaring kawat baja, pagar
mesh, bronjong, kolom
praktis dan produk sejenis lainnya
21 Pelangi Indah
Canindo Tbk. PICO
26 September
1983 23
September 1986
Bergerak di usaha pengolahan barang-
barang dari logam dan aluminium
22 Pelat Timah
Nusantara Tbk. NIKL
19 Agustus 1982
04 Desember
2009 Indusrti baja
23 Saranacentral
Bajatama Tbk. BAJA
04 Oktober 1993
21 Desember
2011 Memproduksi secara
komersial untuk produk baja lapis
seng
24 Tembaga
Mulia Semaran Tbk.
TBSM 3 Februari
1977 6 April
1990 Industri kawat
tembaga
25 Barito Pacific
Tbk. BRPT
04 April 1979
11 Agustus 1993
Industri petrokimia 26
Budi Starch Sweetener
Tbk. BUDI
15 Januari 1979
08 Mei 1985
Pembuatan dan penjualan tepung
tapioka, glukosa dan fruktosa,
maltodextrin, sorbitol, asam sitrat,
karung plastik, asam sulfat dan bahan-
bahan kimia lainnya
27 Chandra Asri
Petrochemical Tbk.
TPIA 29 Februari
1988 26 Mei
2008 Industri petrokimia
Universitas Sumatera Utara
65
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan 28
Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
DPNS 18 Maret
1982 08
Agutsus 1990
Industri lem, barang- barang kimia dan
pertambangan yang dipergunakan dalam
proses produksi kayu lapis
29 Ekadharma
International Tbk.
EKAD 20
November 1981
14 Agustus
1990 Pembuatan dan
pemasaran pita perekat berbahan
kimia
30 Eterindo
Wahanatama Tbk.
ETWA 06 Maret
1992 16 Mei
1997 Bergerak di bidang
perkebunan kelapa sawit terpadu
termasuk melaksanakan usaha
dan barang-barang kimia lainnya
31 Indo
Acidatama Tbk.
SRSN 7 Desember
1982 11 Januari
1993 Bergerak dibidang
industri agrokimia
32 Intanwijaya
International Tbk.
INCI 23 April
1982 24 Juli
1990 Bergerak dalam
industri formalin dan perekat kayu dalam
bentuk cair dan bubuk
33 Sorini Agro
Asia Corporindo
Tbk. SOBI
07 Februari 1983
03 Juli 1992
Industri kimia sorbitol
34 Unggul Indah
Cahaya UNIC
07 April 1983
06 November
1989 Industri bahan kimia
35 Alam Karya
Unggul Tbk. AKKU
5 April 2001
18 Oktober
2004 Bergerak dalam
industri kemasan plastik dan industri
bahan baku kemasan plastik, serta
menjalankan usaha bidang perdagangan
Universitas Sumatera Utara
66
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
36 Argha Karya
Prima Industri Tbk.
AKPI 7 Maret
1980 18
Desembe r 1992
Produksi dan distribusi kemasan
plastik
37 Asiaplast
Industries Tbk. APLI
5 Agustus 1992
01 Mei 2000
Meliputi bidang industri dan
perdagangan lembaran plastik PVC
dan kulit imitasi
38 Berlina Tbk. BRNA
18 agustus 1969
08 Novembe
r 1989 Industri plastik dan
industri lainnya yang menggunakan bahan
pokok plastik dan fiber
39 Champion
Pacific Indonesia Tbk.
IGAR 30 Oktober
1975 05
Novembe r 1990
Bergerak dalam bidang industri
wadah dan kemasan dari bahan lain
40 Indopoly
Swakarsa Industry Tbk.
IPOL 24 Maret 1995 30 Juni
2010 Industri plastik
41 Lotte Chemical Titian Tbk.
FPNI 09 Desember
1987 01 Januari
2002 Industri perdagangan
plastic 42
Sekawan Intipratama
Tbk. SIAP
05 Januari 1995
17 Oktober
2008 Industri plastik dan
kemasa dan pertambangan
batubara
43 Siwani
Makmur Tbk. SIMA
07 Juni 1985 30 Maret
1994 Industri plastik
peralatan rumah tangga
44 Trias Sentosa
Tbk. TRST 23 November
1979 02 Juli
1990 Bergerak dalam
bidang industri bahan kemasan untuk
bermacam-macam barang
45 Yanaprima
Hastaperada Tbk.
YPAS 14
Desember 1995
5 Maret 2008
Bergerak dalam bidang industri
karung plastik dan yang sejenisnya
Universitas Sumatera Utara
67
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
46 Charoen
Pokphand Indonesia Tbk.
CPIN 07 Januari
1972 18 Maret
1991 Industri makanan
ternak serta pengolahannya
47 JAPFA
Comfeed Indonesia Tbk.
