Kemampuan Kognitif Siswa Tinjauan Pustaka

commit to user 25 contact-hours di dalam hubungan guru-si swa”. Contact-hours adalah jam-jam bertemu antara guru-siswa di luar jam-jam presentasi atau mengajar di depan kelas seperti biasanya. Pada saat-saat semacam itu dapat dikembangkan komunikasi dua arah. Guru dapat menanyai dan mengungkapkan keadaan siswa dan sebaliknya siswa mengajukan berbagai persoalan dan hambatan yang sedang dihadapi. Terjadilah proses interaksi dan komunikasi yang humanistik. Hal ini jelas akan sangat membantu keberhasilan studi para siswa. Berhasil dalam arti tidak hanya sekedar tahu atau mendapatkan nilai baik dalam ujian, tetapi akan menyentuh pada soal sikap mental dan tingkah laku atau hal-hal yang intrinsik.

7. Kemampuan Kognitif Siswa

Istilah ” cognitive ” berasal dari kata cognition yang artinya mengetahui. Dalam arti luas, cognition kognisi berarti perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan Neiser, 1976 dalam Slameto 1995 : 12. Dalam perkembangannya istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu ranah kemampuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan dan keyakinan. Kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara optimal untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan kognitif para siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggungjawab. Untuk mengembangkan kemampuan kognitif siswa dalam memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta keyakinan terhadap nilai-nilai moral yang menyatu dalam pengetahuannya, guru diharapkan melatih penggunaan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu procedural knowledge yang relevan dengan kemampuan normatif declarative knowled ge. Hal ini berhubungan dengan penggunaan pendekatan dan metode mengajar yang memungkinkan siswa menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman mendalam terhadap isi pelajaran. Sehubungan dengan hal ini, commit to user 26 Muhibbin Syah 1995: 84 mengemukakan bahwa guru diharapkan mampu menjauhkan siswa, strategi dan preferensi akal, yang hanya mengarah pada aspirsi asal naik atau lulus. Menurut WS Winkel 1996 dasar pembagian kemampuan kognitif sering menjadi pedoman dalam menggolongkan jenis perilaku, misalnya dalam taksonomi tujuan instruksional yang dikembangkan oleh BS Bloom da kawan- kawannya. BS Bloom dan kawan-kawannya menjadi kelompok pelopor dalam menyumbangkan klasifikasi tujuan instruksional education objective . Adapun klasifikasi kemampuan kognitif Bloom adalah sebagai beriku : a. Pengetahuan knowledge Kemampuan kognitif ini mencakup ingatan siswa akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal ini dapat meliputi fakta, kaidah, dan prinsip yang diketahui. b. Pemahaman comprehension Kemampuan kognitif ini mencakup kemampuan siswa untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Hal itu meliputi pengertian terhadap hubungan antar faktor, hubungan antar konsep, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan. c. Penerapan application Kemampuan kognitif ini mencakup kemampuan siswa untuk menerapkan suatu kaidah atau prinsip-prinsip pada suatu kasus atau masalah yang konkret dan baru atau penggunaan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. d. Analisis analysis Kemampuan kognitif ini mencakup kemampuan siswa untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Adapun kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen- komponen dasar bersama-sama dengan hubungan antar bagian-bagian itu. e. Sintesis synthesis Kemampuan kognitif ini mencakup kemampuan siswa untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru meliputi menggabungkan berbagai informasi menjadi suatu kesimpulan atau konsep. f. Evaluasi evaluation Kemampuan kognitif ini mencakup kemampuan siswa untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal bersama pertanggungjawaban pendapat tersebut yang berdasarkan kriteria tertentu, kemampuan ini dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu. Menurut Nana Sudjana 2006 : 2, dari keenam tingkatan tersebut, kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya commit to user 27 termasuk kognitif tingkat tinggi. Setiap penguasaan tiap tingkatan tersebut berdasarkan pada jenjang perkembangan usia dan kedewasaan anak didik. Pada jenjang SMA kemampuan kognitif yang harus dikuasai adalah satu sampai jenjang empat, yaitu dari pengetahuan sampai analisis.

8. Konsep Listrik Dinamis

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KECERDASANINTERPERSONALSISWA

0 58 270

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 135

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMP

0 4 88

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 10