Jenis Data Metode Pengumpulan Data berikut ini: Tabel

51

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory ICMD.Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sifat data ini adalah data time series. Penelitian ini mengambil data 132 perusahaan manufaktur di Indonesia selama 2 tahun periode pengamatan.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pengumpulan data historis documentary-historical. Langkah-langkah yang diambil dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan kategori dan klasifikasi bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu kepemilikan blockholder, arus kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan, set kesempatan investasi dan kebijakan utang perusahaan. 2. Studi Pustaka Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku, dan penelitian terdahulu. Universitas Sumatera Utara 52 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian. Analisis deskriptif meliputi nilai rata- rata, jumlah data, dan standard deviasi dari kepemilikan blockholder, arus kas bebas untuk perusahaan, total aset sebagai pengukur ukuran perusahaan , price book value PBV sebagai pengukur set kesempatan investasi dan debt to equity ratio DER kebijakan utang perusahaan.

3.8.2 Metode Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas X dengan variabel terikat Y. Analisis linear berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung. Dalam analisis linear berganda juga memerlukan pengujian asumsi klasik yang diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolineritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE Best Linear Unbiased Estimator yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, multikolineritas, autokorelasi Situmorang dan Lutfi, 2014:166. Tujuannya adalah agar hasil Universitas Sumatera Utara 53 penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien.Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Dimana: Y = Kebijakan Utang a = Konstanta X 1 = Kepemilikan Blockholder X 2 = Arus Kas Bebas Untuk Perusahaan X 3 = Ukuran Perusahaan X 4 = Set Kesempatan Investasi b 1 = Koefisien Regresi Kepemilikan Blockholder b 2 = Koefisien Regresi Arus Kas Bebas untuk Perusahaan b 3 = Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan b 4 = Koefisien Regresi Set Kesempatan Investasi e = Standar error 3.9Uji Asumsi Klasik Sebagai konsekuensi dari penggunaan analisis statistik parametrik yaitu analisis regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik Sangadji dan Sophia, 2010.Hal ini dimaksudkan untuk menguji bahwa tidak terdapat bias pada nilai estimator dari model yang digunakan dalam penelitian. Pengujian ini dilakukan agar mendapatkan model persamaan regresi yang baik Universitas Sumatera Utara 54 dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bisa sesuai dengan BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS. Uji klasik ini dapat dikatakan sebagai kriteria ekometrika untuk melihat apakah hasil estimasi memenuhi dasar linier klasik atau tidak. Setelah data dipastikan bebas dari penyimpangan asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis yakni uji individual uji t, pengujian secara serentak uji F, dan koefisien determinasi R 2 . Uji klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah model regresi dalam penelitian antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal ataukah tidak. Untuk dapat dianalisis, data harus berdistribusi normal atau mendekati normal yaitu distribusi dengan data bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Cara menguji normalitas data dapat dilihat dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas data dengan pendekatan histogram dapat dilihat dengan kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satunya adalah bahwa mean, mode, dan Universitas Sumatera Utara 55 median pada tempat yang sama. Pada pendekatan histogram variabel berdistribusi normal jika dapat ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Pada pendekatan grafik, uji normalitas dapat dilihat dari titik-titik disepanjang garis diagonal. Jika pada scattler plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Sedangkan pendekatan Kolmogorov- Smirnov digunakan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Nilai kolmogorov smirnov Z lebih kecil dari 1,97 berarti data dikatakan normalSitumorang dan Lufti, 2014:121. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut: 1. Jika p 0.05 maka distribusi data tidak normal 2. Jika p 0.05 maka distribusi data normal Cara mengatasi data tidak normal antara lain: 1. Melakukan transformasi data misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritmaLog atau natural Ln. 2. Menambah jumlah data. 3. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data. 4. Menerima data apa adanya.

3.9.2 Uji Multikolinieritas

Model multiple regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel independen karena akan menyebabkan nilai koefisien regresi berfluktuasi tinggi sehingga mengurangi keyakinan akan Universitas Sumatera Utara 56 hasil pengujian. Karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap data sampel, apakah terjadi multikolinieritas atau tidak Indrawati, 2015. Jika terdapat nilai korelasi diantara variabel independen adalah satu maka koefisiennya : a koefisien untuk nilai-nilai regresi tidak dapat diperkirakan b nilai standard error dari setiap nilai koefisien regresi menjadi nilai yang tak terhingga. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari 1 Nilai tolerance TOL dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF=1 Tolerance. Nilai Cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF10. Cara mengatasi multikolonieritas adalah a transformasi variabel. Jika terlihat pada model awal dengan adanya gejala multikolonieritas maka dapat dilakukan transformasi variabel yang bersangkutan kedalam bentuk logaritma natural atau bentuk-bentuk tranformasi lainnya, sehingga nilai t hitung yang dihasilkan secara individu variabel independen dapat secara signifikan mempengaruhi variabel terikat, b Meningkatkan jumlah data sampel. Dengan adanya peningkatan jumlah data sampel diharapkan mampu menurunkan standar error disetiap variabel independen dan akan diperoleh yang benar-benar bisa menaksirkan koefisien regresi secara tepat.

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang Universitas Sumatera Utara 57 lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi hetrokedastisitas Indrawati, 2015.

