commit to user 66
Kooperatif tipe STAD dan Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif siswa tidak signifikan.
Untuk hasil komparasi ganda antar kolom didapatkan F
B
=4.233 dan F
tabel
= 4.00. Sehingga diketahui bahwa F
B
=4.233 F
tabel
= 4.00 dan dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori
tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa adalah signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa dengan tingkat interaksi sosial yang tinggi
memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan kognitif siswa dari pada siswa yang mempunyai tingkat interaksi sosial rendah.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berikut ini adalah pembahasan hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama dan uji komparasi ganda sehubungan dengan pengajuan hipotesis
yang telah dikemukakan pada BAB II.
1. Uji Hipotesis Pertama
Hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama adalah F
A
= 4,315, dengan harga kritik F
0.05;1,60
= 4.00. Karena F
A
= 4,315 F
0.05;1,60
= 4.00 maka H
0A
ditolak dan H
1A
diterima sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif siswa. Karena hasil yang diperoleh adalah H
0A
ditolak maka kemudian dilakukan uji lanjut anava. Dari hasil uji lanjut diperoleh F
A
= 3.693 dan F
tabel
= 4.00, ini menunjukkan bahwa perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif siswa tidak signifikan. Hasil penelitian untuk hipotesis pertama ini tidak sesuai dengan yang
telah diprediksikan. Hal ini dapat disebabkan karena pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Jigsaw II hanya memiliki sedikit perbedaan, yaitu pada STAD guru
terlebih dulu menyampaikan garis besar materi pelajaran yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kelompok berupa diskusi tentang hasil simulasi yang
telah dilakukan. Sedangkan pada Jigsaw II siswa membaca sendiri materi kemudian mendiskusikan dalam kelompok ahli dan diteruskan dengan diskusi
commit to user 67
dalam kelompok asal tentang hasil simulasi. Atau dengan kata lain yang membedakan antara dua tipe pembelajaran kooperatif tersebut adalah hanya pada
perolehan informasi sebelum dilakukannya kegiatan diskusi hasil simulasi.
2. Uji Hipotesis Kedua
Hasil analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama adalah F
B
= 4,624, dengan harga kritik F
0.05;1,60
= 4.00. Karena F
B
= 4,624 F
0.05;1,60
= 4.00 maka H
0B
ditolak dan H
1B
diterima sehingga dapat diketahui bahwa ada perbedaan pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori tinggi dan kategori rendah
terhadap kemampuan kognitif siswa. Dengan komparasi ganda didapatkan F
B
=4.233 dan F
tabel
= 4.00. Karena F
B
=4.233 F
tabel
= 4.00 maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori tinggi dan kategori rendah terhadap
kemampuan kognitif siswa adalah signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa dengan tingkat interaksi sosial yang tinggi memberikan pengaruh yang lebih
baik terhadap kemampuan kognitif siswa dari pada siswa yang mempunyai tingkat interaksi sosial rendah. Hal ini disebabkan karena siswa dengan tingkat interaksi
sosial yang tinggi akan mudah mengkomunikasikan kesulitan belajarnya kepada teman maupun guru sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan belajar tersebut.
Sedangkan siswa dengan tingkat interaksi sosial rendah sukar untuk mengkomunikasikan kesulitan belajarnya, sehingga kesulitan belajarnya sukar
diatasi . Jadi, hasil penelitian untuk hipotesis kedua ini sesuai dengan teori dan
hipotesis yang telah dikemukakan, yaitu bahwa interaksi sosial berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa.
3. Uji Hipotesis Ketiga