51
3.6 Jenis Data
Jenis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data  sekunder  yang diambil  dari  www.idx.co.id  dan
Indonesian  Capital  Market  Directory ICMD.Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam
suatu  skala  numerik.  Sifat  data  ini  adalah  data time  series.    Penelitian  ini
mengambil data 132 perusahaan manufaktur di Indonesia selama 2 tahun periode pengamatan.
3.7  Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan  metode  pengumpulan  data  historis
documentary-historical. Langkah-langkah  yang  diambil  dalam  pengumpulan  data  yang  berkaitan
dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Dokumentasi
Studi  dokumentasi  adalah  pengumpulan  data  yang  dilakukan  dengan kategori  dan  klasifikasi  bahan-bahan  yang  berhubungan  dengan  masalah
penelitian  yaitu  kepemilikan blockholder,  arus  kas  bebas  untuk  perusahaan,
ukuran perusahaan, set kesempatan investasi dan kebijakan utang perusahaan. 2. Studi Pustaka
Penelitian  ini  dilakukan  dengan  mengumpulkan  data  dan  teori  yang relevan  terhadap  permasalahan  yang  akan  diteliti  dengan  melakukan  studi
pustaka  terhadap  literatur  dan  bahan  pustaka  lainnya  seperti  artikel,  jurnal, buku, dan penelitian terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
52
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Analisis Deskriptif
Analisis  deskriptif  digunakan  untuk  memberikan  gambaran  dan  informasi mengenai  data  variabel  dalam  penelitian.  Analisis  deskriptif  meliputi  nilai  rata-
rata,  jumlah  data,  dan  standard  deviasi  dari  kepemilikan blockholder,  arus  kas
bebas  untuk  perusahaan,  total  aset  sebagai  pengukur  ukuran  perusahaan ,  price
book  value  PBV  sebagai  pengukur  set  kesempatan  investasi  dan  debt  to  equity ratio DER kebijakan utang perusahaan.
3.8.2 Metode Analisis Regresi Berganda
Teknik  analisis  data  yang  digunakan  di  dalam  penelitian  ini  dilakukan  dengan menggunakan  analisis  regresi  linear  berganda.  Analisis  linear  berganda
ditujukan  untuk  menentukan  hubungan  linear  antara  beberapa  variabel  bebas X  dengan  variabel  terikat  Y.  Analisis  linear  berganda  memerlukan
pengujian  secara  serempak  dengan  menggunakan  F  hitung.    Dalam  analisis linear  berganda  juga  memerlukan  pengujian  asumsi  klasik  yang  diperlukan
untuk  mengetahui  apakah  hasil  estimasi  regresi  yang  dilakukan  benar-benar bebas  dari  adanya  gejala  heteroskedastisitas,  gejala  multikolineritas,  dan
gejala  autokorelasi.    Model  regresi  akan  dapat  dijadikan  alat  estimasi  yang tidak  bias  jika  telah  memenuhi  persyaratan  BLUE
Best  Linear  Unbiased Estimator  yakni  tidak  terdapat  heteroskedastisitas,  multikolineritas,
autokorelasi  Situmorang  dan  Lutfi,  2014:166.  Tujuannya  adalah  agar  hasil
Universitas Sumatera Utara
53
penelitian  dapat  diinterpretasikan  secara  tepat  dan  efisien.Persamaan  regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e Dimana:
Y  =  Kebijakan Utang a  =  Konstanta
X
1
= Kepemilikan Blockholder
X
2
= Arus Kas Bebas Untuk Perusahaan X
3
= Ukuran Perusahaan X
4
= Set Kesempatan Investasi b
1
= Koefisien Regresi Kepemilikan Blockholder
b
2
= Koefisien Regresi Arus Kas Bebas untuk Perusahaan b
3
= Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan b
4
= Koefisien Regresi Set Kesempatan Investasi e  = Standar error
3.9Uji Asumsi Klasik
Sebagai konsekuensi dari penggunaan analisis statistik parametrik  yaitu analisis  regresi  berganda,  maka  perlu  dilakukan  pengujian  asumsi  klasik
Sangadji dan Sophia, 2010.Hal ini dimaksudkan untuk menguji bahwa tidak terdapat bias pada nilai estimator dari model yang digunakan dalam penelitian.
Pengujian ini dilakukan agar mendapatkan model persamaan regresi yang baik
Universitas Sumatera Utara
54
dan  benar-benar  mampu  memberikan  estimasi  yang  handal  dan  tidak  bisa sesuai  dengan  BLUE
Best  Linier  Unbiased  Estimator.    Pengujian  ini dilakukan dengan bantuan
software SPSS. Uji klasik ini dapat dikatakan sebagai kriteria ekometrika untuk melihat
apakah  hasil  estimasi  memenuhi  dasar  linier  klasik  atau  tidak.    Setelah  data dipastikan  bebas  dari  penyimpangan  asumsi  klasik,  maka  dilanjutkan  dengan
uji hipotesis yakni uji individual uji t, pengujian secara serentak uji F, dan koefisien  determinasi  R
2
.  Uji  klasik  terdiri  dari  uji  normalitas,  uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
3.9.1  Uji Normalitas
Uji  normalitas  data  digunakan  untuk  menguji  apakah  model  regresi dalam
penelitian  antara  variabel  dependen  dengan  variabel  independen  keduanya memiliki  distribusi  normal  ataukah  tidak.  Untuk  dapat  dianalisis,  data  harus
berdistribusi  normal  atau  mendekati  normal  yaitu  distribusi  dengan  data bentuk  lonceng.  Data  yang  baik  adalah  data  yang  mempunyai  pola  seperti
distribusi  normal  yakni  distribusi  data  tersebut  tidak  menceng  ke  kiri  atau menceng ke kanan.
Cara  menguji  normalitas  data  dapat  dilihat  dengan  tiga  pendekatan yaitu
pendekatan histogram,  grafik, dan Kolmogorov-Smirnov.  Uji normalitas data
dengan  pendekatan  histogram  dapat  dilihat  dengan  kurva  normal  yaitu  kurva yang memiliki  ciri-ciri khusus,  salah satunya adalah bahwa
mean, mode,  dan
Universitas Sumatera Utara
55
median  pada  tempat  yang  sama.  Pada  pendekatan  histogram  variabel berdistribusi  normal  jika  dapat  ditunjukkan  oleh  distribusi  data  yang  tidak
menceng  ke  kiri  atau  menceng  ke  kanan.  Pada  pendekatan  grafik,  uji normalitas  dapat  dilihat  dari  titik-titik  disepanjang  garis  diagonal.  Jika  pada
scattler plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal.  Hal ini  berarti  data  berdistribusi  normal.  Sedangkan  pendekatan
Kolmogorov- Smirnov digunakan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal
berdistribusi normal. Nilai kolmogorov smirnov Z lebih kecil dari 1,97 berarti
data  dikatakan  normalSitumorang  dan  Lufti,  2014:121.    Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:
1.  Jika p  0.05 maka distribusi data tidak normal 2.  Jika p  0.05 maka distribusi data normal
Cara mengatasi data tidak normal antara lain: 1.  Melakukan  transformasi  data  misalnya  mengubah  data  menjadi  bentuk
logaritmaLog atau natural Ln. 2.  Menambah jumlah data.