3.9.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya Situmorang dan Lufti ¸ 2014: 134. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan The Run Test. Metode ini diperkenalkan oleh Geary sebagai uji nonparametrik dengan tanda positif dan negatif. Kaidah keputusan dari metode ini adalah; tidak menolak hipotesis nol jika taksiran R berada pada jarak interval; dan menolak hipotesis nol jika taksiran R berada diluar batas interval Situmorang dan Lutfi, 2014:136

3.10 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, yaitu melalui pengujian hipotesis yang terdiri dari uji secara serempak uji F, uji secara parsial uji t dan koefisien determinasi R 2 . Universitas Sumatera Utara 58

3.10.1 Uji Hipotesis Secara Serempak Uji-F

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan uji-F. Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas variabel independent mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat variabel dependent. Bentuk pengujiannya adalah: 1. H ;b i = b 2 = b 3= b 4 , =0; Secara simultan Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas Untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaandan Set Kesempatan Investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap Debt to Equity Ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2. H 1 ; minimal satu b i ≠0; Secara simultan Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas Untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity Ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kriteria Pengujian : Jika nilai –F tabel ≤ F hitung ≤F tabel pada α = 0,05, H tidak ditolak dan H 1 ditolak Jika nilai F hitung -F tabel danF hitung F tabel pada α = 0,05, H ditolak dan H 1 diterima

3.10.2 Uji Hipotesis Secara Parsial Uji-t

Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas Untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaandan Set Kesempatan Investasi terhadap Debt to Equity Ratio DER atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh yang Universitas Sumatera Utara 59 paling dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut: 3. H : b i = 0, artinya Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Debt to Equity Ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 4. H 1 : b i ≠ 0, artinya Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaandan Set Kesempatan Investasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity Ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut: Jika nilai –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel pada α = 0,05, H tidak ditolak dan H 1 ditolak Jika nilai t hitung -t tabel dan t hitung t tabel pada α = 0,05, H ditolak dan H 1 diterima.

3.10.3 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama- sama. Range nilai dari koefisien determinasi adalah 0 ≤ R 2 ≤ 1 Situmorang dan Lufti, 2012: 163. Semakin banyak variabel independen ditambahkan ke dalam model, maka R 2 akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap model. Fungsi dari Adjusted R Square adalah mengurangi Universitas Sumatera Utara 60 keraguan tersebut. Nilai Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square maka akan semakin baik bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar. Universitas Sumatera Utara 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Singkat Industri Manufaktur

Industri manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses transformasi bahan mentah menjadi bahan jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integerasi komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri seperti produsen semi konduktor dan baja, juga menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. Karakteristik utama industri manufaktur adalah mengolah sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktifitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai 3 kegiatan utama Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik 2002: a. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku; b. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku; c. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi; d. Ketiga kegiatan utama tersebut harus tercemin dalam laporan keuangan perusahaan pada perusahaan infustri manufaktur. Universitas Sumatera Utara 62