JPFA 18 Januari
1971 23
Oktober 1983
Pengolahan segala macam bahan untuk
pembuatanproduksi bahan makanan
hewan
48 Malindo
Feedmill Tbk. MAIN
10 Juni 1997
20 Januari 2006
Bergerak di bidang peternakan dan
industri pengeringan jagung
49 Sierad Produce
Tbk. SIPD
06 September
1985 27
Desember 1996
Bergerak di bidang pengolahan makanan
ternak
50 SLJ Global
Tbk. SULI
14 April 1980
21 Maret 1994
Industri pengolahan kayu
51 Tirta Mahakam Resourcles
Tbk. TIRT
21 April 1981
13 Desember
1999 Industri dan
penjualan kayu lapis dan produk-produk
kayu sejenis
52 Alkindo
Naratama Tbk. ALDO
31 Januari 1989
12 Juli 2011
Manufaktur konversi kertas
53 Fajar Surya
Wisesa Tbk. FASW
13 Juni 1987
19 Desember
1994 Manufaktur konversi
kertas
54 Indah Kiat
Pulp Paper Tbk.
INKP 07
Desember 1976
01 Januari 1990
Industri kertas
55 Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk.
KBRI 14 Februari
1978 11 Juli
2008 Manufaktur konversi
kertas
56 Pabrik Kertas
Tjiwi Kimia Tbk.
TKIM 02 Oktober
1972 01 Januari
1990 Industri dan
perdagangan bahan kimia
57 Suparma Tbk.
SPMA 25 Agustus
1976 16
November 1994
Manufaktur konversi kertas dan kertas
kemasan
58 Toba Pulp
Lestari Tbk. INRU
26 April 1983
01 Januari 1990
Industri bubur kertas
Universitas Sumatera Utara
68
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
59 Astra
International Tbk.
ASII 20 Februari
1957 04 April
1990 Otomotif dan
komponennya
60 Astra Otoparts
Tbk. AUTO
20 September
1991 15 Juni
1998 Otomotif dan
komponennya
61 Gajah Tunggal
Tbk. GJTL
24 Agustus 1951
15 Maret 1990
Pengembangan, pembuatan dan
penjualan barang- barang otomotif dari
karet
62 Indo Kordsa
Tbk. BRAM 08 Juli 1981
20 Juli 1990
Manufaktur dan pemasaran ban
63 Goodyear
Indonesia Tbk. GDYR
26 Januari 1917
22 Desember
1980 Industri ban
bermotor
64 Indomobil
Sukses Internasional
Tbk. IMAS
20 Maret 1987
15 November
1993 Otomotif dan
komponennya
65 Indospring
Tbk. INDS
05 Mei 1978
10 Agustus
1990 Otomotif dan
komponennya
66 Multi Prima
Sejahtera Tbk. LPIN
07 Januari 1982
05 Februari
1990 Produksi manufaktur
busi dan suku cadang kendaraan bermotor
67 Nipress Tbk.
NIPS 24 April
1975 24 Juli
1991 Otomotif dan
komponennya 68
Prima Alloy Steel Universal
Tbk. PRAS
20 Februari 1984
12 Juli 1990
Produksi peralatan otomotif lain dari
aluminium dan baja
69 Selamat
Sempurna Tbk. SMSM
19 Januari 1976
09 September
1996 Otomotif dan
komponennya
70 Multistrada
Arah Sarana Tbk.
MASA 20 Juni
1988 18 Maret
2005 Industri pembuatan
ban
71 Apac Citra
Centertex Tbk. MYTX 10 Februari
1987 14
September 1989
Industri pembuatan tekstil
Universitas Sumatera Utara
69
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
72 Argo Pantes
Tbk. ARGO 12 Juli 1977
27 November
1990 Industri pembuatan
tekstil
73 Asia Pacific
Fibers Tbk. POLY
15 Februari 1984
14 Desember
1990 Industri kimia dan
serat sintetis
74 Century
Textile Industry PS
Tbk. CNTX
22 Mei 1970
04 Mei 1979
Industri tekstil terpadu
75 Eratex Djaja
Tbk. ERTX
12 Oktober 1972
14 Juli 1990
Industri tekstil terpadu
76 Ever Shine
Textile Industry Tbk.
ESTI 11
Desember 1973
04 September
1992 Industri dan
perdagangan tekstil
77 Indo-Rama
Synthetics Tbk.
INDR 03 April
1974 12 Juni
1990 Usaha pemintalan
benang
78 Nusantara Inti
Corpora Tbk. UNIT
30 Mei 1988
18 Aril 2002
Perdagangan tekstil 79
Pan Brothers Tbk.
PBRX 21 Agustus
1980 01 Januari
1990 Produksi garmen
80 Panasia Indo
Resources Tbk. HDTX
06 April 1973
22 Maret 1990
Industri tekstil dan pertambangan
81 Polychem
IndonesiaTbk. ADMG
25 April 1986
17 September
1993 Industri pembuatan
polyester
82 Ricky Putra
Globalindo Tbk.