3.  Menghilangkan  data  yang  dianggap  sebagai  penyebab  tidak  normalnya data.
4.  Menerima data apa adanya.
3.9.2  Uji Multikolinieritas
Model multiple regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi  diantara  variabel-variabel  independen  karena  akan  menyebabkan  nilai
koefisien  regresi  berfluktuasi  tinggi  sehingga  mengurangi  keyakinan  akan
Universitas Sumatera Utara
56
hasil pengujian.  Karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap data sampel, apakah  terjadi  multikolinieritas  atau  tidak  Indrawati,  2015.    Jika  terdapat
nilai korelasi diantara variabel independen adalah satu maka koefisiennya : a koefisien  untuk  nilai-nilai  regresi  tidak  dapat  diperkirakan  b  nilai  standard
error dari setiap nilai koefisien regresi menjadi nilai yang tak terhingga. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari
1  Nilai tolerance  TOL  dan  lawannya  2  variance  inflation  factor  VIF.
Nilai tolerance  yang  rendah  sama  dengan  nilai  VIF  yang  tinggi  karena
VIF=1 Tolerance.    Nilai  Cut  off    yang  umum  dipakai  untuk  menunjukan
adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai
VIF10. Cara  mengatasi  multikolonieritas  adalah  a  transformasi  variabel.  Jika
terlihat  pada  model  awal  dengan  adanya  gejala  multikolonieritas  maka  dapat dilakukan transformasi variabel  yang bersangkutan kedalam bentuk logaritma
natural  atau  bentuk-bentuk  tranformasi  lainnya,  sehingga  nilai  t  hitung  yang dihasilkan  secara  individu  variabel  independen  dapat  secara  signifikan
mempengaruhi  variabel  terikat,  b  Meningkatkan  jumlah  data  sampel. Dengan  adanya  peningkatan  jumlah  data  sampel  diharapkan  mampu
menurunkan  standar  error  disetiap  variabel  independen  dan  akan  diperoleh yang benar-benar bisa menaksirkan koefisien regresi secara tepat.
3.9.3  Uji Heteroskedastisitas
Uji  heterokesdastisitas  bertujuan  untuk  melihat  apakah  dalam  model  regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
Universitas Sumatera Utara
57
lain.    Jika  varian  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  lain  tetap,  maka disebut  homoskesdastisitas,  dan  jika  berbeda  disebut  heterokedastisitas.    Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi hetrokedastisitas Indrawati, 2015.
3.9.4  Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model  regresi linear  ada  korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t  dengan
kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya Situmorang dan Lufti ¸ 2014:
134.  Jika  terjadi  korelasi,  maka  dinamakan  ada  masalah  autokorelasi. Autokorelasi  muncul  karena  observasi  yang  berurutan  sepanjang  waktu
berkaitan  satu  sama  lain.  Model  regresi  yang  baik  adalah  regresi  yang  bebas dari  autokorelasi.  Pengujian  asumsi  ini,  dilakukan  dengan  menggunakan
The Run  Test.  Metode  ini  diperkenalkan  oleh  Geary  sebagai  uji  nonparametrik
dengan  tanda  positif  dan  negatif.  Kaidah  keputusan  dari  metode  ini  adalah; tidak  menolak  hipotesis  nol  jika  taksiran  R  berada  pada  jarak  interval;  dan
menolak hipotesis nol jika taksiran R berada diluar batas interval Situmorang dan Lutfi, 2014:136
3.10 Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan  untuk  menganalisis,  yaitu  melalui  pengujian  hipotesis  yang  terdiri
dari  uji  secara  serempak  uji  F,  uji  secara  parsial  uji  t  dan  koefisien determinasi R
2
.
Universitas Sumatera Utara
58
3.10.1  Uji Hipotesis Secara Serempak Uji-F
Untuk  menguji  apakah  hipotesis  yang  diajukan  diterima  atau  ditolak dilakukan  uji-F.  Pada  dasarnya  uji  statistik  F  menunjukkan  apakah  semua
variabel  bebas variabel  independent  mempunyai  pengaruh  secara  simultan
terhadap variabel terikat variabel dependent. Bentuk pengujiannya adalah:
1.  H ;b
i
= b
2
= b
3=
b
4
, =0; Secara simultan Kepemilikan Blockholder, Arus Kas
Bebas  Untuk  Perusahaan,  Ukuran  Perusahaandan  Set  Kesempatan Investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap
Debt to Equity Ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat  di Bursa Efek Indonesia.
2.  H
1
; minimal satu b
i
≠0;  Secara simultan Kepemilikan Blockholder, Arus Kas  Bebas  Untuk  Perusahaan,  Ukuran  Perusahaan  dan  Set  Kesempatan
Investasi  berpengaruh  signifikan  terhadap Debt  to  Equity  Ratio  pada
perusahaan manufaktur yang tercatat  di Bursa Efek Indonesia. Kriteria Pengujian :
Jika nilai –F
tabel
≤ F
hitung
≤F
tabel
pada α = 0,05, H tidak ditolak dan H
1
ditolak Jika nilai F
hitung
-F
tabel
danF
hitung
F
tabel
pada α = 0,05, H ditolak dan H
1
diterima
3.10.2  Uji Hipotesis Secara Parsial Uji-t
Uji  statistik  t  untuk  menguji  pengaruh  variabel  independen Kepemilikan
Blockholder,  Arus  Kas  Bebas  Untuk  Perusahaan,  Ukuran Perusahaandan  Set  Kesempatan  Investasi  terhadap
Debt  to  Equity  Ratio DER  atau  untuk  melihat  variabel  apa  yang  memberikan  pengaruh  yang
Universitas Sumatera Utara
59
paling  dominan  diantara  variabel  yang  ada.    Hipotesis  untuk  uji  statistik  t adalah sebagai berikut:
3.  H :  b
i
=  0,  artinya  Kepemilikan Blockholder,  Arus  Kas  Bebas  untuk
Perusahaan,  Ukuran  Perusahaan  dan  Set  Kesempatan  Investasi  secara parsial  berpengaruh  tidak  signifikan  terhadap
Debt  to  Equity  Ratio  pada perusahaan manufaktur yang tercatat  di Bursa Efek Indonesia.
4.  H
1
:  b
i
≠  0,  artinya  Kepemilikan  Blockholder,  Arus  Kas  Bebas  untuk Perusahaan,  Ukuran  Perusahaandan  Set  Kesempatan  Investasi  secara
parsial  berpengaruh  signifikan  terhadap Debt  to  Equity  Ratio  pada
perusahaan manufaktur yang tercatat  di Bursa Efek Indonesia. Kriteria  pengambilan  keputusan  dalam  pengujian  hipotesis  secara  parsial  adalah
sebagai berikut: Jika nilai
–t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
pada α = 0,05, H tidak ditolak dan H
1
ditolak Jika nilai t
hitung
-t
tabel
dan t
hitung
t
tabel
pada α = 0,05, H ditolak dan H
1
diterima.
3.10.3 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien  determinasi  pada  intinya  mengukur  proporsi  atau  persentase sumbangan  variabel  bebas  terhadap  variabel  terikat  secara  bersama-
sama. Range
nilai dari koefisien determinasi adalah 0 ≤ R
2
≤ 1 Situmorang dan Lufti, 2012: 163.
Semakin banyak variabel independen ditambahkan ke dalam model, maka R
2
akan  meningkat  walaupun  variabel  tersebut  tidak  berpengaruh  secara signifikan terhadap model.  Fungsi dari
Adjusted R Square adalah mengurangi
Universitas Sumatera Utara
60
keraguan  tersebut.    Nilai Adjusted  R  Square  menunjukkan  proporsi  variabel
dependen  yang  dijelaskan  oleh  variabel  independen.    Semakin  tinggi  nilai Adjusted  R  Square  maka  akan  semakin  baik  bagi  model  regresi  karena
menandakan  bahwa  kemampuan  variabel  bebas  menjelaskan  variabel  terikat juga semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Singkat Industri Manufaktur
Industri  manufaktur  adalah  perusahaan  yang  menjalankan  proses  pembuatan produk.    Sebuah  perusahaan  bisa  dikatakan  perusahaan  manufaktur  apabila
ada  tahapan  input-proses-output  yang  akhirnya  menghasilkan  suatu  produk. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan
suatu  medium  proses  transformasi  bahan  mentah  menjadi  bahan  jadi  untuk dijual.    Upaya  ini  melibatkan  semua  proses  antara  yang  dibutuhkan  untuk
produksi  dan  integerasi  komponen-komponen  suatu  produk.    Beberapa industri seperti produsen semi konduktor dan baja, juga menggunakan istilah
fabrikasi atau pabrikasi.
Karakteristik  utama  industri  manufaktur  adalah  mengolah  sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi.  Aktifitas perusahaan yang
tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai 3 kegiatan utama Surat  Edaran  Ketua  Badan  Pengawas  Pasar  Modal,  Pedoman  Penyajian  dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik 2002: a.  Kegiatan  utama  untuk  memperoleh  atau  menyimpan  input  atau  bahan
baku; b.  Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku;
c.  Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi; d.  Ketiga  kegiatan  utama  tersebut  harus  tercemin  dalam  laporan  keuangan
perusahaan pada perusahaan infustri manufaktur.