4.1.1 Profil Perusahaan Manufaktur

Jumlah populasi sasaran penelitian ini sebanyak 84 perusahaan. Profil masing-masing perusahaan yang masuk dalam sektor Industri Dasar dan Kimia, sektor Bermacam-macam Industri dan sektor Barang-Barang Konsumer Industri di Bursa Efek Indonesia yang menjadi populasi sasaran adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 1 Holcim Indonesia Tbk. SMCB 15 Juni 1971 10 Agustus 1977 Industri semen 2 Indocemen Tunggal Perkasa Tbk. INTP 16 Januari 1965 05 Desember 1989 Industri semen 3 Semen Indonesia Tbk. SMGR 25 Maret 1953 08 Juli 1981 Industri semen 4 Arwana Citra Mulia Tbk. ARNA 22 Februari 1993 17 Juli 2001 Produksi keramik, kaca dan porselen 5 Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG 07 Oktober 1971 08 November 1995 Produksi keramik, kaca dan porselen. 6 Intikeramik Alamsari Industri Tbk. IKAI 26 Juni 1991 18 Juli 2001 Produksi keramik, kaca dan porselen 7 Keramika Indonesia Asosiasi Tbk. KIAS 11 Januari 1991 08 Desember 1994 Produksi keramik, kaca dan porselen 8 Mulia Industrindo Tbk. MLIA 15 November 1986 17 Januari 1994 Produksi kemasan produk dalam kaca dan keramik Universitas Sumatera Utara 63 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 9 Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO 11 Juli 1977 30 Oktober 1990 Produksi produk berbahan logam dan perdagangan 10 Alakasa Industrindo Tbk. ALKA 21 Februari 1972 12 Juli 1990 Bergerak di usaha pengolahan barang- barang dari logam dan aluminium 11 Alumindo Light Metal Industri Tbk. ALMI 26 Juni 1978 2 Januari 1997 Bergerak di usaha pengolahan barang- barang dari logam dan aluminium 12 Betonjaya Manunggal Tbk. BTON 27 Februari 1975 18 Juli 2001 Produksi logam besi dan baja 13 Citra Tubindo Tbk. CTBN 28 Agustus 1983 1984 Produksi pipa baja dan aksesoris pipa 14 Gunawan Dianjaya Steel tbk. GDST 08 April 1989 23 Desember 2009 Produksi logam dan produk sejenisnya serta bergerak dalam hal dalam bidang industri penggilingan pelat baja 15 Indal Aluminium Industry Tbk. INAI 16 Juli 1971 05 Desember 1994 Pengolahan barang- barang dari logam dan aluminium 16 Jakarta Kyoe Steel Works Tbk. JKSW 07 Januari 1974 27 Juni 1997 Industri dan perdagangan besi beton 17 Jaya Pari Steel Tbk. JPRS 18 Juli 1973 04 Agustus 1989 Produksi logam dan sejenisnya 18 Krakatau Steel Tbk. KRAS 27 Oktober 1971 29 Oktober 2010 Industri baja 19 Lion Metal Works Tbk. LION 16 Agustus 1972 20 Agustus 1993 Produksi barang berbahan logam dan sejenisnya Universitas Sumatera Utara 64 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 20 Lionmesh Prima Tbk. LMSH 14 Desember 1982 04 Juni 1990 Industri pembuatan bahan-bahan konstruksi berupa jaring kawat baja, pagar mesh, bronjong, kolom praktis dan produk sejenis lainnya 21 Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO 26 September 1983 23 September 1986 Bergerak di usaha pengolahan barang- barang dari logam dan aluminium 22 Pelat Timah Nusantara Tbk. NIKL 19 Agustus 1982 04 Desember 2009 Indusrti baja 23 Saranacentral Bajatama Tbk. BAJA 04 Oktober 1993 21 Desember 2011 Memproduksi secara komersial untuk produk baja lapis seng 24 Tembaga Mulia Semaran Tbk. TBSM 3 Februari 1977 6 April 1990 Industri kawat tembaga 25 Barito Pacific Tbk. BRPT 04 April 1979 11 Agustus 1993 Industri petrokimia 26 Budi Starch Sweetener Tbk. BUDI 15 Januari 1979 08 Mei 1985 Pembuatan dan penjualan tepung tapioka, glukosa dan fruktosa, maltodextrin, sorbitol, asam sitrat, karung plastik, asam sulfat dan bahan- bahan kimia lainnya 27 Chandra Asri Petrochemical Tbk. TPIA 29 Februari 1988 26 Mei 2008 Industri petrokimia Universitas Sumatera Utara 65 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 28 Duta Pertiwi Nusantara Tbk. DPNS 18 Maret 1982 08 Agutsus 1990 Industri lem, barang- barang kimia dan pertambangan yang dipergunakan dalam proses produksi kayu lapis 29 Ekadharma International Tbk. EKAD 20 November 1981 14 Agustus 1990 Pembuatan dan pemasaran pita perekat berbahan kimia 30 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA 06 Maret 1992 16 Mei 1997 Bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit terpadu termasuk melaksanakan usaha dan barang-barang kimia lainnya 31 Indo Acidatama Tbk. SRSN 7 Desember 1982 11 Januari 1993 Bergerak dibidang industri agrokimia 32 Intanwijaya International Tbk. INCI 23 April 1982 24 Juli 1990 Bergerak dalam industri formalin dan perekat kayu dalam bentuk cair dan bubuk 33 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. SOBI 07 Februari 1983 03 Juli 1992 Industri kimia sorbitol 34 Unggul Indah Cahaya UNIC 07 April 1983 06 November 1989 Industri bahan kimia 35 Alam Karya Unggul Tbk. AKKU 5 April 2001 18 Oktober 2004 Bergerak dalam industri kemasan plastik dan industri bahan baku kemasan plastik, serta menjalankan usaha bidang perdagangan Universitas Sumatera Utara 66 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 36 Argha Karya Prima Industri Tbk. AKPI 7 Maret 1980 18 Desembe r 1992 Produksi dan distribusi kemasan plastik 37 Asiaplast Industries Tbk. APLI 5 Agustus 1992 01 Mei 2000 Meliputi bidang industri dan perdagangan lembaran plastik PVC dan kulit imitasi 38 Berlina Tbk. BRNA 18 agustus 1969 08 Novembe r 1989 Industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber 39 Champion Pacific Indonesia Tbk. IGAR 30 Oktober 1975 05 Novembe r 1990 Bergerak dalam bidang industri wadah dan kemasan dari bahan lain 40 Indopoly Swakarsa Industry Tbk. IPOL 24 Maret 1995 30 Juni 2010 Industri plastik 41 Lotte Chemical Titian Tbk. FPNI 09 Desember 1987 01 Januari 2002 Industri perdagangan plastic 42 Sekawan Intipratama Tbk. SIAP 05 Januari 1995 17 Oktober 2008 Industri plastik dan kemasa dan pertambangan batubara 43 Siwani Makmur Tbk. SIMA 07 Juni 1985 30 Maret 1994 Industri plastik peralatan rumah tangga 44 Trias Sentosa Tbk. TRST 23 November 1979 02 Juli 1990 Bergerak dalam bidang industri bahan kemasan untuk bermacam-macam barang 45 Yanaprima Hastaperada Tbk. YPAS 14 Desember 1995 5 Maret 2008 Bergerak dalam bidang industri karung plastik dan yang sejenisnya Universitas Sumatera Utara 67 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 46 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN 07 Januari 1972 18 Maret 1991 Industri makanan ternak serta pengolahannya 47 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. JPFA 18 Januari 1971 23 Oktober 1983 Pengolahan segala macam bahan untuk pembuatanproduksi bahan makanan hewan 48 Malindo Feedmill Tbk. MAIN 10 Juni 1997 20 Januari 2006 Bergerak di bidang peternakan dan industri pengeringan jagung 49 Sierad Produce Tbk. SIPD 06 September 1985 27 Desember 1996 Bergerak di bidang pengolahan makanan ternak 50 SLJ Global Tbk. SULI 14 April 1980 21 Maret 1994 Industri pengolahan kayu 51 Tirta Mahakam Resourcles Tbk. TIRT 21 April 1981 13 Desember 1999 Industri dan penjualan kayu lapis dan produk-produk kayu sejenis 52 Alkindo Naratama Tbk. ALDO 31 Januari 1989 12 Juli 2011 Manufaktur konversi kertas 53 Fajar Surya Wisesa Tbk. FASW 13 Juni 1987 19 Desember 1994 Manufaktur konversi kertas 54 Indah Kiat Pulp Paper Tbk. INKP 07 Desember 1976 01 Januari 1990 Industri kertas 55 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. KBRI 14 Februari 1978 11 Juli 2008 Manufaktur konversi kertas 56 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. TKIM 02 Oktober 1972 01 Januari 1990 Industri dan perdagangan bahan kimia 57 Suparma Tbk. SPMA 25 Agustus 1976 16 November 1994 Manufaktur konversi kertas dan kertas kemasan 58 Toba Pulp Lestari Tbk. INRU 26 April 1983 01 Januari 1990 Industri bubur kertas Universitas Sumatera Utara 68 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 59 Astra International Tbk. ASII 20 Februari 1957 04 April 1990 Otomotif dan komponennya 60 Astra Otoparts Tbk. AUTO 20 September 1991 15 Juni 1998 Otomotif dan komponennya 61 Gajah Tunggal Tbk. GJTL 24 Agustus 1951 15 Maret 1990 Pengembangan, pembuatan dan penjualan barang- barang otomotif dari karet 62 Indo Kordsa Tbk. BRAM 08 Juli 1981 20 Juli 1990 Manufaktur dan pemasaran ban 63 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR 26 Januari 1917 22 Desember 1980 Industri ban bermotor 64 Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 20 Maret 1987 15 November 1993 Otomotif dan komponennya 65 Indospring Tbk. INDS 05 Mei 1978 10 Agustus 1990 Otomotif dan komponennya 66 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN 07 Januari 1982 05 Februari 1990 Produksi manufaktur busi dan suku cadang kendaraan bermotor 67 Nipress Tbk. NIPS 24 April 1975 24 Juli 1991 Otomotif dan komponennya 68 Prima Alloy Steel Universal Tbk. PRAS 20 Februari 1984 12 Juli 1990 Produksi peralatan otomotif lain dari aluminium dan baja 69 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 19 Januari 1976 09 September 1996 Otomotif dan komponennya 70 Multistrada Arah Sarana Tbk. MASA 20 Juni 1988 18 Maret 2005 Industri pembuatan ban 71 Apac Citra Centertex Tbk. MYTX 10 Februari 1987 14 September 1989 Industri pembuatan tekstil Universitas Sumatera Utara 69 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 72 Argo Pantes Tbk. ARGO 12 Juli 1977 27 November 1990 Industri pembuatan tekstil 73 Asia Pacific Fibers Tbk. POLY 15 Februari 1984 14 Desember 1990 Industri kimia dan serat sintetis 74 Century Textile Industry PS Tbk. CNTX 22 Mei 1970 04 Mei 1979 Industri tekstil terpadu 75 Eratex Djaja Tbk. ERTX 12 Oktober 1972 14 Juli 1990 Industri tekstil terpadu 76 Ever Shine Textile Industry Tbk. ESTI 11 Desember 1973 04 September 1992 Industri dan perdagangan tekstil 77 Indo-Rama Synthetics Tbk. INDR 03 April 1974 12 Juni 1990 Usaha pemintalan benang 78 Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT 30 Mei 1988 18 Aril 2002 Perdagangan tekstil 79 Pan Brothers Tbk. PBRX 21 Agustus 1980 01 Januari 