39
2.3 Kerangka Konseptual
2.3.1 Pengaruh Kepemilikan Blockholder terhadap Kebijakan Utang
Meskipun terdapat keyakinan bahwa kepemilikan proporsi saham yang lebih tinggi mempunyai peran yang lebih besar agar manajemen memaksimumkan
nilai perusahaan, namun kepemilikan blockholder dalam tingkat tertentu akan
menyebabkan terjadinya tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen yang akan merugikan pemegang saham minoritas disebabkan manajemen lebih
mementingkan kepentingan blockholder Yuliani dan Muizudin, 2014. Semakin
besarnya kepemilikan blockholder yaitu kepemilikan saham perusahaan oleh
pegawai direktur dan anggota keluarganya, trust, dana pensiun, saham yang
dipegang oleh individu-individu atau perusahaan lain dimana memiliki kepemilikan saham lebih dari 5 seharusnya membuat semakin besar perusahaan
untuk melakukan pinjaman namun hasil yang dilakukan Wiliandri 2011 menunjukkan bahwa
blockholder berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap kebijakan utang. 2.3.2 Pengaruh Arus Kas Bebas untuk Perusahaan terhadap Kebijakan
Utang
Hipotesis Jensen 1996 dalam Indahningrum dan Handayani 2009 mengenai
free cash flow menyatakan bahwa tekanan pasar akan mendorong manajer untuk mendistribusikan arus kas bebas untuk perusahaan kepada
pemegang saham. Perusahaan-perusahaan dengan arus kas bebas untuk perusahaan besar yang mempunyai level utang yang tinggi akan menurunkan
agency cost free cash flow. Maka dari itu Jensen 1996 menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
40
adanya hubungan positif antara arus kas bebas untuk perusahaan dan tingkat utang khususnya dengan untuk perusahaan dengan set kesempatan investasinya yang
rendah. Tarjo 2003 juga menyatakan bahwa arus kas bebas untuk perusahaan pada perusahaan besar dan kecil sama-sama memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan hutang dengan set kesempatan investasi yang rendah.
2.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Utang