Universitas Sumatera Utara
62
4.1.1 Profil Perusahaan Manufaktur
Jumlah  populasi  sasaran  penelitian  ini  sebanyak  84  perusahaan.    Profil masing-masing  perusahaan  yang  masuk  dalam  sektor  Industri  Dasar  dan
Kimia,  sektor  Bermacam-macam  Industri  dan  sektor  Barang-Barang Konsumer  Industri  di  Bursa  Efek  Indonesia  yang  menjadi  populasi  sasaran
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
1 Holcim Indonesia
Tbk. SMCB
15 Juni 1971
10 Agustus
1977 Industri semen
2 Indocemen
Tunggal Perkasa Tbk.
INTP 16 Januari
1965 05
Desember 1989
Industri semen
3 Semen Indonesia
Tbk. SMGR
25 Maret 1953
08 Juli 1981
Industri semen 4
Arwana Citra Mulia Tbk.
ARNA 22
Februari 1993
17 Juli 2001
Produksi keramik, kaca dan porselen
5 Asahimas Flat
Glass Tbk. AMFG
07 Oktober
1971 08
November 1995
Produksi keramik, kaca dan porselen.
6 Intikeramik
Alamsari Industri Tbk.
IKAI 26 Juni
1991 18 Juli
2001 Produksi keramik,
kaca dan porselen 7
Keramika Indonesia Asosiasi
Tbk. KIAS
11 Januari 1991
08 Desember
1994 Produksi keramik,
kaca dan porselen 8
Mulia Industrindo Tbk.
MLIA 15
November 1986
17 Januari 1994
Produksi kemasan produk dalam kaca
dan keramik
Universitas Sumatera Utara
63
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
9 Surya Toto
Indonesia Tbk. TOTO
11 Juli 1977 30
Oktober 1990
Produksi produk
berbahan  logam  dan perdagangan
10 Alakasa
Industrindo Tbk.
ALKA 21 Februari
1972 12 Juli
1990 Bergerak  di  usaha
pengolahan  barang- barang  dari  logam
dan aluminium
11 Alumindo
Light Metal Industri Tbk.
ALMI 26 Juni
1978 2 Januari
1997 Bergerak  di  usaha
pengolahan  barang- barang  dari  logam
dan aluminium
12 Betonjaya
Manunggal Tbk.
BTON 27 Februari
1975 18 Juli
2001 Produksi  logam besi
dan baja
13 Citra Tubindo
Tbk. CTBN
28 Agustus 1983
1984 Produksi pipa baja
dan aksesoris pipa 14
Gunawan Dianjaya Steel
tbk. GDST
08 April 1989
23 Desember
2009 Produksi logam dan
produk sejenisnya serta bergerak dalam
hal dalam bidang industri penggilingan
pelat baja
15 Indal
Aluminium Industry Tbk.
INAI 16 Juli 1971
05 Desember
1994 Pengolahan barang-
barang dari logam dan aluminium
16 Jakarta Kyoe
Steel Works Tbk.
JKSW 07 Januari
1974 27 Juni
1997 Industri dan
perdagangan besi beton
17 Jaya Pari Steel
Tbk. JPRS
18 Juli 1973 04
Agustus 1989
Produksi logam dan sejenisnya
18 Krakatau Steel
Tbk. KRAS  27 Oktober
1971 29
Oktober 2010
Industri baja
19 Lion Metal
Works Tbk. LION
16 Agustus 1972
20 Agustus
1993 Produksi barang
berbahan logam dan sejenisnya
Universitas Sumatera Utara
64
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
20 Lionmesh
Prima Tbk. LMSH
14 Desember
1982 04 Juni
1990 Industri pembuatan
bahan-bahan konstruksi berupa
jaring kawat baja, pagar
mesh, bronjong, kolom
praktis dan produk sejenis lainnya
21 Pelangi Indah
Canindo Tbk. PICO
26 September
1983 23
September 1986
Bergerak di usaha pengolahan barang-
barang dari logam dan aluminium
22 Pelat Timah
Nusantara Tbk. NIKL
19 Agustus 1982
04 Desember
2009 Indusrti baja
23 Saranacentral
Bajatama Tbk. BAJA
04 Oktober 1993
21 Desember
2011 Memproduksi secara
komersial untuk produk baja lapis
seng
24 Tembaga
Mulia Semaran Tbk.
TBSM 3 Februari
1977 6 April
1990 Industri kawat
tembaga
25 Barito Pacific
Tbk. BRPT
04 April 1979
11 Agustus 1993
Industri petrokimia 26
Budi Starch Sweetener
Tbk. BUDI
15 Januari 1979
08 Mei 1985
Pembuatan dan penjualan tepung
tapioka, glukosa dan fruktosa,
maltodextrin, sorbitol, asam sitrat,
karung plastik, asam sulfat dan bahan-
bahan kimia lainnya
27 Chandra Asri
Petrochemical Tbk.
TPIA 29 Februari
1988 26 Mei
2008 Industri petrokimia
Universitas Sumatera Utara
65
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan 28
Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
DPNS 18 Maret
1982 08
Agutsus 1990
Industri lem, barang- barang kimia dan
pertambangan yang dipergunakan dalam
proses produksi kayu lapis
29 Ekadharma
International Tbk.
EKAD 20
November 1981
14 Agustus
1990 Pembuatan dan
pemasaran pita perekat berbahan
kimia
30 Eterindo
Wahanatama Tbk.
ETWA 06 Maret
1992 16 Mei
1997 Bergerak di bidang
perkebunan kelapa sawit terpadu
termasuk melaksanakan usaha
dan barang-barang kimia lainnya
31 Indo
Acidatama Tbk.
SRSN 7 Desember
1982 11 Januari
1993 Bergerak dibidang
industri agrokimia
32 Intanwijaya
International Tbk.
INCI 23 April
1982 24 Juli
1990 Bergerak dalam
industri formalin dan perekat kayu dalam
bentuk cair dan bubuk
33 Sorini Agro
Asia Corporindo
Tbk. SOBI
07 Februari 1983
03 Juli 1992
Industri kimia sorbitol
34 Unggul Indah
Cahaya UNIC
07 April 1983
06 November
1989 Industri bahan kimia
35 Alam Karya
Unggul Tbk. AKKU
5 April 2001
18 Oktober
2004 Bergerak dalam
industri kemasan plastik dan industri
bahan baku kemasan plastik, serta
menjalankan usaha bidang perdagangan
Universitas Sumatera Utara
66
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
36 Argha Karya
Prima Industri Tbk.
AKPI 7 Maret
1980 18
Desembe r 1992
Produksi dan distribusi kemasan
plastik
37 Asiaplast
Industries Tbk. APLI
5 Agustus 1992
01 Mei 2000
Meliputi bidang industri dan
perdagangan lembaran plastik PVC
dan kulit imitasi
38 Berlina Tbk.  BRNA
18 agustus 1969
08 Novembe
r 1989 Industri plastik dan
industri lainnya yang menggunakan bahan
pokok plastik dan fiber
39 Champion
Pacific Indonesia Tbk.
IGAR 30 Oktober
1975 05
Novembe r 1990
Bergerak dalam bidang industri
wadah dan kemasan dari bahan lain
40 Indopoly
Swakarsa Industry Tbk.
IPOL  24 Maret 1995 30 Juni
2010 Industri plastik
41  Lotte Chemical Titian Tbk.
FPNI 09 Desember
1987 01 Januari
2002 Industri perdagangan
plastic 42
Sekawan Intipratama
Tbk. SIAP
05 Januari 1995
17 Oktober
2008 Industri plastik dan
kemasa dan pertambangan
batubara
43 Siwani
Makmur Tbk. SIMA
07 Juni 1985 30 Maret
1994 Industri plastik
peralatan rumah tangga
44 Trias Sentosa
Tbk. TRST  23 November
1979 02 Juli
1990 Bergerak dalam
bidang industri bahan kemasan untuk
bermacam-macam barang
45 Yanaprima
Hastaperada Tbk.
YPAS 14
Desember 1995
5 Maret 2008
Bergerak dalam bidang industri
karung plastik dan yang sejenisnya
Universitas Sumatera Utara
67
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
46 Charoen
Pokphand Indonesia Tbk.