1990 Produksi garmen 80 Panasia Indo Resources Tbk. HDTX 06 April 1973 22 Maret 1990 Industri tekstil dan pertambangan 81 Polychem IndonesiaTbk. ADMG 25 April 1986 17 September 1993 Industri pembuatan polyester 82 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY 22 Desember 1987 22 Januari 1988 Industri pakaian jadi 83 Star Petrochem Tbk. STAR 19 Mei 2008 13 Juli 2011 Produksi dan erdagangan umum besar produk benang, kapas dan fiber 84 Sunson Textile Manufacturer Tbk. SSTM 18 November 1972 20 Agustus 1997 Industri tekstil Universitas Sumatera Utara 70 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 85 Tifico Fiber Indonesia Tbk. TFCO 25 Oktober 1973 01 Januari 1980 Industri pembuatan polyester 86 Trisula Internasional Tbk. TRIS 13 Desember 2004 15 Juni 2012 Industri pakaian jadi dan garmen 87 Primarindo Asia Infrastruktur Tbk. BIMA 01 Juli 1988 01 Januari 1994 Industri alas kaki 88 Sepatu Bata Tbk. BATA 15 Oktober 1931 06 Februari 1982 Produksi sepatu 89 Jembo Cable Company Tbk. JECC 17 April 1973 18 November 1982 industri kabel listrik, pembangunan sarana dan prasarana jaringan telekomunikasi, serta usaha penunjang ketenagalistrikan 90 Kabelindo Murni Tbk. KBLM 11 Oktober 1979 1 Juni 1992 Memproduksi bermacam-macam kabel dan produk- produk yang berhubungan dengan bahan bakunya 91 KMI Wire and Cable Tbk. KBLI 19 Januari 1972 06 Juli 1992 Memproduksi bermacam-macam kabel dan produk- produk yang berhubungan dengan bahan bakunya 92 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI 23 Juli 1981 01 Januari 1990 Industri kabel konduktor 93 Supreme Cable Manufacturing Comerce Tbk. SCCO 09 November 1970 20 Juli 1982 Memproduksi bermacam-macam kabel dan produk- produk yang berhubungan dengan bahan bakunya Universitas Sumatera Utara 71 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 94 Voksel Electric Tbk. VOKS 19 April 1971 20 Desember 1990 Memproduksi bermacam-macam kabel dan produk- produk yang berhubungan dengan bahan bakunya 95 Sat Nusapersada Tbk. PTSN 01 Juni 1990 08 November 2007 Perakitan alat alat elektronik 96 Delta djakarta Tbk. DLTA 15 Juni 1970 27 Februari 1984 Memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam 97 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP 2 September 2009 07 Oktober 2010 Memproduksi makanan ringan dan penyedap makanan 98 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 14 agustus 1990 14 Juli 1994 Memproduksi makanan dan minuman ringan dan olahan 99 Mayora Indah Tbk. MYOR 17 Februari 1977 04 Juli 1990 Memproduksi makanan dan minuman ringan 100 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 03 Juni 1929 01 Januari 1981 Industri bir dan minuman lainnya 101 Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI 08 Maret 1995 28 Juni 2010 Produksi makanan dan minuman 102 Sekar Bumi Tbk. SKBM 12 April 1973 18 September 1995 Usaha pengolahan hasil perikanan laut dan darat, hasil bumi dan peternakan 103 Sekar Laut Tbk. SKLT 19 Juli 1976 08 September 1983 Produksi makanan dan minuman ringan 104 Siantar Top Tbk. STTP 12 Mei 1987 25 November 1986 Produksi makanan dan minuman ringan 105 Tri Banyan Tirta Tbk. ALTO 03 Juni 1997 10 Juli 2012 Produksi makanan dan minuman ringan Universitas Sumatera Utara 72 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 106 Ultrajaya Milk Industry Trading Co Tbk. ULTJ 02 November 1971 02 Juli 1990 Produksi makanan dan minuman ringan 107 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA 09 Desember 1980 09 Juli 1996 Produksi bahan makanan 108 Bentoel Internasional Investama Tbk. RMBA 19 Januari 1979 01 Januari 1990 Industri dan perdagangan produk tembakau 109 Gudang Garam Tbk. GGRM 26 Juni 1958 27 Agustus 1990 Industri rokok 110 HM. Sampoerna Tbk. HMSP 27 Maret 1905 15 Agustus 1990 Industri rokok 111 Darya Varia Laboratoria Tbk. DVLA 05 November 1976 11 Novmber 1994 Manufaktur, perdagangan dan jasa atas produk-produk farmasi 112 Indofarma Persero Tbk. INAF 02 Januari 1996 17 April 2011 Memproduksi obat- obatan dan jasa farmasi 113 Kalbe Farma Tbk. KLBF 10 September 1996 30 Juli 1990 Manufaktur, perdagangan dan jasa atas produk-produk farmasi 114 Kimia Farma Persero Tbk. KAEF 23 Januari 1969 04 Juli 2001 Manufaktur, perdagangan dan jasa atas produk-produk farmasi, makanan dan minuman kesehatan dan apotek 115 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. SCPI 07 Maret 1972 08 Juni 1980 Pemasaran produk farmasi 116 Merk Tbk. MERK 14 Oktober 1970 2 Juli 1981 Memproduksi obat- obatan dan jasa farmasi tanpa resep Universitas Sumatera Utara 73 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 117 Pyridam Farma Tbk. PYFA 27 November 1976 16 Oktober 2001 Memproduksi dan pengembangan obat- obatan farmasi serta perdagangan alat-alat kesehatan 118 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. SQBB 08 Juli 1970 29 Maret 1983 Memproduksi dan pengembangan obat- obatan farmasi serta perdagangan alat-alat kesehatan 119 Akhasa Wira International Tbk. ADES 06 Maret 1985 13 Juni 1994 Memproduksi minuman dan produk komestika 120 Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC 02 Mei 1970 17 Juni 1994 Industri usaha farmasi 121 Mandom Indonesia Tbk. TCID 05 November 1959 30 September 1993 Produksi dan perdagangan kosmetika, wangi- wangian, bahan pembersih dan kemasan plastik termasuk bahan baku, mesin dan alat pembuatannya 122 Martina Berto Tbk. MBTO 01 Juni 1977 13 Januari 2011 Meliputi bidang manufaktur dan perdagangan jamu tradisional dan barang-barang kosmetika. 123 Mustika Ratu Tbk. MRAT 14 Maret 1978 27 Juli 1995 Pabrikasi, perdagangan dan distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, perawatan kecantikan Universitas Sumatera Utara 74 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan www.britama.com No Nama Perusahaan Kode Efek Tanggal Berdiri Tanggal IPO Kegiatan Perusahaan 124 Kedaung Indah Can Tbk. KICI 11 Januari 1974 28 Oktober 1983 Peralatan dapur dari logam dan produk sejenis serta industri kaleng dan produk sejenis 125 Langgeng Makmur Tbk. LMPI 30 November 1972 17 Oktober 1994 Peralatan dapur dari logam dan produk sejenis serta industri kaleng dan produk sejenis 126 Semen Baturaja Persero Tbk. SMBR 14 November 1974 19 Juni 2013 Produksi Semen 127 Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. ISSP 30 Januari 1971 13 Febuari 2013 Industri logam besi dan baja 128 Sri Rejeki Isman Tbk. SRIL 22 Mei 1978 07 Juni 2013 Industri tekstil 129 Tiga Pilar sejahtera Food Tbk. AISA 26 Januari 1990 14 Mei 1997 Usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa 130 Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN 16 April 1974 01 Januari 1994 Pengolah hasil bumi 131 Unilever Indonesia Tbk. UNVR 05 Desember 1933 16 November 1982 Pembuatan dan pemasaran barang- barang konsumsi 132 Kedawung Setia Industrial Tbk. KDSI 09 Januari 1973 28 Juni 1986 Pengolahan logam besi dan peralatan aluminium Universitas Sumatera Utara 75 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini, maka digunakan tabel statistik deskriptif. Tabel statistik deskriptif ini meliputi rata-rata mean, jumlah data N, dan standar deviasi dari 4 empat variabel independen yaitu kepemilikan blockhoder, arus kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan dan set kesempatan investasi yang mempengaruhi kebijakan utang perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis statistik deskriptif disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DER 264 -31,04 70,83 1,5395 5,61342 OCK 264 25,00 98,96 74,02128 16,372928 FCFF 264 -19856308 16776625 -978571,23719 3883826,32961 SIZE 264 45208 236029000 7709075,24621 22953507,3779 PBV 264 -4,32 46,63 2,5385 5,86841 lid N listwise 264 Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Dilihat dari Tabel 4.2 pada variabel DER nilai tiga terbesar dimiliki oleh perusahaan yang pertama Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. pada tahun 2013 sebesar 70,83 kali lalu diikuti dengan perusahaan yang kedua oleh Alam Karya Unggul Tbk. pada tahun 2014 dan perusahaan ketiga oleh Alam Karya Unggul Tbk pada tahun 2013. Penyebab nilai DER yang sangat besar ini adalah perusahaan yang mengalami kerugian dengan nilai ekuitas sangat Universitas Sumatera Utara 76 rendah dan negatif serta tidak mengalami keuntungan selama periode penelitian yang dapat dilihat di lampiran penelitian ini. Nilai DER tiga terendah dialami oleh perusahaan pertama yaitu Apac Citra Centertex Tbk. pada tahun 2013, tingkat kedua terendah yaitu dengan perusahaan yang sama Apac Citra Centertex pada tahun 2013 pada tahun 2013 dan perusahaan ketiga serta yang paling rendah selama periode penelitian adalah perusahaan Merck Sharp Dohme Tbk. pada tahun 2014 dengan nilai sebesar -31,04 kali. Rendahnya nilai DER disebabkan hal yang sama dengan besarnya nilai DER yang tidak wajar yaitu sangat minim bahkan cenderung bernilai negatif baik ekuitas dan mengalami kerugian dimana datanya dapat dilihat pada lampiran penelitian ini. Dapat disimpulkan baik besar nilai DER yang sangat tidak wajar dan rendahnya nilai DER yang juga sangat tidak wajar tidak menyebkan hal yang baik pada perusahaan dan bahkan memicu kerugian pada perusahaan. Nilai standard deviation pada variabel DER adalah sebesar 5,613 kali dan nilai rata-rata meansebesar 1,539 kali. Nilai standard deviasi lebih besar daripada rata-rata memberi arti bahwa variabel DER tidak berdistribusi dengan baik. Pada tabel yang sama, nilai variabel BLOCK tiga terbesar yaitu yang pertama dimiliki oleh perusahaan Bentoel Internasional Investama Tbk. pada tahun 2013 dan 2014 sebesar 98,96, perusahaan kedua yaitu Tifico Fibers Indonesia Tbk. pada tahun 2013 dan 2014 dan perusahaan yang ketiga yaitu Sumi Indo Kabel Tbk. pada tahun 2013. Besarnya persentasi kepemilikan blockholder di Universitas Sumatera Utara 77 tiga perusahaan tersebut yaitu dimiliki oleh perusahaan institusional dan sangat kecil dimiliki oleh saham publik. Persentasi kepemilikan blockholer tiga perusahaan terendah dimiliki oleh perusahaan Kertas Basuki Rahmat Tbk. pada tahun 2013, yang kedua dimiliki oleh Mayora Indah Tbk. dan perusahaan dengan persentasi terendah dimiliki oleh Multi Prima Sejahtera Tbk. sebesar 25,00. Rendahnya persentasi kepemilikan blockholder dikarenakan kepemilikan saham publik yaitu dibawah 5 lebih besar dibagikan perusahaan dibandingkan dengan pihak yang memiliki saham diatas 5. Nilai standard deviationdari variabel blockholder sebesar 16,373 dan nilai rata-rata mean sebesar 74,021. