Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

commit to user 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Mukmin Sukoharjo

2. Waktu Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : a. Tahap persiapan meliputi : pengajuan judul skripsi, pembuatan prorosal penelitian, permohonan pembimbing, dan permohonan perijinan kepada lembaga terkaiat yang dilaksanakan Agustus 2009 sampai Nopember 2009 b. Tahap pelaksanaan meliputi : uji coba instrumen penelitian, penentuan populasi dan sampel penelitian, pelaksanaan mengajar, dan pengambilan data yang dilaksanakan hingga Mei 2010 c. Tahap penyelesaian meliputi : analisis data, penyusunan laporan, dan konsultasi dengan pembimbing, yang dilaksanakan April 2010 hingga Januari 2011

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dengan rancangan disain faktorial 2x2 AXB, A adalah model pembelajaran dan B adalah interaksi sosial siswa. Sampel terpilih dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok diuji dengan uji t untuk mengetahui keseimbangan keadaan awal. Perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diberikan kepada kelompok eksperimen, sedang kelompok kontrol dengan tipe jigsaw II . Untuk mengetahui tingkat interaksi sosial siswa, diberikan angket interaksi sosial pada kedua kelompok. Desain penelitian tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : 40 commit to user 41 Tabel 3.1 Desain Faktorial Penelitian 2 x 2 A x B A B Model Pembelajaran Kooperatif STAD A 1 Jigsaw IIA 2 Interaksi sosial Tinggi B 1 A 1 B 1 A 2 B 1 Rendah B 2 A 1 B 2 A 2 B 2

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Al- Mukmin Sukoharjo tahun ajaran 20092010

2. Sampel

Dari populasi tersebut diambil sampel dua kelompok dengan teknik cluster random sampling , yaitu pengambilan sampel kelas secara acak. Satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok yang lain sebagai kelompok kontrol. Sampel yang terambil adalah kalas XC sebagai kelompok aksperimen dan kelas XD sebagai kelompok kontrol. Untuk mengetahui apakah kedua sampel, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, mempunyai keadaan awal yang sama sebelum keduanya diberi perlakuan maka dilakukan uji kesamaan keadaan awal dengan prosedur sebagai berikut : 1 Hipotesis H : Tidak ada perbedaan antara keadaan awal siswa kedua kelompok eksperimen dan kontrol H 1 : Ada perbedaan antara keadaan awal siswa kedua kelompok eksperimen dan kontrol 2 Statistik Uji = 1 − 2 1 1 − 1 2 dimana 2 = 1 −1 1 2 + 2 −1 2 2 1 + 2 −2 Keterangan : 1 = rata-rata skor kelompok eksperimen 2 = rata-rata skor kelompok kontrol � = simpangan baku kuadrat gabungan 1 = jumlah subyek kelompok eksperimen commit to user 42 2 = jumlah subyek kelompok kontrol 3 Daerah Kritik 1 − 1 2 �; 1 + 2 −2 ,  : taraf signifikansi = 0,05 4 Keputusan Uji Ho diterima jika : - t 1- 12α t t 1- 12α , yang berarti tidak ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk harga t lainnya H ditolak, yang berarti ada perbedaan antara keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sudjana, 2002 : 239 Sebagai data keadaan awal digunakan nilai mid semester genap tahun ajaran 2009-2010 data terlampir . Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, data tersebut dinyatakan berdistribusi normal dan homogen sehingga memenuhi syarat untuk diuji kesamaan keadaan awalnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 35, 36 dan 37. Dari hasil uji kesamaan keadaan awal dengan uji t didapatkan t obs sebasar -0.525 dan dari tabel distribusi t untuk uji t dua pihak diketahui bahwa t tabel adalah 2.00 dengan db = 62 dan taraf signifikansi 5. Sehingga - t tabel t obs t tabel = -2.00 -0.525 2.00 dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan keadaan awal antara siswa kelompok eksperimen dengan siswa kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 38.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ada dua, yaitu variabel bebas utama dan variabel bebas moderator. Variabel bebas utamanya adalah pembelajaran Fisika dengan menggunakan model kooperatif dan variabel bebas moderatornya adalah interaksi sosial siswa. a. Model Pembelajaran Kooperatif 1 Definisi Operasional Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memanfaatkan kerja sama dalam kelompok kecil yang biasanya commit to user 43 beranggotakan 4 sampai 5 orang, dimana keberhasilan kelompok ditentukan oleh keaktifan dari masing-masing anggota kelompok tersebut. 2 Indikator Tercapainya proses belajar mengajar sesuai tujuan pembelajaran yang ditentukan sebelumnya. 3 Skala Pengukuran Skala pengukuran variabel ini adalah nominal dengan dua kategori, yaitu: a Model kooperatif tipe STAD b Model kooperatif tipe Jigsaw II b. Interaksi Sosial 1 Definisi Operasional Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih sehingga kelakuan individu yang satu akan mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya. 2 Indikator Skala sikap yang digunakan untuk mengukur tingkat interaksi sosial siswa. 3 Skala Pengukuran Skala pengukuran variabel ini adalah nominal, dengan dua kategori : a Tingkat interaksi sosial kategori tinggi jika nilai interaksi sosial lebih tinggi dari nilai rata-rata gabungan yang diperoleh. b Tingkat interaksi sosial kategori rendah jika nilai interaksi sosial lebih rendah dari nilai rata-rata gabungan yang diperoleh.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif Fisika siswa. a. Definisi Operasional Kemampuan kognitif Fisika adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan kognitif yang dikembangkan pada mata pelajaran Fisika pada pokok bahasan Listrik Dinamis commit to user 44 b. Indikator Kemampuan kognitif Fisika pada pokok bahasan Listrik Dinamis skor total yang diperoleh siswa dalam menjawab soal tes pokok bahasan Listrik Dinamis c. Skala Pengukuran Skala pengukuran variabel ini adalah interval 0 s.d 100

