commit to user 36
R I
P VI
P
2
R V
P
2
..........................................................................................................2.33
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelumnya telah dilakukan oleh Francis A Adesoji dan Tunde L Ibraheem pada tahun 2009
mengenai materi kimia kinetik. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa “
STAD cooperative learning strategy had the potensial to improve students learning outcome
”. Jadi, STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahun 2009 Keymal Doymus dan kawan-kawan melakukan
penelitian dengan membandingkan dua tipe pembelajaran kooperatif,
Group Investigation
dan Jigsaw. Hasil penelitian tersebut nyatakan bahwa “group
investigation cooperative teaching was found to be no more effective in term of
academic achivement than the jigsaw our study”. Jadi, pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation
tidaklah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tipe Jigsaw dalam kaitannya dengan prestasi akademik siswa. Pada penelitian ini
digunakan dua tipe pembelajaran kooperatif, yaitu tipe STAD dan Jigsaw II yang merupakan pengembangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pada penelitian ini juga digunakan interaksi sosial siswa sebagai tinjauan. Penelitian mengenai interaksi sosial ini pernah dilakukan oleh Ela Nisriyana
khususnya pada interaksi dalam kelompok teman sebaya yang dikaitkan dengan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian tersebut menyebutkan “Ada hubungan
yang signifikan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar pada siswa
” Ela N,2007 : 52.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan landasan teori di atas dapat dikemukakan kerangka berfikir sebagai berikut:
Pencapaian tujuan dalam proses belajar mengajar yang digunakan sebagai tolak ukur adalah tingkat prestasi siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi
commit to user 37
proses belajar mengajar atau mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Diantara faktor tersebut adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat
serta interaksi sosial siswa. Model kooperatif tipe STAD dan Jigsaw II
diterapkan pada dua kelas yang berbeda yang tentu saja tiap siswanya memiliki tingkat interaksi sosial yang
berbeda dengan kemampuan awal yang homogen.
1. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw II Terhadap Kemampuan Kognitif Fisika Siswa
Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif tipe STAD dan
Jigsaw II.
Kedua tipe pembelajaran tersebut dirancang dengan mengutamakan kegiatan kerjasama dalam tim. Dengan kerja sama tim,
diharapkan dapat membantu siswa memecahkan permasalahan dalam pembelajaran bersama dengan timnya
Pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD diawali dengan presentasi kelas oleh guru yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi dalam
kelompok. Adanya pembentukan kelompok adalah untuk memastikan bahwa setiap anggota dapat bekerja sama dan memiliki tanggungjawab untuk belajar
serta menjadikan kelompoknya sebagai kelompok terbaik sehingga secara individual siswa akan mengerjakan kuis dengan sebaik-baiknya. Adapun pada
pembelajaran dengan model kooperatif tipe
Jigsaw II
tidak diawali dengan presentasi kelas oleh guru, akan tetapi siswa membaca bahan yang akan dipelajari
kemudian mendiskusikannya dalam kelompok ahli kemudian menjelaskannya kepada teman kelompok asal.
Dengan demikian kemampun kognitif kelompok khususnya penguasaan kemampuan konsep Fisika menjadi tanggung jawab bersama dalam setiap anggota
kelompok. Hal ini akan memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa dalam memperoleh hasil kuis yang baik. Kemampuan kognitif Fisika siswa
dengan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti kegiatan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Hal ini disebabkan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, selain siswa dapat bekerja sama dalam
commit to user 38
kelompok, siswa juga sebelumnya telah memperoleh pengetahuan dari presentasi guru.
2. Pengaruh Interaksi sosial Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah tingkat interaksi sosial siswa. Tingkat interaksi sosial siswa dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat
interaksi sosial kategori tinggi dan kategori rendah. Siswa yang mempunyai tingkat interaksi sosial tinggi akan memperoleh prestasi yang tinggi pula. Siswa
yang mempunyai tingkat interaksi sosial tinggi akan mampu menghadapi permasalahan pembelajaran yang dihadapinya, yaitu dengan mengkomunikasikan
permasalahan tersebut pada guru atau teman sehingga didapatkan cara pemecahannya. Sedangkan siswa yang mempunyai tingkat interaksi sosial rendah
tidak akan leluasa mengungkapkan permasalahan pembelajaran yang dihadapinya baik pada guru maupun teman, sehingga permasalahannya lebih sukar dipecahkan
dan akhirnya prestasi belajarnya tidak akan sebaik siswa yang mempunyai tingkat interaksi sosial tinggi.
3. Interaksi Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran dan Interaksi Sosial
Model pembelajaran dan interaksi sosial siswa merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang tepat
dan interaksi sosial yang baik akan mampu meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
didukung oleh tingkat interaksi sosial yang tinggi akan sangat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa.
Untuk menjelaskan kerangka berfikir tersebut, dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut :
commit to user 39
Gambar 2.13. Paradigma Penelitian
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe
Student Team Achievement Divisions
STAD
dan
Jigsaw II
terhadap kemampuan kognitif siswa.
2. Ada pebedaan pengaruh antara interaksi sosial siswa kategori tinggi dan
kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa 3.
Ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Divisions
STAD
dan
Jigsaw II
dengan interaksi sosial siswa terhadap kemampuan kognitif siswa
Kelompok eksperimen
Pembelajaran kooperatif tipe
STADA
1
Keadaan awal sama
Kelompok kontrol
Pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw IIA
2
Kemampuan kognitif
Interaksi sosial kategori rendah
B
2
Interaksi sosial kategori tinggi
B
1
Interaksi sosial kategori rendah
B
2
Interaksi sosial kategori tinggi
B
1
commit to user 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Mukmin Sukoharjo
2. Waktu Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : a.
Tahap persiapan meliputi : pengajuan judul skripsi, pembuatan prorosal penelitian, permohonan pembimbing, dan permohonan perijinan kepada
lembaga terkaiat yang dilaksanakan Agustus 2009 sampai Nopember 2009 b.
Tahap pelaksanaan meliputi : uji coba instrumen penelitian, penentuan populasi dan sampel penelitian, pelaksanaan mengajar, dan pengambilan data
yang dilaksanakan hingga Mei 2010 c.
Tahap penyelesaian meliputi : analisis data, penyusunan laporan, dan konsultasi dengan pembimbing, yang dilaksanakan April 2010 hingga Januari
2011
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dengan rancangan disain faktorial 2x2 AXB, A adalah model pembelajaran dan B
adalah interaksi sosial siswa. Sampel terpilih dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok diuji dengan uji t
untuk mengetahui keseimbangan keadaan awal. Perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diberikan kepada kelompok eksperimen, sedang kelompok
kontrol dengan tipe jigsaw II
.
Untuk mengetahui tingkat interaksi sosial siswa, diberikan angket interaksi sosial pada kedua kelompok. Desain penelitian tersebut
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
40