RICY 22
Desember 1987
22 Januari 1988
Industri pakaian jadi
83 Star Petrochem Tbk.
STAR 19 Mei
2008 13 Juli
2011 Produksi dan
erdagangan umum besar produk benang,
kapas dan fiber
84 Sunson Textile
Manufacturer Tbk.
SSTM 18
November 1972
20 Agustus
1997 Industri tekstil
Universitas Sumatera Utara
70
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
85 Tifico Fiber
Indonesia Tbk. TFCO
25 Oktober 1973
01 Januari 1980
Industri pembuatan polyester
86 Trisula
Internasional Tbk.
TRIS 13
Desember 2004
15 Juni 2012
Industri pakaian jadi dan garmen
87 Primarindo
Asia Infrastruktur
Tbk. BIMA 01 Juli 1988 01 Januari
1994 Industri alas kaki
88 Sepatu Bata
Tbk. BATA
15 Oktober 1931
06 Februari
1982 Produksi sepatu
89 Jembo Cable
Company Tbk. JECC
17 April 1973
18 November
1982 industri kabel listrik,
pembangunan sarana dan prasarana
jaringan telekomunikasi, serta
usaha penunjang ketenagalistrikan
90 Kabelindo
Murni Tbk. KBLM
11 Oktober 1979
1 Juni 1992
Memproduksi bermacam-macam
kabel dan produk- produk yang
berhubungan dengan bahan bakunya
91 KMI Wire and
Cable Tbk. KBLI
19 Januari 1972
06 Juli 1992
Memproduksi bermacam-macam
kabel dan produk- produk yang
berhubungan dengan bahan bakunya
92 Sumi Indo
Kabel Tbk. IKBI
23 Juli 1981 01 Januari 1990
Industri kabel konduktor
93 Supreme Cable Manufacturing
Comerce Tbk.
SCCO 09
November 1970
20 Juli 1982
Memproduksi bermacam-macam
kabel dan produk- produk yang
berhubungan dengan bahan bakunya
Universitas Sumatera Utara
71
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
94 Voksel Electric
Tbk. VOKS
19 April 1971
20 Desember
1990 Memproduksi
bermacam-macam kabel dan produk-
produk yang berhubungan dengan
bahan bakunya
95 Sat
Nusapersada Tbk.
PTSN 01 Juni
1990 08
November 2007
Perakitan alat alat elektronik
96 Delta djakarta
Tbk. DLTA
15 Juni 1970
27 Februari
1984 Memproduksi dan
menjual bir pilsener dan bir hitam
97 Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk.
ICBP 2
September 2009
07 Oktober
2010 Memproduksi
makanan ringan dan penyedap makanan
98 Indofood
Sukses Makmur Tbk.
INDF 14 agustus
1990 14 Juli
1994 Memproduksi
makanan dan minuman ringan dan
olahan
99 Mayora Indah
Tbk. MYOR 17 Februari
1977 04 Juli
1990 Memproduksi
makanan dan minuman ringan
100 Multi Bintang
Indonesia Tbk. MLBI
03 Juni 1929
01 Januari
1981 Industri bir dan
minuman lainnya
101 Nippon
Indosari Corpindo Tbk.
ROTI 08 Maret
1995 28 Juni
2010 Produksi makanan
dan minuman
102 Sekar Bumi
Tbk. SKBM
12 April 1973
18 September
1995 Usaha pengolahan
hasil perikanan laut dan darat, hasil bumi
dan peternakan
103 Sekar Laut
Tbk. SKLT
19 Juli 1976 08
September 1983
Produksi makanan dan minuman ringan
104 Siantar Top
Tbk. STTP
12 Mei 1987
25 November
1986 Produksi makanan
dan minuman ringan
105 Tri Banyan
Tirta Tbk. ALTO
03 Juni 1997
10 Juli 2012
Produksi makanan dan minuman ringan
Universitas Sumatera Utara
72
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
106 Ultrajaya Milk Industry
Trading Co Tbk.
ULTJ 02
November 1971
02 Juli 1990
Produksi makanan dan minuman ringan
107 Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk.
CEKA 09
Desember 1980
09 Juli 1996
Produksi bahan makanan
108 Bentoel
Internasional Investama
Tbk. RMBA
19 Januari 1979
01 Januari 1990
Industri dan perdagangan produk
tembakau
109 Gudang Garam Tbk.
GGRM 26 Juni
1958 27 Agustus
1990 Industri rokok
110 HM.
Sampoerna Tbk.
HMSP 27 Maret
1905 15 Agustus
1990 Industri rokok
111 Darya Varia
Laboratoria Tbk.
DVLA 05
November 1976
11 Novmber
1994 Manufaktur,
perdagangan dan jasa atas produk-produk
farmasi
112 Indofarma
Persero Tbk. INAF
02 Januari 1996
17 April 2011
Memproduksi obat- obatan dan jasa
farmasi
113 Kalbe Farma
Tbk. KLBF
10 September
1996 30 Juli
1990 Manufaktur,
perdagangan dan jasa atas produk-produk
farmasi
114 Kimia Farma
Persero Tbk. KAEF
23 Januari 1969
04 Juli 2001
Manufaktur, perdagangan dan jasa
atas produk-produk farmasi, makanan
dan minuman kesehatan dan apotek
115 Merck Sharp
Dohme Pharma Tbk.