CPIN 07 Januari
1972 18 Maret
1991 Industri makanan
ternak serta pengolahannya
47 JAPFA
Comfeed Indonesia Tbk.
JPFA 18 Januari
1971 23
Oktober 1983
Pengolahan segala macam bahan untuk
pembuatanproduksi bahan makanan
hewan
48 Malindo
Feedmill Tbk. MAIN
10 Juni 1997
20 Januari 2006
Bergerak di bidang peternakan dan
industri pengeringan jagung
49 Sierad Produce
Tbk. SIPD
06 September
1985 27
Desember 1996
Bergerak di bidang pengolahan makanan
ternak
50 SLJ Global
Tbk. SULI
14 April 1980
21 Maret 1994
Industri pengolahan kayu
51  Tirta Mahakam Resourcles
Tbk. TIRT
21 April 1981
13 Desember
1999 Industri dan
penjualan kayu lapis dan produk-produk
kayu sejenis
52 Alkindo
Naratama Tbk. ALDO
31 Januari 1989
12 Juli 2011
Manufaktur konversi kertas
53 Fajar Surya
Wisesa Tbk. FASW
13 Juni 1987
19 Desember
1994 Manufaktur konversi
kertas
54 Indah Kiat
Pulp  Paper Tbk.
INKP 07
Desember 1976
01 Januari 1990
Industri kertas
55 Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk.
KBRI 14 Februari
1978 11 Juli
2008 Manufaktur konversi
kertas
56 Pabrik Kertas
Tjiwi Kimia Tbk.
TKIM 02 Oktober
1972 01 Januari
1990 Industri dan
perdagangan bahan kimia
57 Suparma Tbk.
SPMA 25 Agustus
1976 16
November 1994
Manufaktur konversi kertas dan kertas
kemasan
58 Toba Pulp
Lestari Tbk. INRU
26 April 1983
01 Januari 1990
Industri bubur kertas
Universitas Sumatera Utara
68
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
59 Astra
International Tbk.
ASII 20 Februari
1957 04 April
1990 Otomotif dan
komponennya
60 Astra Otoparts
Tbk. AUTO
20 September
1991 15 Juni
1998 Otomotif dan
komponennya
61 Gajah Tunggal
Tbk. GJTL
24 Agustus 1951
15 Maret 1990
Pengembangan, pembuatan dan
penjualan barang- barang otomotif dari
karet
62 Indo Kordsa
Tbk. BRAM  08 Juli 1981
20 Juli 1990
Manufaktur dan pemasaran ban
63 Goodyear
Indonesia Tbk. GDYR
26 Januari 1917
22 Desember
1980 Industri ban
bermotor
64 Indomobil
Sukses Internasional
Tbk. IMAS
20 Maret 1987
15 November
1993 Otomotif dan
komponennya
65 Indospring
Tbk. INDS
05 Mei 1978
10 Agustus
1990 Otomotif dan
komponennya
66 Multi Prima
Sejahtera Tbk. LPIN
07 Januari 1982
05 Februari
1990 Produksi manufaktur
busi dan suku cadang kendaraan bermotor
67 Nipress Tbk.
NIPS 24 April
1975 24 Juli
1991 Otomotif dan
komponennya 68
Prima Alloy Steel Universal
Tbk. PRAS
20 Februari 1984
12 Juli 1990
Produksi peralatan otomotif lain dari
aluminium dan baja
69 Selamat
Sempurna Tbk. SMSM
19 Januari 1976
09 September
1996 Otomotif dan
komponennya
70 Multistrada
Arah Sarana Tbk.
MASA 20 Juni
1988 18 Maret
2005 Industri pembuatan
ban
71 Apac Citra
Centertex Tbk. MYTX  10 Februari
1987 14
September 1989
Industri pembuatan tekstil
Universitas Sumatera Utara
69
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
72 Argo Pantes
Tbk. ARGO  12 Juli 1977
27 November
1990 Industri pembuatan
tekstil
73 Asia Pacific
Fibers Tbk. POLY
15 Februari 1984
14 Desember
1990 Industri kimia dan
serat sintetis
74 Century
Textile Industry PS
Tbk. CNTX
22 Mei 1970
04 Mei 1979
Industri tekstil terpadu
75 Eratex Djaja
Tbk. ERTX
12 Oktober 1972
14 Juli 1990
Industri tekstil terpadu
76 Ever Shine
Textile Industry Tbk.
ESTI 11
Desember 1973
04 September
1992 Industri dan
perdagangan tekstil
77 Indo-Rama
Synthetics Tbk.
INDR 03 April
1974 12 Juni
1990 Usaha pemintalan
benang
78 Nusantara Inti
Corpora Tbk. UNIT
30 Mei 1988
18 Aril 2002
Perdagangan tekstil 79
Pan Brothers Tbk.
PBRX 21 Agustus
1980 01 Januari
1990 Produksi garmen
80 Panasia Indo
Resources Tbk. HDTX
06 April 1973
22 Maret 1990
Industri tekstil dan pertambangan
81 Polychem
IndonesiaTbk. ADMG
25 April 1986
17 September
1993 Industri pembuatan
polyester
82 Ricky Putra
Globalindo Tbk.
RICY 22
Desember 1987
22 Januari 1988
Industri pakaian jadi
83  Star Petrochem Tbk.
STAR 19 Mei
2008 13 Juli
2011 Produksi dan
erdagangan umum besar produk benang,
kapas dan fiber
84 Sunson Textile
Manufacturer Tbk.
SSTM 18
November 1972
20 Agustus
1997 Industri tekstil
Universitas Sumatera Utara
70
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
85 Tifico Fiber
Indonesia Tbk. TFCO
25 Oktober 1973
01 Januari 1980
Industri pembuatan polyester
86 Trisula
Internasional Tbk.
TRIS 13
Desember 2004
15 Juni 2012
Industri pakaian jadi dan garmen
87 Primarindo
Asia Infrastruktur
Tbk. BIMA  01 Juli 1988  01 Januari
1994 Industri alas kaki
88 Sepatu Bata
Tbk. BATA
15 Oktober 1931
06 Februari
1982 Produksi sepatu
89 Jembo Cable
Company Tbk. JECC
17 April 1973
18 November
1982 industri kabel listrik,
pembangunan sarana dan prasarana
jaringan telekomunikasi, serta
usaha penunjang ketenagalistrikan
90 Kabelindo
Murni Tbk. KBLM
11 Oktober 1979
1 Juni 1992
Memproduksi bermacam-macam
kabel dan produk- produk yang
berhubungan dengan bahan bakunya
91 KMI Wire and
Cable Tbk. KBLI
19 Januari 1972
06 Juli 1992
Memproduksi bermacam-macam
kabel dan produk- produk yang
berhubungan dengan bahan bakunya
92 Sumi Indo
Kabel Tbk. IKBI
23 Juli 1981  01 Januari 1990
Industri kabel konduktor
93  Supreme Cable Manufacturing
Comerce Tbk.
SCCO 09
November 1970
20 Juli 1982
Memproduksi bermacam-macam
kabel dan produk- produk yang
berhubungan dengan bahan bakunya
Universitas Sumatera Utara
71
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
94 Voksel Electric
Tbk. VOKS
19 April 1971
20 Desember
1990 Memproduksi
bermacam-macam kabel dan produk-
produk yang berhubungan dengan
bahan bakunya
95 Sat
Nusapersada Tbk.
PTSN 01 Juni
1990 08
November 2007
Perakitan alat alat elektronik
96 Delta djakarta
Tbk. DLTA
15 Juni 1970
27 Februari
1984 Memproduksi dan
menjual bir pilsener dan bir hitam
97 Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk.
ICBP 2
September 2009
07 Oktober
2010 Memproduksi
makanan ringan dan penyedap makanan
98 Indofood
Sukses Makmur Tbk.
INDF 14 agustus
1990 14 Juli
1994 Memproduksi
makanan dan minuman ringan dan
olahan
99 Mayora Indah
Tbk. MYOR  17 Februari
1977 04 Juli
1990 Memproduksi
makanan dan minuman ringan
100 Multi Bintang
Indonesia Tbk. MLBI
03 Juni 1929
01 Januari
1981 Industri bir dan
minuman lainnya
101 Nippon
Indosari Corpindo Tbk.