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata memberi arti bahwa variabel blockholder terdistribusi dengan baik. Pada tabel yang sama, variabel arus kas bebas untuk perusahaan FCFF nilai tiga terbesar dialami oleh perusahaan yang pertama yaitu Semen Indonesia Tbk. pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.16.776.626 Juta perusahaan kedua dialami oleh perusahaan Duta Pertiwi Nusantara Tbk. dan yang ketiga adalah Asia Pacific Fibers Tbk. besarnya nilai arus kas bebas yaitu peningkatan arus kas yang disebabkan oleh kinerja perusahaan yang baik pada Semen Indonesia Tbk. dan modal kerja yang menurun tajam www.bisnis.liputan6.com . Arus kas bebas untuk perusahaan tiga terendah dimiliki oleh yang pertama yaitu Gudang Garam Tbk. pada tahun 2013, perusahaan kedua dimiliki oleh perusahaan yang sama yaitu Gudang Garam Tbk. pada tahun 2014 dan yang Universitas Sumatera Utara 78 terendah dimiliki oleh Semen Indonesia Tbk. pada tahun 2014. Meskipun pada tahun sebelumnya nilai arus kas bebas untuk perusahaan Semen Indonesia Tbk. menjadi yang terbesar namun pada tahun 2014 mengalami penurunan yang sangat derastis menjadi –Rp.19.856.309 Juta, hal ini disebabkan oleh perusahaan memberikan dividen yang sangat besar untuk tahun 2013 dan juga adanya perencanaan pengeluaran modal besar yang akan dilakukan, modal kerja yang menurun serta arus kas yang menurun tajam www.semenindonesia.com . Nilai standard deviationarus kas bebas untuk perusahaan FCFF yaitu sebesar Rp.3.883.826,3296 Juta dan nilai rata-rata mean variabel arus kas bebas untuk perushaan FCFF sebesar Rp 3.883.826,329 Juta. Nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata memberi arti bahwa variabel FCFF tidak terdistribusi dengan baik. Pada tabel yang sama, variabel ukuran perusahaan SIZE peringkat tiga terbesar dimiliki oleh Astra Internasional Tbk. pada tahun 2014 sebesar Rp.236.029.000 Juta, kedua yaitu perusahaan yang sama Astra Internasional Tbk. pada tahun 2013 dan ketiga dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk. pada tahun 2013. Nilai ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aktiva sangat besar ini disebabkan oleh ketiga perusahaan ini memiliki entititas anak perusahaan yang banyak dan merupakan perusahaan yang sangat besar. Ukuran perusahaan tiga terendah dimiliki oleh Siwani Makmur Tbk. pada tahun 2013, kedua yaitu perusahaan yang sama dimiliki oleh Siwani Makmur Universitas Sumatera Utara 79 Tbk. pada tahun 2014 dan yang paling terendah dimiliki oleh perusahaan Alam Karya Unggul Tbk. pada tahun 2013 sebesar Rp.45.208 Juta. Nilai total aktiva yang rendah dibandingkan dengan perusahaan lain disebabkan oleh penurunan kinerja perusahaan yang sangat derastis dari perusahaan www.neraca.co.id . Nilai standard deviationvariabel ukuran perusahaan sebesar Rp.222.953.507,378 Juta dan nilai rata-rata meansebesar Rp.7.709.075,246 Juta. Nilai standard deviasi lebih besar dari nilai rata-rata memberi arti bahwa variabel ukuran perusahaan tidak terdistribusi dengan baik. Pada tabel yang sama, nilai PBV tiga terbesar dimiliki perusahaan Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 2013 sebesar 46,63 kali diikut dengan perusahaan Multi Bintang Indonesia pada tahun 2014 dan ketiga dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 2014. Besarnya nilai PBV disebabkan oleh harga saham yang sangat tinggi di pasar modal. Nilai tiga terendah PBV dialami oleh perusahaan Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. pada tahun 2014 yaitu sebesar -2,38 kali di peringkat kedua yaitu Bentoel Internasional Investama Tbk. pada tahun 2014 dan yang paling terendah dialami oleh Apac Citra Centertex Tbk. pada tahun 2013 dengan nilai PBV sebesar -4,32. Nilai PBV negatif disebabkan oleh ekuitas ketiga perusahaan tersebut negatif. Nilai standard deviationvariabel PBV sebesar 5,868 dan nilai rata-rata sebesar 2,538. Nilai standard deviation lebih besar dari nilai rata-rata meanmemberi arti bahwa variabel PBV tidak terdistribusi dengan baik. Universitas Sumatera Utara 80 4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data telah mengikuti atau mendekati distribusi normal.Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogorov-Smirnov. Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data Histogram Berdasarkan histogram pada Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa data tidak terdistribusi normal. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan data yang tidak normal dengan cara melakukan transformasi data dengan mengubah data menjadi Logaritma natural Ln. Setelah variabel DER, BLOCK, FCFF, Total Universitas Sumatera Utara 81 Aset dan PBV dilakukan transformasi dilakukan analisis data yang kedua, hasil histogram tampak seperti Gambar 4.2 berikut ini: Sumber : Hasil penelitian 2016 data diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data Histogram Berdasarkan histogram pada Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa data variabel berdistribusi normal.Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan kurvanya berbentuk lonceng. Cara lain untuk menguji normalitas data dengan grafik yakni dengan melihat penyebaran data titik pada garis diagonal dari grafik normalitas Normal P-P Plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistiribusi normal. Namun, jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 82 Sumber : Hasil penelitian 2016 data diolah Gambar 4.3 Hasil Uji NormalitasNormal P-P Plot Berdasarkan grafik normal probability plot pada Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa titik-titik mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov 1 sample K-S yang hasilnya tampak pada Tabel 4.3 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 264 Normal Parameters a,b an ,0000000 Std. Deviation 2,16783053 st Extreme Differences solute ,053 sitive ,037 Negative -,053 lmogorov-Smirnov Z ,865 ymp. Sig. 2-tailed ,442 Test distribution is Normal. Calculated from data. Sumber : Hasil penelitian 2016 data diolah Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov 1 sample K-S pada Tabel 4.3 menunjukkan besarnya nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,442 berada di atas nilai signifikan 0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,865lebih kecil dari 1,97. Hal ini berarti data terdistribusi normal, sehingga dari uji ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen satu dengan yang lainnya. Uji ini dilakukan dengan melihat collinearity statistics dan koefisien korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance variable dan Variance Inflation Factor VIF. Dengan ketentuan jika VIF 10 atau Universitas Sumatera Utara 84 tolerance 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian statistik multikolinieritas tampak pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Berdasarkan dari hasil perhitungan nilai VIF, tidak satupun variabel independen yang memiliki lebih dari 10, karena nilai VIF tertinggi sebesar 1,952 dan nilai tolerance seluruh variabel independen menunjukkan hasil lebih dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel independen.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heterodeksitas dapat dilakukan dengan cara Uji Glesjer, yaitu dengan mengabsolutkan nilai residual kemudian meregresikan dengan variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heterodeksitas. Jika probabilitas signifikannya di atas Coefficients a del Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant 3,870 2,885 1,341 ,181 _BLOCK ,304 ,277 ,067 1,100 ,273 ,957 1,045 _FCFF -,195 ,050 -,325 -3,929 ,000 ,525 1,905 _SIZE ,217 ,060 ,303 3,626 ,000 ,512 1,952 _PBV ,054 ,056 ,058 ,952 ,342 ,959 1,042 Dependent Variable: Ln_DER Universitas Sumatera Utara 85 tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012. Hasil uji glesjer ditunjukkan pada Tabel 4.5berikut : Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser Variabel dependen ABSUt Coefficients a del Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 1,025E-013 2,885 ,000 1,000 _BLOCK ,000 ,277 ,000 ,000 1,000 _FCFF ,000 ,050 ,000 ,000 1,000 _SIZE ,000 ,060 ,000 ,000 1,000 _PBV ,000 ,056 ,000 ,000 1,000 Dependent Variable: ABSUt Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel independen yang terdiri Ln_Block, Ln_FCFF, Ln_Size dan Ln_PBV memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari tingkat signifikan 5 α =0,05 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi penelitian ini.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangggu pada periode t-1 sebelumnya. Cara mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji The Run Test. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 86 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual st Value a -,03489 Cases Test Value 132 Cases = Test Value 132 tal Cases 264 Number of Runs 118 -1,850 ymp. Sig. 2-tailed ,064 Median Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai test adalah -0,3489 dan nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,064 lebih besar daripada α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif pada model regresi penelitian ini.