SCPI 07 Maret
1972 08 Juni
1980 Pemasaran produk
farmasi
116 Merk Tbk.
MERK 14 Oktober
1970 2 Juli 1981 Memproduksi obat-
obatan dan jasa farmasi tanpa resep
Universitas Sumatera Utara
73
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
117 Pyridam Farma Tbk.
PYFA 27
November 1976
16 Oktober
2001 Memproduksi dan
pengembangan obat- obatan farmasi
serta perdagangan alat-alat kesehatan
118 Taisho
Pharmaceutical Indonesia Tbk.
SQBB 08 Juli 1970 29 Maret
1983 Memproduksi dan
pengembangan obat- obatan farmasi
serta perdagangan alat-alat kesehatan
119 Akhasa Wira
International Tbk.
ADES 06 Maret
1985 13 Juni
1994 Memproduksi
minuman dan produk komestika
120 Tempo Scan
Pacific Tbk. TSPC
02 Mei 1970
17 Juni 1994
Industri usaha farmasi
121 Mandom
Indonesia Tbk. TCID
05 November
1959 30
September 1993
Produksi dan perdagangan
kosmetika, wangi- wangian, bahan
pembersih dan kemasan plastik
termasuk bahan baku, mesin dan alat
pembuatannya
122 Martina Berto
Tbk. MBTO
01 Juni 1977
13 Januari 2011
Meliputi bidang manufaktur dan
perdagangan jamu tradisional dan
barang-barang kosmetika.
123 Mustika Ratu
Tbk. MRAT
14 Maret 1978
27 Juli 1995
Pabrikasi, perdagangan dan
distribusi jamu dan kosmetik tradisional
serta minuman sehat, perawatan
kecantikan
Universitas Sumatera Utara
74
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
124 Kedaung Indah Can Tbk.
KICI 11 Januari
1974 28
Oktober 1983
Peralatan dapur dari logam dan produk
sejenis serta industri kaleng dan produk
sejenis
125 Langgeng
Makmur Tbk. LMPI
30 November
1972 17
Oktober 1994
Peralatan dapur dari logam dan produk
sejenis serta industri kaleng dan produk
sejenis
126 Semen
Baturaja Persero Tbk.
SMBR 14
November 1974
19 Juni 2013
Produksi Semen
127 Steel Pipe
Industry of Indonesia Tbk.
ISSP 30 Januari
1971 13
Febuari 2013
Industri logam besi dan baja
128 Sri Rejeki
Isman Tbk. SRIL
22 Mei 1978
07 Juni 2013
Industri tekstil 129
Tiga Pilar sejahtera Food
Tbk. AISA
26 Januari 1990
14 Mei 1997
Usaha bidang perdagangan,
perindustrian, peternakan,
perkebunan, pertanian, perikanan
dan jasa
130 Prasidha
Aneka Niaga Tbk.
PSDN 16 April
1974 01 Januari
1994 Pengolah hasil bumi
131 Unilever
Indonesia Tbk. UNVR
05 Desember
1933 16
November 1982
Pembuatan dan pemasaran barang-
barang konsumsi
132 Kedawung
Setia Industrial Tbk.
KDSI 09 Januari
1973 28 Juni
1986 Pengolahan logam
besi dan peralatan aluminium
Universitas Sumatera Utara
75
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif
Untuk memberikan gambaran informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini, maka digunakan tabel statistik deskriptif. Tabel statistik deskriptif ini
meliputi rata-rata mean, jumlah data N, dan standar deviasi dari 4 empat
variabel independen yaitu kepemilikan blockhoder, arus kas bebas untuk
perusahaan, ukuran perusahaan dan set kesempatan investasi yang mempengaruhi kebijakan utang perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia. Hasil analisis statistik deskriptif disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DER
264 -31,04
70,83 1,5395
5,61342 OCK
264 25,00
98,96 74,02128
16,372928 FCFF
264 -19856308
16776625 -978571,23719 3883826,32961
SIZE 264
45208 236029000 7709075,24621 22953507,3779
PBV 264
-4,32 46,63
2,5385 5,86841
lid N listwise 264
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Dilihat dari Tabel 4.2 pada variabel DER nilai tiga terbesar dimiliki oleh perusahaan yang pertama Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. pada tahun 2013
sebesar 70,83 kali lalu diikuti dengan perusahaan yang kedua oleh Alam Karya Unggul Tbk. pada tahun 2014 dan perusahaan ketiga oleh Alam Karya
Unggul Tbk pada tahun 2013. Penyebab nilai DER yang sangat besar ini adalah perusahaan yang mengalami kerugian dengan nilai ekuitas sangat
Universitas Sumatera Utara
76
rendah dan negatif serta tidak mengalami keuntungan selama periode penelitian yang dapat dilihat di lampiran penelitian ini.