ROTI 08 Maret
1995 28 Juni
2010 Produksi makanan
dan minuman
102 Sekar Bumi
Tbk. SKBM
12 April 1973
18 September
1995 Usaha pengolahan
hasil perikanan laut dan darat, hasil bumi
dan peternakan
103 Sekar Laut
Tbk. SKLT
19 Juli 1976 08
September 1983
Produksi makanan dan minuman ringan
104 Siantar Top
Tbk. STTP
12 Mei 1987
25 November
1986 Produksi makanan
dan minuman ringan
105 Tri Banyan
Tirta Tbk. ALTO
03 Juni 1997
10 Juli 2012
Produksi makanan dan minuman ringan
Universitas Sumatera Utara
72
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
106  Ultrajaya Milk Industry
Trading Co Tbk.
ULTJ 02
November 1971
02 Juli 1990
Produksi makanan dan minuman ringan
107 Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk.
CEKA 09
Desember 1980
09 Juli 1996
Produksi bahan makanan
108 Bentoel
Internasional Investama
Tbk. RMBA
19 Januari 1979
01 Januari 1990
Industri dan perdagangan produk
tembakau
109  Gudang Garam Tbk.
GGRM 26 Juni
1958 27 Agustus
1990 Industri rokok
110 HM.
Sampoerna Tbk.
HMSP 27 Maret
1905 15 Agustus
1990 Industri rokok
111 Darya Varia
Laboratoria Tbk.
DVLA 05
November 1976
11 Novmber
1994 Manufaktur,
perdagangan dan jasa atas produk-produk
farmasi
112 Indofarma
Persero Tbk. INAF
02 Januari 1996
17 April 2011
Memproduksi obat- obatan dan jasa
farmasi
113 Kalbe Farma
Tbk. KLBF
10 September
1996 30 Juli
1990 Manufaktur,
perdagangan dan jasa atas produk-produk
farmasi
114 Kimia Farma
Persero Tbk. KAEF
23 Januari 1969
04 Juli 2001
Manufaktur, perdagangan dan jasa
atas produk-produk farmasi, makanan
dan minuman kesehatan dan apotek
115 Merck Sharp
Dohme Pharma Tbk.
SCPI 07 Maret
1972 08 Juni
1980 Pemasaran produk
farmasi
116 Merk Tbk.
MERK 14 Oktober
1970 2 Juli 1981  Memproduksi obat-
obatan dan jasa farmasi tanpa resep
Universitas Sumatera Utara
73
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
117  Pyridam Farma Tbk.
PYFA 27
November 1976
16 Oktober
2001 Memproduksi dan
pengembangan obat- obatan farmasi
serta perdagangan alat-alat kesehatan
118 Taisho
Pharmaceutical Indonesia Tbk.
SQBB  08 Juli 1970 29 Maret
1983 Memproduksi dan
pengembangan obat- obatan farmasi
serta perdagangan alat-alat kesehatan
119 Akhasa Wira
International Tbk.
ADES 06 Maret
1985 13 Juni
1994 Memproduksi
minuman dan produk komestika
120 Tempo Scan
Pacific Tbk. TSPC
02 Mei 1970
17 Juni 1994
Industri usaha farmasi
121 Mandom
Indonesia Tbk. TCID
05 November
1959 30
September 1993
Produksi dan perdagangan
kosmetika, wangi- wangian, bahan
pembersih dan kemasan plastik
termasuk bahan baku, mesin dan alat
pembuatannya
122 Martina Berto
Tbk. MBTO
01 Juni 1977
13 Januari 2011
Meliputi bidang manufaktur dan
perdagangan jamu tradisional dan
barang-barang kosmetika.
123 Mustika Ratu
Tbk. MRAT
14 Maret 1978
27 Juli 1995
Pabrikasi, perdagangan dan
distribusi jamu dan kosmetik tradisional
serta minuman sehat, perawatan
kecantikan
Universitas Sumatera Utara
74
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
www.britama.com
No Nama
Perusahaan Kode
Efek Tanggal
Berdiri Tanggal
IPO Kegiatan
Perusahaan
124  Kedaung Indah Can Tbk.
KICI 11 Januari
1974 28
Oktober 1983
Peralatan dapur dari logam dan produk
sejenis serta industri kaleng dan produk
sejenis
125 Langgeng
Makmur Tbk. LMPI
30 November
1972 17
Oktober 1994
Peralatan dapur dari logam dan produk
sejenis serta industri kaleng dan produk
sejenis
126 Semen
Baturaja Persero Tbk.
SMBR 14
November 1974
19 Juni 2013
Produksi Semen
127 Steel Pipe
Industry of Indonesia Tbk.
ISSP 30 Januari
1971 13
Febuari 2013
Industri logam besi dan baja
128 Sri Rejeki
Isman Tbk. SRIL
22 Mei 1978
07 Juni 2013
Industri tekstil 129
Tiga Pilar sejahtera Food
Tbk. AISA
26 Januari 1990
14 Mei 1997
Usaha bidang perdagangan,
perindustrian, peternakan,
perkebunan, pertanian, perikanan
dan jasa
130 Prasidha
Aneka Niaga Tbk.
PSDN 16 April
1974 01 Januari
1994 Pengolah hasil bumi
131 Unilever
Indonesia Tbk. UNVR
05 Desember
1933 16
November 1982
Pembuatan dan pemasaran barang-
barang konsumsi
132 Kedawung
Setia Industrial Tbk.
KDSI 09 Januari
1973 28 Juni
1986 Pengolahan logam
besi dan peralatan aluminium
Universitas Sumatera Utara
75
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif
Untuk memberikan gambaran informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini,  maka  digunakan  tabel  statistik  deskriptif.  Tabel  statistik  deskriptif  ini
meliputi rata-rata mean, jumlah data N, dan standar deviasi dari 4 empat
variabel  independen  yaitu  kepemilikan blockhoder,  arus  kas  bebas  untuk
perusahaan,  ukuran  perusahaan  dan  set  kesempatan  investasi  yang mempengaruhi kebijakan utang perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek  Indonesia.    Hasil  analisis  statistik  deskriptif  disajikan  pada  Tabel  4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DER
264 -31,04
70,83 1,5395
5,61342 OCK
264 25,00
98,96 74,02128
16,372928 FCFF
264 -19856308
16776625 -978571,23719  3883826,32961
SIZE 264
45208 236029000  7709075,24621  22953507,3779
PBV 264
-4,32 46,63
2,5385 5,86841
lid N listwise 264
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Dilihat  dari  Tabel  4.2  pada  variabel  DER  nilai  tiga  terbesar  dimiliki  oleh perusahaan yang pertama Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. pada tahun 2013
sebesar  70,83  kali  lalu  diikuti  dengan  perusahaan  yang  kedua  oleh  Alam Karya Unggul Tbk. pada tahun 2014 dan perusahaan ketiga oleh Alam Karya
Unggul  Tbk  pada  tahun  2013.  Penyebab  nilai  DER  yang  sangat  besar  ini adalah  perusahaan  yang  mengalami  kerugian  dengan  nilai  ekuitas  sangat
Universitas Sumatera Utara
76
rendah  dan  negatif  serta  tidak  mengalami  keuntungan  selama  periode penelitian yang dapat dilihat di lampiran penelitian ini.
Nilai  DER  tiga  terendah  dialami  oleh  perusahaan  pertama  yaitu  Apac  Citra Centertex  Tbk.  pada  tahun  2013,  tingkat  kedua  terendah  yaitu  dengan
perusahaan yang sama Apac Citra Centertex pada tahun 2013 pada tahun 2013 dan  perusahaan  ketiga  serta  yang  paling  rendah  selama  periode  penelitian
adalah  perusahaan  Merck  Sharp  Dohme  Tbk.  pada  tahun  2014  dengan  nilai sebesar -31,04 kali.  Rendahnya nilai DER disebabkan hal yang sama dengan
besarnya  nilai  DER  yang  tidak  wajar  yaitu  sangat  minim  bahkan  cenderung bernilai  negatif  baik  ekuitas  dan  mengalami  kerugian  dimana  datanya  dapat
dilihat pada lampiran penelitian ini.  Dapat disimpulkan baik besar nilai DER yang sangat tidak wajar dan rendahnya nilai DER yang juga sangat tidak wajar
tidak menyebkan hal yang baik pada perusahaan dan bahkan memicu kerugian pada perusahaan.
