Kesimpulan KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

94

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

7.1 Kesimpulan

Provinsi Riau mengalami gejala paradoks pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi yang dilaksanakan bukan bersumber dari sektor-sektor utama yang memiliki pengaruh yang kuat ke masyarakat, yakni sektor pertanian, dan sektor industri pengolahan hasil-hasil pertanian; yang memiliki kontribusi tinggi terhadap pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja. Pengembangan industri minyak dan gas bumi telah meningkatkan kesenjangan sosial-ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Riau. Motor penggerak ekonomi dalam Kawasan Strategis Nasional adalah sub-sektor perkebunan berbasis kelapa sawit. Industri kelapa sawit merupakan komoditas unggul, dan terbukti memiliki dayasaing di pasar internasional. Pengembangan kelapa sawit di KSN diarahkan untuk mendukung kebijakan nasional dalam pengembangan bio-enerji, disamping pengembangan produk-produk hilir kelapa sawit lainnya. Dukungan sektor perdagangan dan jasa perlu ditingkatkan dalam pengembangan klaster industri kelapa sawit ini. Kota Dumai dapat berperan sebagai pusat dalam pengembangan KSN yang didukung oleh wilayah penyangga, mulai dari kawasan di Rokan Hilir, Bengkalis, Siak, Pekanbaru, Pelalawan, hingga Indragiri Hilir. Keterkaitan antar wilayah di dalam Kawasan Strategis Nasional perlu dikembangkan secara fungsional, sehingga terjalin kerjasama yang saling mendukung dan saling menguntungkan antar wilayah terlkait. 95 Enam strategi dihasilkan dari analisis SWOT: 1 pembenahan aspek hukum, 2 pengembangan infrastruktur, 3 realokasi dan optimisasi pemanfaatan aset lahan untuk penanggulangan kemiskinan, 4 pengembangan kerjasama multipihak, 5 pengembangan investasi bagi diversifikasi produk sawit dan pengembangan industri hilir kelapa sawit, dan 6 pengembangan sumberdaya manusia. Pola-pola kerjasama kemitraan yang diperlukan dalam pengembangan KSN adalah yang melibatkan kerjasama multipihak pemerintah-swasta-masyarakat, juga didukung oleh kerjasama internasional dengan pihak-pihak luar negeri.

7.2 Implikasi Kebijakan