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel independen X 1 , X 2 , X 3 dan X 4 berupa variabel Kepemilikan blockholder,arus kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan, dan set kesempatan investasi terhadap variabel dependen yaitu kebijakan utang Y. Hasil regresi linear berganda tampak pada Tabel 4.7 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 87 Tabel 4.7 Hasil Regresi Linear Berganda Coefficients a del Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 3,870 2,885 1,341 ,181 _BLOCK ,304 ,277 ,067 1,100 ,273 _FCFF -,195 ,050 -,325 -3,929 ,000 _SIZE ,217 ,060 ,303 3,626 ,000 _PBV ,054 ,056 ,058 ,952 ,342 Dependent Variable: Ln_DER Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.8 kolom Understandardized Coefficients bagian B Beta diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut. Y= 3,870+ 0.304X 1 –0,195X 2 +0,217X 3 + 0,054X 4 + ℮ Dari persamaan regresi linear berganda, maka dapat diinterpretasikan beberapa hal antara lain: 1. Nilai konstanta persamaan tersebut adalah sebesar 3,870 yang menunjukkan bahwa apabila semua variabel independen yaitu BLOCK, FCFF, SIZE dan DPR dianggap konstan atau nol, maka nilai dari kebijakan utang adalah sebesar 3,87. 2. Variabel kepemilikan blockholder berpengaruh positif terhadap kebijakan utang dengan nilai koefisien sebesar 0,304. Artinya jika persentase kepemilikan blockholder naik sebesar 1, maka kebijakan utang akan mengalami kenaikan sebesar 0,304 atau 30,4 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan. Universitas Sumatera Utara 88 3. Variabel arus kas bebas untuk perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan utang dengan nilai koefisien sebesar – 0,195. Artinya jika arus kas bebas untuk perusahaan naik sebesar 1, maka kebijakan utang akan mengalami penurunan sebesar 0,195 atau 19,5 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan. 4. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan utang dengan nilai koefisien sebesar 0,268. Artinya jika ukuran perusahaan naik sebesar 1, maka kebijakan utang akan mengalami kenaikan sebesar 0,268 atau 26,8 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan. 5. Variabel set kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap kebijakan utang dengan nilai koefisien sebesar0,054. Artinya jika set kesempatan investasi naik sebesar 1, maka kebijakan utang akan mengalami kenaikan sebesar 0,054 atau 5,4 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan. 4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Uji Serempak Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kriteria jika F hitung F tabel dan jika tingkat signifikansinya di bawah 0,05 maka variabel independen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F tampak pada Tabel 4.8 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 89 Tabel 4.8 Hasil Hipotesis Secara Serempak Uji F ANOVA a del Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 95,439 4 23,860 5,000 ,001 b Residual 1235,966 259 4,772 tal 1331,405 263 Dependent Variable: Ln_DER Predictors: Constant, Ln_PBV, Ln_BLOCK, Ln_FCFF, Ln_SIZE Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai F hitung sebesar 5,000 sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan α = 5 adalah 2,406496. Nilai F hitung 5,000 F tabel 2,406496 dengan tingkat siginifikansi 0,001 Dengan demikian berarti H ditolak dan H 1 diterima, atau dapat dinyatakan kepemilikan blockholder, arus kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan dan set kesempatan investasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.