Nilai standard  deviation  pada  variabel  DER  adalah  sebesar  5,613  kali  dan
nilai  rata-rata meansebesar  1,539  kali.    Nilai  standard  deviasi  lebih  besar
daripada  rata-rata  memberi  arti  bahwa  variabel  DER  tidak  berdistribusi dengan baik.
Pada  tabel yang sama, nilai variabel BLOCK tiga terbesar yaitu yang pertama dimiliki  oleh  perusahaan  Bentoel  Internasional  Investama  Tbk.  pada  tahun
2013 dan 2014 sebesar 98,96, perusahaan kedua yaitu Tifico Fibers Indonesia Tbk. pada tahun 2013 dan 2014 dan perusahaan yang ketiga yaitu Sumi Indo
Kabel Tbk.  pada tahun 2013.  Besarnya persentasi kepemilikan blockholder di
Universitas Sumatera Utara
77
tiga  perusahaan  tersebut  yaitu  dimiliki  oleh  perusahaan  institusional  dan sangat kecil dimiliki oleh saham publik.
Persentasi  kepemilikan blockholer  tiga  perusahaan  terendah  dimiliki  oleh
perusahaan Kertas Basuki Rahmat Tbk. pada tahun 2013, yang kedua dimiliki oleh  Mayora  Indah  Tbk.  dan  perusahaan  dengan  persentasi  terendah  dimiliki
oleh  Multi  Prima  Sejahtera  Tbk.  sebesar  25,00.    Rendahnya  persentasi kepemilikan
blockholder  dikarenakan  kepemilikan  saham  publik  yaitu dibawah  5  lebih  besar  dibagikan  perusahaan  dibandingkan  dengan  pihak
yang memiliki saham diatas 5. Nilai
standard  deviationdari  variabel  blockholder  sebesar  16,373  dan  nilai rata-rata
mean  sebesar  74,021.    Nilai  standar  deviasi  yang  lebih  kecil  dari nilai  rata-rata  memberi  arti  bahwa  variabel
blockholder  terdistribusi  dengan baik.
Pada tabel yang sama, variabel arus kas bebas untuk perusahaan FCFF nilai tiga  terbesar  dialami  oleh  perusahaan  yang  pertama  yaitu  Semen  Indonesia
Tbk.  pada  tahun  2013  yaitu  sebesar  Rp.16.776.626  Juta  perusahaan  kedua dialami oleh perusahaan Duta Pertiwi Nusantara Tbk. dan yang ketiga adalah
Asia Pacific Fibers Tbk. besarnya nilai arus kas bebas yaitu peningkatan arus kas yang disebabkan oleh kinerja perusahaan yang baik pada Semen Indonesia
Tbk. dan modal kerja yang menurun tajam www.bisnis.liputan6.com
. Arus  kas  bebas  untuk  perusahaan  tiga  terendah  dimiliki  oleh  yang  pertama
yaitu  Gudang  Garam  Tbk.  pada  tahun  2013,  perusahaan  kedua  dimiliki  oleh perusahaan  yang  sama  yaitu  Gudang  Garam  Tbk.  pada  tahun  2014  dan  yang
Universitas Sumatera Utara
78
terendah  dimiliki  oleh  Semen  Indonesia  Tbk.  pada  tahun  2014.    Meskipun pada  tahun  sebelumnya  nilai  arus  kas  bebas  untuk  perusahaan  Semen
Indonesia  Tbk.  menjadi  yang  terbesar  namun  pada  tahun  2014  mengalami penurunan  yang  sangat  derastis  menjadi
–Rp.19.856.309  Juta,  hal  ini disebabkan  oleh  perusahaan  memberikan  dividen  yang  sangat  besar  untuk
tahun 2013 dan juga adanya perencanaan pengeluaran modal besar yang akan dilakukan,  modal  kerja  yang  menurun  serta  arus  kas  yang  menurun
tajam www.semenindonesia.com
. Nilai
standard deviationarus kas bebas untuk perusahaan FCFF yaitu sebesar Rp.3.883.826,3296  Juta  dan  nilai  rata-rata
mean  variabel  arus  kas  bebas untuk perushaan FCFF sebesar Rp 3.883.826,329 Juta.  Nilai standar deviasi
lebih  besar  dari  nilai  rata-rata  memberi  arti  bahwa  variabel  FCFF  tidak terdistribusi dengan baik.
Pada  tabel  yang  sama,  variabel  ukuran  perusahaan  SIZE  peringkat  tiga terbesar  dimiliki  oleh  Astra  Internasional  Tbk.  pada  tahun  2014  sebesar
Rp.236.029.000  Juta,  kedua  yaitu  perusahaan  yang  sama  Astra  Internasional Tbk. pada tahun 2013 dan ketiga dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk.
pada  tahun  2013.    Nilai  ukuran  perusahaan  yang  diproksikan  dengan  total aktiva  sangat  besar  ini  disebabkan  oleh  ketiga  perusahaan  ini  memiliki
entititas anak perusahaan yang banyak dan merupakan perusahaan yang sangat besar.
Ukuran  perusahaan  tiga  terendah  dimiliki  oleh  Siwani  Makmur  Tbk.  pada tahun 2013, kedua yaitu perusahaan yang sama dimiliki oleh Siwani Makmur
Universitas Sumatera Utara
79
Tbk.  pada  tahun  2014  dan  yang  paling  terendah  dimiliki  oleh  perusahaan Alam Karya Unggul Tbk. pada tahun 2013 sebesar Rp.45.208 Juta.  Nilai total
aktiva  yang  rendah  dibandingkan  dengan  perusahaan  lain  disebabkan  oleh penurunan  kinerja  perusahaan  yang  sangat  derastis  dari  perusahaan
www.neraca.co.id .
Nilai standard
deviationvariabel ukuran
perusahaan sebesar
Rp.222.953.507,378  Juta  dan  nilai  rata-rata meansebesar  Rp.7.709.075,246
Juta.  Nilai standard deviasi lebih besar dari nilai rata-rata memberi arti bahwa variabel ukuran perusahaan tidak terdistribusi dengan baik.
Pada  tabel  yang  sama,  nilai  PBV  tiga  terbesar  dimiliki  perusahaan  Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 2013 sebesar 46,63 kali diikut dengan perusahaan
Multi Bintang Indonesia pada tahun 2014 dan ketiga dimiliki oleh perusahaan Unilever  Indonesia  Tbk.  pada  tahun  2014.    Besarnya  nilai  PBV  disebabkan
oleh harga saham yang sangat tinggi di pasar modal. Nilai tiga terendah PBV dialami oleh perusahaan Merck Sharp Dohme Pharma
Tbk. pada tahun 2014 yaitu sebesar -2,38 kali di peringkat kedua yaitu Bentoel Internasional  Investama  Tbk.  pada  tahun  2014  dan  yang  paling  terendah
dialami  oleh  Apac  Citra  Centertex  Tbk.  pada  tahun  2013  dengan  nilai  PBV sebesar  -4,32.    Nilai  PBV  negatif  disebabkan  oleh  ekuitas  ketiga  perusahaan
tersebut negatif. Nilai
standard deviationvariabel PBV sebesar 5,868 dan nilai rata-rata sebesar 2,538.  Nilai
standard deviation lebih besar dari nilai rata-rata meanmemberi arti bahwa variabel PBV tidak terdistribusi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
80
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Pengujian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah  distribusi  sebuah data  telah  mengikuti  atau  mendekati  distribusi  normal.Data  yang  baik  adalah
data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tidak menceng  ke  kiri  atau  ke  kanan.    Cara  yang  digunakan  untuk  mendeteksi
apakah  data  berdistribusi  normal  atau  tidak  yaitu  dengan  pendekatan histogram, grafik, dan
Kolmogorov-Smirnov.