Nilai DER tiga terendah dialami oleh perusahaan pertama yaitu Apac Citra Centertex Tbk. pada tahun 2013, tingkat kedua terendah yaitu dengan
perusahaan yang sama Apac Citra Centertex pada tahun 2013 pada tahun 2013 dan perusahaan ketiga serta yang paling rendah selama periode penelitian
adalah perusahaan Merck Sharp Dohme Tbk. pada tahun 2014 dengan nilai sebesar -31,04 kali. Rendahnya nilai DER disebabkan hal yang sama dengan
besarnya nilai DER yang tidak wajar yaitu sangat minim bahkan cenderung bernilai negatif baik ekuitas dan mengalami kerugian dimana datanya dapat
dilihat pada lampiran penelitian ini. Dapat disimpulkan baik besar nilai DER yang sangat tidak wajar dan rendahnya nilai DER yang juga sangat tidak wajar
tidak menyebkan hal yang baik pada perusahaan dan bahkan memicu kerugian pada perusahaan.
Nilai standard deviation pada variabel DER adalah sebesar 5,613 kali dan
nilai rata-rata meansebesar 1,539 kali. Nilai standard deviasi lebih besar
daripada rata-rata memberi arti bahwa variabel DER tidak berdistribusi dengan baik.
Pada tabel yang sama, nilai variabel BLOCK tiga terbesar yaitu yang pertama dimiliki oleh perusahaan Bentoel Internasional Investama Tbk. pada tahun
2013 dan 2014 sebesar 98,96, perusahaan kedua yaitu Tifico Fibers Indonesia Tbk. pada tahun 2013 dan 2014 dan perusahaan yang ketiga yaitu Sumi Indo
Kabel Tbk. pada tahun 2013. Besarnya persentasi kepemilikan blockholder di
Universitas Sumatera Utara
77
tiga perusahaan tersebut yaitu dimiliki oleh perusahaan institusional dan sangat kecil dimiliki oleh saham publik.
Persentasi kepemilikan blockholer tiga perusahaan terendah dimiliki oleh
perusahaan Kertas Basuki Rahmat Tbk. pada tahun 2013, yang kedua dimiliki oleh Mayora Indah Tbk. dan perusahaan dengan persentasi terendah dimiliki
oleh Multi Prima Sejahtera Tbk. sebesar 25,00. Rendahnya persentasi kepemilikan
blockholder dikarenakan kepemilikan saham publik yaitu dibawah 5 lebih besar dibagikan perusahaan dibandingkan dengan pihak
yang memiliki saham diatas 5. Nilai
standard deviationdari variabel blockholder sebesar 16,373 dan nilai rata-rata
mean sebesar 74,021. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata memberi arti bahwa variabel
blockholder terdistribusi dengan baik.
Pada tabel yang sama, variabel arus kas bebas untuk perusahaan FCFF nilai tiga terbesar dialami oleh perusahaan yang pertama yaitu Semen Indonesia
Tbk. pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.16.776.626 Juta perusahaan kedua dialami oleh perusahaan Duta Pertiwi Nusantara Tbk. dan yang ketiga adalah
Asia Pacific Fibers Tbk. besarnya nilai arus kas bebas yaitu peningkatan arus kas yang disebabkan oleh kinerja perusahaan yang baik pada Semen Indonesia
Tbk. dan modal kerja yang menurun tajam www.bisnis.liputan6.com
. Arus kas bebas untuk perusahaan tiga terendah dimiliki oleh yang pertama
yaitu Gudang Garam Tbk. pada tahun 2013, perusahaan kedua dimiliki oleh perusahaan yang sama yaitu Gudang Garam Tbk. pada tahun 2014 dan yang
Universitas Sumatera Utara
78
terendah dimiliki oleh Semen Indonesia Tbk. pada tahun 2014. Meskipun pada tahun sebelumnya nilai arus kas bebas untuk perusahaan Semen
Indonesia Tbk. menjadi yang terbesar namun pada tahun 2014 mengalami penurunan yang sangat derastis menjadi
–Rp.19.856.309 Juta, hal ini disebabkan oleh perusahaan memberikan dividen yang sangat besar untuk
tahun 2013 dan juga adanya perencanaan pengeluaran modal besar yang akan dilakukan, modal kerja yang menurun serta arus kas yang menurun
tajam www.semenindonesia.com
. Nilai
standard deviationarus kas bebas untuk perusahaan FCFF yaitu sebesar Rp.3.883.826,3296 Juta dan nilai rata-rata
mean variabel arus kas bebas untuk perushaan FCFF sebesar Rp 3.883.826,329 Juta. Nilai standar deviasi
lebih besar dari nilai rata-rata memberi arti bahwa variabel FCFF tidak terdistribusi dengan baik.