4.3.2 Uji Hipotesis Secara Parsial Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial yang terdiri atas kepemilikan blockholder,arus kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan dan set kesempatan investasi terhadap kebijakan utang. Dengan kriteria jika t hitung t tabel atau -t hitung – t tabel dan jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka variabel independen secara parsial berpengaruh siginifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat kita lihat pada Tabel 4.9 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 90 Tabel 4.9 Hasil Hipotesis SecaraParsialUji t Coefficients a del Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 3,870 2,885 1,341 ,181 _BLOCK ,304 ,277 ,067 1,100 ,273 _FCFF -,195 ,050 -,325 -3,929 ,000 _SIZE ,217 ,060 ,303 3,626 ,000 _PBV ,054 ,056 ,058 ,952 ,342 Dependent Variable: Ln_DER Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Hasil uji t pada Tabel 4.9 diperoleh t tabel pada taraf nyata 5 untuk uji dua arah α2 = 0,052 = 0,0025 dengan derajat bebas df= n-k = 264-4 = 260 adalah 1,96913.Dengan demikian hasil uji t secara parsial dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Variabel kepemilikan blockholder X 1 terhadap kebijakan utang Y menunjukan signifikansi 0,2730,05 dengan t hitung 1,100 t tabel 1,96136. Maka disimpulkan kepemilikan blockholder tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi BLOCK yaitu 0,304 yang berarti positif. Dengan demikian dapat disimpulkan secara pasrisal kepemilikan blockholder berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014. Universitas Sumatera Utara 91 2. Variabel arus kas bebas untuk perusahaan X 2 terhadap kebijakan utang Y menunjukkan signifikansi 0,000 0,005 dengan t hitung -3,929 -t tabel - 1,96913. Maka disimpulkan arus kas bebas untuk perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan utang. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi FCFF yaitu -0,195 yang berarti berpengaruh negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan secara parsial arus kas bebas untuk perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014. 3. Variabel ukuran perusahaan X 3 terhadap kebijakan utang Y menunjukkan signifikansi 0,000 0,05 dan t hitung 3,626 t tabel 1,96913. Maka disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan utang. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi SIZE yaitu 0,217 yang berarti berpengaruh positif. Dengan demikian dapat disimpulkan secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014. 4. Variabel set kesempatan investasi X 4 terhadap kebijakan utang Y menunjukkan signifikansi 0,342 0,05 dengan t hitung 0,952 t tabel 1,96913. Maka disimpulkan bahwa set kesempatan investasi tidak berpengaruh secara tidak signifikan terhadap kebijakan utang. Universitas Sumatera Utara 92 Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi PBV yaitu 0,054 yang bearti berpengaruh positif. Dengan demikian secara parsial set kesempatan investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.