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data Histogram
Berdasarkan  histogram  pada  Gambar  4.1  dapat  diketahui  bahwa  data tidak  terdistribusi  normal.    Oleh  karena  itu,  dilakukan  perbaikan  data  yang
tidak normal dengan cara melakukan transformasi data dengan mengubah data menjadi Logaritma natural Ln.  Setelah variabel DER, BLOCK, FCFF, Total
Universitas Sumatera Utara
81
Aset  dan  PBV  dilakukan  transformasi  dilakukan  analisis  data  yang  kedua, hasil histogram tampak seperti Gambar 4.2 berikut ini:
Sumber : Hasil penelitian 2016 data diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data Histogram
Berdasarkan  histogram  pada  Gambar  4.2  dapat  diketahui  bahwa  data variabel  berdistribusi  normal.Hal  ini  ditunjukkan  oleh  distribusi  data  yang
tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan kurvanya berbentuk lonceng. Cara  lain  untuk  menguji  normalitas  data  dengan  grafik  yakni  dengan
melihat  penyebaran  data  titik  pada  garis  diagonal  dari  grafik  normalitas Normal P-P Plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka dapat
disimpulkan  bahwa  data  berdistiribusi  normal.  Namun,  jika  data  menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat
disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
82
Sumber : Hasil penelitian 2016 data diolah
Gambar 4.3 Hasil Uji NormalitasNormal P-P Plot
Berdasarkan  grafik normal  probability  plot  pada  Gambar  4.3  dapat
diketahui  bahwa titik-titik mengikuti  data disepanjang  garis diagonal.  Hal  ini berarti data berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang
garis  diagonal  tersebut  berdistribusi  normal  atau  tidak,  maka  dilakukan  uji Kolmogorov-Smirnov  1  sample  K-S  yang  hasilnya  tampak  pada  Tabel  4.3
berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
83
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
264 Normal Parameters
a,b
an ,0000000
Std. Deviation 2,16783053
st Extreme Differences solute
,053 sitive
,037 Negative
-,053 lmogorov-Smirnov Z
,865 ymp. Sig. 2-tailed
,442 Test distribution is Normal.
Calculated from data.
Sumber : Hasil penelitian 2016 data diolah
Berdasarkan  uji Kolmogorov-Smirnov  1  sample  K-S  pada  Tabel  4.3
menunjukkan besarnya nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,442 berada di atas nilai signifikan 0,05 dan nilai
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,865lebih kecil dari  1,97.  Hal  ini  berarti  data  terdistribusi  normal,  sehingga  dari  uji  ini
menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji  multikolinieritas  bertujuan  untuk  melihat  apakah  dalam  model regresi
ditemukan  adanya  korelasi  antara  variabel  independen  satu  dengan  yang lainnya. Uji ini dilakukan dengan melihat
collinearity statistics dan koefisien korelasi  antara  variabel  independen.  Untuk  mendeteksi  ada  atau  tidaknya
multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance variable  dan
Variance  Inflation  Factor  VIF.  Dengan  ketentuan  jika  VIF    10  atau
Universitas Sumatera Utara
84
tolerance    0,1  maka  tidak  terjadi  multikolinieritas.  Hasil  pengujian  statistik multikolinieritas tampak pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Berdasarkan  dari  hasil  perhitungan  nilai  VIF,  tidak  satupun  variabel independen  yang  memiliki  lebih  dari  10,  karena  nilai  VIF  tertinggi  sebesar
1,952  dan  nilai tolerance  seluruh  variabel  independen  menunjukkan  hasil
lebih  dari  0,1  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  pada  model  regresi  tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel independen.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  sebuah  grup mempunyai varians  yang sama diantara anggota grup tersebut. Model  regresi
yang  baik  adalah  tidak  terjadi  heteroskedastisitas.    Uji  heterodeksitas  dapat dilakukan  dengan  cara  Uji
Glesjer,  yaitu  dengan  mengabsolutkan  nilai residual  kemudian  meregresikan  dengan  variabel  independen.  Jika  variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada  indikasi  terjadi  heterodeksitas.  Jika  probabilitas  signifikannya  di  atas
Coefficients
a
del Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
Constant 3,870
2,885 1,341
,181 _BLOCK
,304 ,277
,067 1,100
,273 ,957
1,045 _FCFF
-,195 ,050
-,325 -3,929
,000 ,525
1,905 _SIZE
,217 ,060
,303 3,626
,000 ,512
1,952 _PBV
,054 ,056
,058 ,952
,342 ,959
1,042 Dependent Variable: Ln_DER
Universitas Sumatera Utara
85
tingkat  kepercayaan  5  dapat  disimpulan  model  regresi  tidak  mengarah adanya  heterokedastisitas  Situmorang  dan  Lufti,  2012.  Hasil  uji  glesjer
ditunjukkan pada Tabel 4.5berikut : Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser
Variabel dependen ABSUt
Coefficients
a
del Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta Constant
1,025E-013 2,885
,000 1,000
_BLOCK ,000
,277 ,000
,000 1,000
_FCFF ,000
,050 ,000
,000 1,000
_SIZE ,000
,060 ,000
,000 1,000
_PBV ,000
,056 ,000
,000 1,000
Dependent Variable: ABSUt
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Berdasarkan  Tabel  4.5,  dapat  dilihat  bahwa  nilai  signifikansi  variabel independen yang terdiri Ln_Block, Ln_FCFF, Ln_Size dan Ln_PBV memiliki
tingkat  signifikansi lebih  besar  dari  tingkat  signifikan  5  α  =0,05  Dengan
demikian,  dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  terjadi  gejala  heteroskedastisitas dalam model regresi penelitian ini.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear  ada  korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t  dengan
kesalahan  penggangggu  pada  periode  t-1  sebelumnya.  Cara  mengetahui adanya  autokorelasi  dapat  dilakukan  dengan  uji
The  Run  Test.  Hasil  dari  uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
86
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
st Value
a
-,03489 Cases  Test Value
132 Cases = Test Value
132 tal Cases
264 Number of Runs
118 -1,850
ymp. Sig. 2-tailed ,064
Median
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Hasil  uji  autokorelasi  pada  Tabel  4.6  menunjukkan  bahwa  nilai test
adalah  -0,3489  dan  nilai  Asymp.  Sig.  2-tailed  sebesar  0,064  lebih  besar daripada α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual bersifat random
atau  tidak  terjadi  autokorelasi  positif  atau  negatif  pada  model  regresi penelitian ini.
4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi  linier berganda  ditujukan untuk  mengetahui pengaruh atau
hubungan  variabel  independen  X
1
,  X
2
,  X
3
dan  X
4
berupa  variabel Kepemilikan
blockholder,arus  kas  bebas  untuk  perusahaan,  ukuran perusahaan,  dan  set  kesempatan  investasi  terhadap  variabel  dependen  yaitu
kebijakan  utang  Y.  Hasil  regresi  linear  berganda  tampak  pada  Tabel  4.7 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
87
Tabel 4.7 Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
del Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta Constant
3,870 2,885
1,341 ,181
_BLOCK ,304
,277 ,067
1,100 ,273
_FCFF -,195
,050 -,325
-3,929 ,000
_SIZE ,217
,060 ,303
3,626 ,000
_PBV ,054
,056 ,058
,952 ,342
Dependent Variable: Ln_DER
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Berdasarkan  Tabel  4.8  kolom Understandardized  Coefficients  bagian
B Beta diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.
Y= 3,870+ 0.304X
1
–0,195X
2
+0,217X
3
+ 0,054X
4
+ ℮ Dari  persamaan  regresi  linear  berganda,  maka  dapat  diinterpretasikan  beberapa
hal antara lain: 1.  Nilai  konstanta  persamaan  tersebut  adalah  sebesar  3,870  yang
menunjukkan  bahwa  apabila  semua  variabel  independen  yaitu BLOCK,
FCFF, SIZE  dan  DPR  dianggap  konstan  atau  nol,  maka  nilai  dari
kebijakan utang adalah sebesar 3,87. 2.  Variabel  kepemilikan
blockholder  berpengaruh  positif  terhadap  kebijakan utang  dengan  nilai  koefisien  sebesar  0,304.  Artinya  jika  persentase
kepemilikan blockholder  naik  sebesar  1,  maka  kebijakan  utang  akan
mengalami  kenaikan  sebesar  0,304  atau  30,4  dengan  asumsi  nilai variabel lain dianggap konstan.