Pada tabel yang sama, variabel ukuran perusahaan SIZE peringkat tiga terbesar dimiliki oleh Astra Internasional Tbk. pada tahun 2014 sebesar
Rp.236.029.000 Juta, kedua yaitu perusahaan yang sama Astra Internasional Tbk. pada tahun 2013 dan ketiga dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk.
pada tahun 2013. Nilai ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aktiva sangat besar ini disebabkan oleh ketiga perusahaan ini memiliki
entititas anak perusahaan yang banyak dan merupakan perusahaan yang sangat besar.
Ukuran perusahaan tiga terendah dimiliki oleh Siwani Makmur Tbk. pada tahun 2013, kedua yaitu perusahaan yang sama dimiliki oleh Siwani Makmur
Universitas Sumatera Utara
79
Tbk. pada tahun 2014 dan yang paling terendah dimiliki oleh perusahaan Alam Karya Unggul Tbk. pada tahun 2013 sebesar Rp.45.208 Juta. Nilai total
aktiva yang rendah dibandingkan dengan perusahaan lain disebabkan oleh penurunan kinerja perusahaan yang sangat derastis dari perusahaan
www.neraca.co.id .
Nilai standard
deviationvariabel ukuran
perusahaan sebesar
Rp.222.953.507,378 Juta dan nilai rata-rata meansebesar Rp.7.709.075,246
Juta. Nilai standard deviasi lebih besar dari nilai rata-rata memberi arti bahwa variabel ukuran perusahaan tidak terdistribusi dengan baik.
Pada tabel yang sama, nilai PBV tiga terbesar dimiliki perusahaan Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 2013 sebesar 46,63 kali diikut dengan perusahaan
Multi Bintang Indonesia pada tahun 2014 dan ketiga dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 2014. Besarnya nilai PBV disebabkan
oleh harga saham yang sangat tinggi di pasar modal. Nilai tiga terendah PBV dialami oleh perusahaan Merck Sharp Dohme Pharma
Tbk. pada tahun 2014 yaitu sebesar -2,38 kali di peringkat kedua yaitu Bentoel Internasional Investama Tbk. pada tahun 2014 dan yang paling terendah
dialami oleh Apac Citra Centertex Tbk. pada tahun 2013 dengan nilai PBV sebesar -4,32. Nilai PBV negatif disebabkan oleh ekuitas ketiga perusahaan
tersebut negatif. Nilai
standard deviationvariabel PBV sebesar 5,868 dan nilai rata-rata sebesar 2,538. Nilai
standard deviation lebih besar dari nilai rata-rata meanmemberi arti bahwa variabel PBV tidak terdistribusi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
80
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data telah mengikuti atau mendekati distribusi normal.Data yang baik adalah
data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Cara yang digunakan untuk mendeteksi
apakah data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan pendekatan histogram, grafik, dan
Kolmogorov-Smirnov.
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data Histogram
Berdasarkan histogram pada Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa data tidak terdistribusi normal. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan data yang
tidak normal dengan cara melakukan transformasi data dengan mengubah data menjadi Logaritma natural Ln. Setelah variabel DER, BLOCK, FCFF, Total
Universitas Sumatera Utara
81
Aset dan PBV dilakukan transformasi dilakukan analisis data yang kedua, hasil histogram tampak seperti Gambar 4.2 berikut ini:
Sumber : Hasil penelitian 2016 data diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data Histogram
Berdasarkan histogram pada Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa data variabel berdistribusi normal.Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang
tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan kurvanya berbentuk lonceng. Cara lain untuk menguji normalitas data dengan grafik yakni dengan
melihat penyebaran data titik pada garis diagonal dari grafik normalitas Normal P-P Plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistiribusi normal. Namun, jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat
disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
82
Sumber : Hasil penelitian 2016 data diolah
Gambar 4.3 Hasil Uji NormalitasNormal P-P Plot
Berdasarkan grafik normal probability plot pada Gambar 4.3 dapat
diketahui bahwa titik-titik mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang
garis diagonal tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov 1 sample K-S yang hasilnya tampak pada Tabel 4.3
berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
83
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
264 Normal Parameters
a,b
an ,0000000
Std. Deviation 2,16783053
st Extreme Differences solute
,053 sitive
,037 Negative
-,053 lmogorov-Smirnov Z
,865 ymp. Sig. 2-tailed
,442 Test distribution is Normal.
Calculated from data.