4.3.3 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R 2 terletak antara 0 sampai dengan 1 0 ≤ R 2 ≤1.Jika variabel dalam penelitian lebih dari dua variabel maka yang dipakai adalah Adjusted R Square. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square, maka semakin baik model regresi, karena menandakan bahwa kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen semakin besar. Hasil koefisien determinasi R 2 tampak pada Tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b del R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate ,268 a ,072 ,057 2,18451 Predictors: Constant, Ln_PBV, Ln_BLOCK, Ln_FCFF, Ln_SIZE Dependent Variable: Ln_DER Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Hasil koefisien determinasi R 2 pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,057 atau 5,7 dan R square sebesar 0,072 Universitas Sumatera Utara 93 atau 7,2 Hal ini menunjukkan bahwa 5,7 kebijakan utang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2014 dipengaruhi oleh keempat variabel independen yang digunakan yaitu kepemilikan blockholder, arus kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan dan set kesempatan investasi. Sisanya 94,3 100-5,3 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. 4.4 Pembahasan 4.4.1 Pengaruh Kepemilikan Blockholder terhadap Kebijakan Utang

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 101

Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Arus Kas Bebas, dna Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014.

0 5 26

Pengaruh Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

Pengaruh Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 29

Pengaruh Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 1 57

Pengaruh Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 2 6

Pengaruh Kepemilikan Blockholder, Arus Kas Bebas untuk Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, SET KESEMPATAN INVESTASI, ARUS KAS BEBAS, KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR - Perbanas Institutional Repository

0 0 16