Universitas Sumatera Utara
88
3.  Variabel  arus  kas  bebas  untuk  perusahaan  berpengaruh  positif  terhadap kebijakan  utang  dengan  nilai  koefisien  sebesar
– 0,195. Artinya jika arus kas  bebas  untuk  perusahaan  naik  sebesar  1,  maka  kebijakan  utang  akan
mengalami  penurunan  sebesar  0,195  atau  19,5  dengan  asumsi  nilai variabel lain dianggap konstan.
4.  Variabel  ukuran  perusahaan  berpengaruh  positif  terhadap  kebijakan  utang dengan nilai koefisien sebesar 0,268.  Artinya jika ukuran perusahaan naik
sebesar 1, maka kebijakan utang akan mengalami kenaikan sebesar 0,268 atau 26,8 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan.
5.  Variabel  set  kesempatan  investasi  berpengaruh  positif  terhadap  kebijakan utang  dengan  nilai  koefisien  sebesar0,054.  Artinya  jika  set  kesempatan
investasi    naik  sebesar  1,  maka  kebijakan  utang  akan  mengalami kenaikan  sebesar  0,054  atau    5,4  dengan  asumsi  nilai  variabel  lain
dianggap konstan.
4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Uji Serempak Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kriteria
jika F
hitung
F
tabel
dan jika tingkat signifikansinya di bawah 0,05 maka variabel independen  secara  serempak  berpengaruh  signifikan  terhadap  variabel
dependen. Hasil uji F tampak pada Tabel 4.8 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
89
Tabel 4.8 Hasil Hipotesis Secara Serempak Uji F
ANOVA
a
del Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Regression 95,439
4 23,860
5,000 ,001
b
Residual 1235,966
259 4,772
tal 1331,405
263 Dependent Variable: Ln_DER
Predictors: Constant, Ln_PBV, Ln_BLOCK, Ln_FCFF, Ln_SIZE
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Berdasarkan  Tabel  4.8  diperoleh  nilai  F
hitung
sebesar  5,000  sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan α = 5 adalah 2,406496. Nilai F
hitung
5,000 F
tabel
2,406496 dengan tingkat siginifikansi 0,001 Dengan demikian berarti H ditolak  dan  H
1
diterima,  atau  dapat  dinyatakan  kepemilikan blockholder,  arus
kas bebas untuk perusahaan, ukuran perusahaan dan set kesempatan investasi secara  simultan  berpengaruh  signifikan  terhadap  kebijakan  utang  perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.
4.3.2  Uji Hipotesis Secara Parsial Uji t
Uji  t  dilakukan  untuk  mengetahui  pengaruh  masing-masing  variabel independen  secara  parsial  yang  terdiri  atas  kepemilikan
blockholder,arus  kas bebas  untuk  perusahaan,  ukuran  perusahaan  dan  set  kesempatan  investasi
terhadap  kebijakan  utang.  Dengan  kriteria  jika  t
hitung
t
tabel
atau  -t
hitung
– t
tabel
dan  jika  tingkat  signifikansinya  dibawah  0,05  maka  variabel  independen secara parsial berpengaruh siginifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t
dapat kita lihat pada Tabel 4.9 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
90
Tabel 4.9 Hasil Hipotesis SecaraParsialUji t
Coefficients
a
del Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta Constant
3,870 2,885
1,341 ,181
_BLOCK ,304
,277 ,067
1,100 ,273
_FCFF -,195
,050 -,325
-3,929 ,000
_SIZE ,217
,060 ,303
3,626 ,000
_PBV ,054
,056 ,058
,952 ,342
Dependent Variable: Ln_DER
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Hasil uji t pada Tabel 4.9 diperoleh t
tabel
pada taraf nyata 5 untuk uji dua arah α2 = 0,052 = 0,0025 dengan derajat bebas df= n-k = 264-4 = 260
adalah  1,96913.Dengan  demikian  hasil  uji  t  secara  parsial  dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1.  Variabel  kepemilikan blockholder  X
1
terhadap  kebijakan  utang  Y menunjukan  signifikansi  0,2730,05  dengan  t
hitung
1,100  t
tabel
1,96136. Maka  disimpulkan  kepemilikan
blockholder  tidak  berpengaruh  terhadap kebijakan utang.
Berdasarkan  hasil  regresi  linier  berganda,  nilai  koefisien  regresi  BLOCK yaitu  0,304  yang  berarti  positif.    Dengan  demikian  dapat  disimpulkan
secara  pasrisal  kepemilikan blockholder  berpengaruh  positif  dan  tidak
signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.
Universitas Sumatera Utara
91
2.  Variabel  arus  kas  bebas  untuk  perusahaan  X
2
terhadap  kebijakan  utang Y menunjukkan signifikansi 0,000  0,005 dengan t
hitung
-3,929  -t
tabel
- 1,96913.  Maka disimpulkan arus kas bebas untuk perusahaan berpengaruh
secara signifikan terhadap kebijakan utang. Berdasarkan  hasil  regresi  linier  berganda,  nilai  koefisien  regresi  FCFF
yaitu  -0,195  yang  berarti  berpengaruh  negatif.    Dengan  demikian  dapat disimpulkan secara parsial arus  kas bebas untuk perusahaan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.
3.  Variabel  ukuran  perusahaan  X
3
terhadap  kebijakan  utang  Y menunjukkan  signifikansi  0,000    0,05  dan  t
hitung
3,626    t
tabel
1,96913. Maka  disimpulkan  bahwa  ukuran  perusahaan  berpengaruh  secara
signifikan terhadap kebijakan utang. Berdasarkan  hasil  regresi  linier  berganda,  nilai  koefisien  regresi  SIZE
yaitu  0,217  yang  berarti  berpengaruh  positif.    Dengan  demikian  dapat disimpulkan  secara  parsial  ukuran  perusahaan  berpengaruh  positif  dan
signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.
4.  Variabel  set  kesempatan  investasi  X
4
terhadap  kebijakan  utang  Y menunjukkan signifikansi 0,342  0,05 dengan t
hitung
0,952  t
tabel
1,96913. Maka  disimpulkan  bahwa  set  kesempatan  investasi  tidak  berpengaruh
secara  tidak signifikan terhadap kebijakan utang.
Universitas Sumatera Utara
92
Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi PBV yaitu 0,054 yang bearti berpengaruh positif.  Dengan demikian secara parsial set
kesempatan  investasi  berpengaruh  positif  dan  tidak  signifikan  terhadap kebijakan  utang  perusahaan  manufaktur  di  Bursa  Efek  Indonesia  periode
2013-2014.
4.3.3  Koefisien Determinasi R
2
Koefisien  determinasi  R
2
digunakan  untuk  mengetahui  keeratan hubungan  antara  variabel  independen  dengan  variabel  dependen.  Nilai  R
2
terletak antara 0 sampai dengan 1 0 ≤ R
2
≤1.Jika variabel dalam penelitian lebih dari dua variabel maka yang dipakai adalah
Adjusted R Square. Semakin tinggi  nilai
Adjusted  R  Square,  maka  semakin  baik  model  regresi,  karena menandakan  bahwa  kemampuan  variabel  independen  menjelaskan  variabel
dependen semakin besar. Hasil koefisien determinasi R
2
tampak pada Tabel
4.10 berikut ini: Tabel 4.10
Hasil Koefisien Determinasi R
2 Model Summary
b
del R
R Square  Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
,268
a
,072 ,057
2,18451 Predictors: Constant, Ln_PBV, Ln_BLOCK, Ln_FCFF, Ln_SIZE
Dependent Variable: Ln_DER
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Hasil koefisien determinasi R
2
pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai
Adjusted R Square sebesar 0,057 atau 5,7   dan R square sebesar 0,072
Universitas Sumatera Utara
93
atau  7,2    Hal  ini  menunjukkan  bahwa  5,7    kebijakan  utang  perusahaan manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI  periode  2013-2014  dipengaruhi  oleh
keempat variabel independen yang digunakan yaitu kepemilikan blockholder,
arus  kas  bebas  untuk  perusahaan,  ukuran  perusahaan  dan  set  kesempatan investasi.    Sisanya  94,3    100-5,3  dipengaruhi  atau  dijelaskan  oleh
variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
4.4  Pembahasan 4.4.1  Pengaruh  Kepemilikan  Blockholder  terhadap  Kebijakan  Utang