Sumber : Hasil penelitian 2016 data diolah
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov 1 sample K-S pada Tabel 4.3
menunjukkan besarnya nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,442 berada di atas nilai signifikan 0,05 dan nilai
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,865lebih kecil dari 1,97. Hal ini berarti data terdistribusi normal, sehingga dari uji ini
menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen satu dengan yang lainnya. Uji ini dilakukan dengan melihat
collinearity statistics dan koefisien korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance variable dan
Variance Inflation Factor VIF. Dengan ketentuan jika VIF 10 atau
Universitas Sumatera Utara
84
tolerance 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian statistik multikolinieritas tampak pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Berdasarkan dari hasil perhitungan nilai VIF, tidak satupun variabel independen yang memiliki lebih dari 10, karena nilai VIF tertinggi sebesar
1,952 dan nilai tolerance seluruh variabel independen menunjukkan hasil
lebih dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel independen.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heterodeksitas dapat dilakukan dengan cara Uji
Glesjer, yaitu dengan mengabsolutkan nilai residual kemudian meregresikan dengan variabel independen. Jika variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heterodeksitas. Jika probabilitas signifikannya di atas
Coefficients
a
del Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
Constant 3,870
2,885 1,341
,181 _BLOCK
,304 ,277
,067 1,100
,273 ,957
1,045 _FCFF
-,195 ,050
-,325 -3,929
,000 ,525
1,905 _SIZE
,217 ,060
,303 3,626
,000 ,512
1,952 _PBV
,054 ,056
,058 ,952
,342 ,959
1,042 Dependent Variable: Ln_DER
Universitas Sumatera Utara
85
tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012. Hasil uji glesjer
ditunjukkan pada Tabel 4.5berikut : Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser
Variabel dependen ABSUt
Coefficients
a
del Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta Constant
1,025E-013 2,885
,000 1,000
_BLOCK ,000
,277 ,000
,000 1,000
_FCFF ,000
,050 ,000
,000 1,000
_SIZE ,000
,060 ,000
,000 1,000
_PBV ,000
,056 ,000
,000 1,000
Dependent Variable: ABSUt
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel independen yang terdiri Ln_Block, Ln_FCFF, Ln_Size dan Ln_PBV memiliki
tingkat signifikansi lebih besar dari tingkat signifikan 5 α =0,05 Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi penelitian ini.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan penggangggu pada periode t-1 sebelumnya. Cara mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji
The Run Test. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
86
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
st Value
a
-,03489 Cases Test Value
132 Cases = Test Value
132 tal Cases
264 Number of Runs
118 -1,850
ymp. Sig. 2-tailed ,064
Median
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai test
adalah -0,3489 dan nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,064 lebih besar daripada α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual bersifat random
atau tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif pada model regresi penelitian ini.
4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan variabel independen X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
berupa variabel Kepemilikan
blockholder,arus kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan, dan set kesempatan investasi terhadap variabel dependen yaitu
kebijakan utang Y. Hasil regresi linear berganda tampak pada Tabel 4.7 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
87
Tabel 4.7 Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
del Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta Constant
3,870 2,885
1,341 ,181
_BLOCK ,304
,277 ,067
1,100 ,273
_FCFF -,195
,050 -,325
-3,929 ,000
_SIZE ,217
,060 ,303
3,626 ,000
_PBV ,054
,056 ,058
,952 ,342
Dependent Variable: Ln_DER
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 kolom Understandardized Coefficients bagian
B Beta diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.
Y= 3,870+ 0.304X
1
–0,195X
2
+0,217X
3
+ 0,054X
4
+ ℮ Dari persamaan regresi linear berganda, maka dapat diinterpretasikan beberapa
hal antara lain: 1. Nilai konstanta persamaan tersebut adalah sebesar 3,870 yang
menunjukkan bahwa apabila semua variabel independen yaitu BLOCK,
FCFF, SIZE dan DPR dianggap konstan atau nol, maka nilai dari
kebijakan utang adalah sebesar 3,87. 2. Variabel kepemilikan
blockholder berpengaruh positif terhadap kebijakan utang dengan nilai koefisien sebesar 0,304. Artinya jika persentase
kepemilikan blockholder naik sebesar 1, maka kebijakan utang akan
mengalami kenaikan sebesar 0,304 atau 30,4 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan.
Universitas Sumatera Utara
88
3. Variabel arus kas bebas untuk perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan utang dengan nilai koefisien sebesar
– 0,195. Artinya jika arus kas bebas untuk perusahaan naik sebesar 1, maka kebijakan utang akan
mengalami penurunan sebesar 0,195 atau 19,5 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan.
4. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan utang dengan nilai koefisien sebesar 0,268. Artinya jika ukuran perusahaan naik
sebesar 1, maka kebijakan utang akan mengalami kenaikan sebesar 0,268 atau 26,8 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan.
5. Variabel set kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap kebijakan utang dengan nilai koefisien sebesar0,054. Artinya jika set kesempatan
investasi naik sebesar 1, maka kebijakan utang akan mengalami kenaikan sebesar 0,054 atau 5,4 dengan asumsi nilai variabel lain
dianggap konstan.