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik dokumentasi, teknik tes kemampuan kognitif, dan teknik angket interaksi sosial siswa. a. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengetahui keadaan awal. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan nilai siswa yaitu nilai ujian mid semester genap tahun ajaran 2009-2010 b. Teknik tes digunakan untuk mengetahui efek perlakuan terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Listrik Dinamis yang dilakukan dengan memberikan sejumlah soal tes obyektif kepada sampel. c. Teknik angket interaksi sosial siswa Angket interaksi sosial siswa digunakan untuk mengukur tingkat interaksi sosial siswa. Tingkat interaksi sosial dibedakan menjadi dua tingkat, yaitu kategori tinggi dan rendah. Dengan ketentuan : Kategori tinggi jika x x  Kategori rendah jika x x  Dengan x : nilai interaksi sosial siswa x : nilai rerata gabungan

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Instrumen pembelajaran, meliputi Rencana Pembelajaran RP dan Lembar Diskusi Siswa LDS commit to user 45 b. Instrumen pengambilan data, yaitu soal berbentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 35 butir untuk dikerjakan dalam waktu 90 menit. Kemudian diberi angket interaksi sosial yang terdiri dari 30 pernyataan dan 4 alternatif jawaban. Sebelum digunakan sebagai pengambil data, soal tes dan angket interaksi sosial harus memenuhi syarat tertentu. Syarat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Instrumen Tes Kemampuan Kognitif Siswa Sebelum digunakan instrumen tes diuji coba di kelas X B MA Al- Mukmin pada semester genap tahun ajaran 20092010 untuk mengetahui kualitas soal yang meliputi validitas item, reliabilitas tes, derajad kesukaran item, dan daya pembeda item. a. Validitas Item soal dikatakan valid apabila item tersebut mempunyai kesejajaran dalam skor soal. Untuk mengetahui validitas item digunakan teknik poin biserial, yaitu = � − � �� Keterangan : = Koefisien korelasi point biserial � = Rerata skor dari subyek yang menjawab betul dari item yang dicari validitasnya � = Rerata skor soal �� = Standar deviasi dari skor total = Proporsi siswa yang menjawab betul item = � = Proporsi siswa yang menjawab salah q = 1- p Anas Sudijono, 2008 : 185 Kriteria item : ≥ r tabel = Soal dikatakan valid commit to user 46 r tabel = Soal dikatakan invalid Berdasarkan perhitungan terhadap 47 item tes uji coba kemampuan kognitif Fisika siswa diperoleh keputusan ada 35 item tes yang valid, yaitu item nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44 dan 46. Untuk lebih lengkapnya lihat lampiran 32. b. Reliabilitas Reliabilitas tes adalah tingkat atau derajat konsisten item bersangkutan, yaitu berkenaan dengan pertanyaan apakah suatu item atau alat ukur teliti dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Item dikatakan reliabel jika selalu memberi hasil yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Uji reliabilitas soal tes pada penelitian ini menggunakan rumus KR – 20, yaitu : 11 = −1 � − � Suharsimi Arikunto, 2006 :188 dengan : 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan = banyaknya item � = Variansi total = Jumlah hasil perkalian antara p dan q = Proporsi subyek yang menjawab dengan benar = Proporsi subyek yang menjawab dengan salah Kriteria reliabilitas adalah : 0,00 11 0,20 = reliabilitas tes sangat rendah 0,20 11 0,40 = reliabilitas tes rendah 0,40 11 0,60 = reliabilitas tes cukup 0,60 11 0,80 = reliabilitas tes tinggi 0,80 11 1,00 = reliabilitas tes sangat tinggi Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas terhadap instrumen tes uji coba kemampuan kognitif siswa diperoleh r 11 = 0,932. Sehingga keputusan yang diambil adalah angket reliabel dengan kategori sangat tinggi. commit to user 47 c. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subyek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah : � = �� Suharsimi Arikunto, 2001 : 208 dengan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes Klasifikasi soal : 0,00 � 0,30= soal dikatakan sukar 0,30 � 0,70 = soal dikatakan sedang 0,70 � 1,00 = soal dikatakan mudah Berdasarkan hasil analisis didapatkan soal dengan kriteria mudah pada nomor item 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 17, 19, 21, 22, 25, 27, 40, 41, 42, 43, dan 45. Item dengan taraf kesukaran sedang adalah nomor 2, 5, 16, 23, 24, 26, 28, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 44, dan 46. Item dengan taraf kesukaran sukar adalah nomor 1, 3, 13, 14, 18, 20, 29, 34, dan 47. Untuk lebih lengkapnya lihat lampiran 32. d. Daya Pembeda Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan subyek yang pandai dan subyek yang kurang pandai Angka yang menunjukkan daya beda disebut indeks diskriminasi. Adapun rumus yang digunakan adalah : � = � − � = � − � Suharsimi Arikunto, 2001 : 213 dengan : D = Indeks diskriminasi commit to user 48 B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab butir soal benar B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab butir soal benar J A = Jumlah siswa kelompok atas J B = Jumlah siswa kelompok bawah P A = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab butir soal benar P B = Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab butir soal benar Klasifikasi : D 0,70 : soal daya bedanya baik sekali 0,40 D 0,70 : soal daya bedanya baik 0,20 � 0,40 : soal daya bedanya cukup D 0,20 : soal daya bedanya jelek Setelah dilakukan analisis, item dengan daya beda jelek adalah nomor 4, 7, 10, 11, 14, 22, 26, 41, 45, dan 47. Item dengan daya beda cukup adalah nomor 1, 3, 8, 15, 16, 17, 19, 21, 24, 25, 27, 29, 33, 34, 38, 40, 42, dan 43. Item dengan daya beda baik adalah nomor 2, 6, 9, 12, 13, 18, 20, 23, 28, 30, 31, 35, 37, 44, dan 46. Sedangkan item dengan daya beda baik sekali adalah nomor 5, 32, 36, dan 39. Untuk lebih lengkapnya lihat lampiran 32. 2. Instrumen Angket Interaksi Sosial Siswa Penyusunan item angket interaksi sosial siswa dikelompokkan menjadi item positif dan negatif. Pernyataan positif diberikan nilai sebagai berikut : Jawaban selalu : 4 Jawaban sering : 3 Jawaban kadang-kadang : 2 Jawaban tidak pernah : 1 Untuk pernyataan negatif diberikan nilai sebagai berikut : Jawaban selalu : 1 Jawaban sering : 2 Jawaban kadang-kadang : 3 Jawaban tidak pernah : 4 commit to user 49 Sebelum digunakan, angket interaksi sosial siswa diujicobakan di kelas XB MA Al-Mukmin pada semester genap tahun ajaran 20092010 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. a. Validitas Untuk menghitung validitas item digunakan teknik product moment :            2 2 2 2 xy Y Y N X X N Y . X XY N r            dengan : r xy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N : Jumlah subyek X : jumlah skor item tiap nomor soal yang dijawab benar Y : jumlah skor item seluruh nomor soal yang dijawab Jika r xy r xy tabel, maka item soal dikatakan valid Suharsimi Arikunto, 2006 : 170 Berdasarkan analisis, terdapat 30 item angket uji coba interaksi sosial siswa yang valid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, dan 41. Untuk lebih lengkapnya lihat lampiran 23. b. Reliabilitas Karena skor pada pengukuran interaksi sosial merupakan rentangan, maka digunakan rumus alpha : 11 = − 1 1 − � 2 � 2 Keterangan : r 11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir soal � 2 : jumlah varians butir � 2 : varians total Jika r 11 r tabel instrumen dikatakan reliabel. Rumus alpha digunakan karena instrumen tingkat interaksi sosial siswa tidak menggunakan skor 1 atau 0 melainkan skala yang memiliki rentangan 0 sampai 4. commit to user 50 Suharsimi Arikunto, 2006:196 Berdasarkan analisis terhadap instrumen angket uji coba interaksi sosial siswa diperoleh r 11 = 0, 908 sedangkan r tabel = 0,381 sehingga keputusan yang diambil adalah angket reliabel.

G. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KECERDASANINTERPERSONALSISWA

0 58 270

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 135

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMP

0 4 88

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 10