Gambaran Perekonomian Provinsi Riau 1 Pertumbuhan Ekonomi Riau menurut Lapangan Usaha
57 Sumber: Riau dalam Angka Tahun 2006
4.7. Gambaran Perekonomian Provinsi Riau 4.7.1 Pertumbuhan Ekonomi Riau menurut Lapangan Usaha
Perkembangan perekonomian Provinsi Riau tanpa migas selama tahun 2005 tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor ekonomi, baik yang terjadi di
dalam maupun di luar wilayah Riau. Naiknya harga BBM dan tingginya inflasi
Tabel 9. Luas Lahan Keritis dalam Kawasan Hutan per KabupatenKota Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan, 2005
Fungsi No. Kabupaten Hutan
Lindung Hutan
Konser- vasi
Hutan Produksi
Terbatas
Hutan Produksi
Tetap Jumlah
1 Kuantan Singingi
16.128 534
87.052 -
103.714 2 Indragiri
Hulu 122
1.084 66.036
9.802 77.044
3 Indragiri Hilir
8.634 1.452
66.999 34.839
111.923 4 Pelalawan
- 2.906
135.669 133.700
272.276 5 Siak
- 8.466
160.960 81.425
250.851 6 Kampar
19.733 5.614
223.558 30.035
278.941 7 Rokan
Hulu 41.288
- 74.740
33.572 149.600
8 Bengkalis 530
47.530 192.822
104.178 345.060
9 Rokan Hilir
10.940 -
76.021 119.522
206.483 10 Pekanbaru
- 228
15.003 -
15.231 11 Dumai
- 4.151
7.133 51.260
62.544
Jumlah 97.375
71.967 1.105.992
598.332 1.873.666
58 tahunan tahun 2005 secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian Riau.
Pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas tahun 2005 tercatat sebesar 8,53 persen. Pertumbuhan ini sedikit mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2004
yang mencapai 9,01 persen. Dilihat dari sisi produksi supply side, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai sebesar
27,24 persen Tabel 10.
Tabel 10. Pertumbuhan Ekonomi Riau Tanpa dan Dengan Migas menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000, 2003 - 2005
Tanpa Migas Dengan Migas
Sektor 2003 2004 2005 2003 2004 2005
1. Pertanian 6,32
7,00 6,77
6,32 7,00 6,77 2. Pertambangan
19,63 34,07
27,24 -0,7 -1,19 3,21
3. Industri Pengolahan
9,89 10,14
9,08 5,81 9,35 5,60
4. Listrik dan Air 3,10
10,44 9,20
3,10 10,44 9,20
5. Bangunan 6,34
9,10 7,15
6,34 9,10 7,15 6. Perdagangan
10,81 9,37
10,15 10,81 9,37 10,15
7. Angkutan 11,20
11,85 10,29
11,20 11,85 10,29 8. Keuangan
12,86 18,92
18,18 12,86 18,92 18,18
9. Jasa-Jasa 6,87
9,06 7,89
6,87 9,06 7,89
Riau 8,17 9,01
8,53 2,45
2,93 5,41
Keterangan: Angka pertumbuhan 2005 masih angka sementara Sumber: BPS Provinsi Riau
Pada Tabel 10 terlihat bahwa dengan memasukkan unsur minyak dan gas bumi migas dalam penghitungan pertumbuhan ekonorni Riau, tampak bahwa
laju pertumbuhan di tahun 2005 sedikit meningkat dibanding tahun 2004, yakni mencapai sebesar 5,41 persen, dimana pada tahun sebelumnya hanya 2,93, persen.
59 Kenaikan ini lebih didorong oleh pertumbuhan dari sektor pertambangan terutama
subsektor minyak bumi sehingga mampu mengangkat pertumbuhan Riau.
a Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Tanpa Migas
Dari Tabel 10 tampak bahwa pertumbuhan tertinggi PDRB tanpa migas pada tahun 2005 terjadi di sektor pertambangan dan penggalian. Kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi batu bara di Kabupaten Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu mendorong tingginya pertumbuhan sektor ini. Sumberdaya alam ini
tampaknya mulai banyak dilirik oleh para investor sehingga terjadi peningkatan produksi, apalagi dengan adanya kebijakan pemerintah pusat yang mendukung
pengembangan sumber energi lain di luar migas. Disamping itu, kenaikan produksi ini juga didukung oleh iklim usaha dan faktor keamanan yang relatif
baik di Riau. Selain sektor pertambangan dan penggalian, beberapa sektor dengan
pertumbuhan ekonomi di atas sembilan persen seperti sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor angkutan dan komunikasi; sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor listrik dan air bersih, dan sektor industri, yang masing-masing tumbuh sebesar 18,18 persen, 10,29 persen, 10,15 persen, 9,20 persen, dan 9,08
persen.
b Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau dengan Migas
Dengan memasukkan unsur migas di perekonomian Riau seperti pada Tabel 10, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2005 mengalami
peningkatan dibanding tahun 2004, yakni dari 2,93 persen menjadi 5,41 persen.
60 Namun, bila dilihat dari pertumbuhan sektor pertambangan migas, ternyata sektor
ini mengalami peningkatan pertumbuhan bila dibandingkan dua tahun sebelumnya. Pada tahun 2005 ini sektor industri pengolahan mengalami
perlambatan pertumbuhan bila dibandingkan tahun 2004, pada tahun 2005 sektor industri pengolahan hanya tumbuh sebesar 5,60 persen. Penurunan ini disebabkan
oleh produksi pengilangan minyak bumi di daerah kota Dumai yang kurang maksimal Info Eksekutif Tahun 2005.