4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Uji Serempak Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kriteria
jika F
hitung
F
tabel
dan jika tingkat signifikansinya di bawah 0,05 maka variabel independen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Hasil uji F tampak pada Tabel 4.8 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
89
Tabel 4.8 Hasil Hipotesis Secara Serempak Uji F
ANOVA
a
del Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Regression 95,439
4 23,860
5,000 ,001
b
Residual 1235,966
259 4,772
tal 1331,405
263 Dependent Variable: Ln_DER
Predictors: Constant, Ln_PBV, Ln_BLOCK, Ln_FCFF, Ln_SIZE
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai F
hitung
sebesar 5,000 sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan α = 5 adalah 2,406496. Nilai F
hitung
5,000 F
tabel
2,406496 dengan tingkat siginifikansi 0,001 Dengan demikian berarti H ditolak dan H
1
diterima, atau dapat dinyatakan kepemilikan blockholder, arus
kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan dan set kesempatan investasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.
4.3.2 Uji Hipotesis Secara Parsial Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial yang terdiri atas kepemilikan
blockholder,arus kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan dan set kesempatan investasi
terhadap kebijakan utang. Dengan kriteria jika t
hitung
t
tabel
atau -t
hitung
– t
tabel
dan jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka variabel independen secara parsial berpengaruh siginifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t
dapat kita lihat pada Tabel 4.9 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
90
Tabel 4.9 Hasil Hipotesis SecaraParsialUji t
Coefficients
a
del Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta Constant
3,870 2,885
1,341 ,181
_BLOCK ,304
,277 ,067
1,100 ,273
_FCFF -,195
,050 -,325
-3,929 ,000
_SIZE ,217
,060 ,303
3,626 ,000
_PBV ,054
,056 ,058
,952 ,342
Dependent Variable: Ln_DER
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Hasil uji t pada Tabel 4.9 diperoleh t
tabel
pada taraf nyata 5 untuk uji dua arah α2 = 0,052 = 0,0025 dengan derajat bebas df= n-k = 264-4 = 260
adalah 1,96913.Dengan demikian hasil uji t secara parsial dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Variabel kepemilikan blockholder X
1
terhadap kebijakan utang Y menunjukan signifikansi 0,2730,05 dengan t
hitung
1,100 t
tabel
1,96136. Maka disimpulkan kepemilikan
blockholder tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang.
Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi BLOCK yaitu 0,304 yang berarti positif. Dengan demikian dapat disimpulkan
secara pasrisal kepemilikan blockholder berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.
Universitas Sumatera Utara
91
2. Variabel arus kas bebas untuk perusahaan X
2
terhadap kebijakan utang Y menunjukkan signifikansi 0,000 0,005 dengan t
hitung
-3,929 -t
tabel
- 1,96913. Maka disimpulkan arus kas bebas untuk perusahaan berpengaruh
secara signifikan terhadap kebijakan utang. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi FCFF
yaitu -0,195 yang berarti berpengaruh negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan secara parsial arus kas bebas untuk perusahaan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.
3. Variabel ukuran perusahaan X
3
terhadap kebijakan utang Y menunjukkan signifikansi 0,000 0,05 dan t
hitung
3,626 t
tabel
1,96913. Maka disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap kebijakan utang. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi SIZE
yaitu 0,217 yang berarti berpengaruh positif. Dengan demikian dapat disimpulkan secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.
4. Variabel set kesempatan investasi X
4
terhadap kebijakan utang Y menunjukkan signifikansi 0,342 0,05 dengan t
hitung
0,952 t
tabel
1,96913. Maka disimpulkan bahwa set kesempatan investasi tidak berpengaruh
secara tidak signifikan terhadap kebijakan utang.
Universitas Sumatera Utara
92
Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi PBV yaitu 0,054 yang bearti berpengaruh positif. Dengan demikian secara parsial set
kesempatan investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2014.
4.3.3 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R
2
terletak antara 0 sampai dengan 1 0 ≤ R
2
≤1.Jika variabel dalam penelitian lebih dari dua variabel maka yang dipakai adalah
Adjusted R Square. Semakin tinggi nilai
Adjusted R Square, maka semakin baik model regresi, karena menandakan bahwa kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen semakin besar. Hasil koefisien determinasi R
2
tampak pada Tabel
4.10 berikut ini: Tabel 4.10
Hasil Koefisien Determinasi R
2 Model Summary
b
del R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
,268
a
,072 ,057
2,18451 Predictors: Constant, Ln_PBV, Ln_BLOCK, Ln_FCFF, Ln_SIZE
Dependent Variable: Ln_DER
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Hasil koefisien determinasi R
2
pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai
Adjusted R Square sebesar 0,057 atau 5,7 dan R square sebesar 0,072
Universitas Sumatera Utara
93
atau 7,2 Hal ini menunjukkan bahwa 5,7 kebijakan utang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2014 dipengaruhi oleh
keempat variabel independen yang digunakan yaitu kepemilikan blockholder,
arus kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan dan set kesempatan investasi. Sisanya 94,3 100-5,3 dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
4.4 Pembahasan 4.4.1 Pengaruh Kepemilikan Blockholder terhadap Kebijakan Utang