Dasar Hukum TINJAUAN PUSTAKA

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pembangunan yang berlangsung selama ini ternyata masih belum merata, masih terjadi kesenjangan di berbagai daerah. Oleh karena itu pembangunan daerah diupayakan dengan melaksanakan program-program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh yang dapat menembus wilayah administrasif dan dapat mengakomodasi keragaman potensi permasalahan dan keterkaitan antar wilayah. Berbagai hal yang telah dilaksanakan di Indonesia antara lain pengembangan kawasan pertanian, industri, pariwisata, kehutanan rakyat, peternakan, perikanan dan lain-lain di beberapa daerah; pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET sebagai salah satu upaya pengembangan Kawasan Timur Indonesia KTI; pelaksanaan kerjasama ekonomi sub-regional dengan negara-negara tetangga, melalui Indonesia-Malaysia- Thailand Growth Triangle IMT-GT dan Indonesia-Malaysia-Singapore Growth Triangle IMS-GT; pengembangan ekonomi lokal; pengembangan kawasan transmigrasi; pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang di Propinsi Nangore Aceh Darussalam, serta peningkatan status kawasan berikat Otorita Pulau Batam menjadi Kawasan Perdagangan Bebas Free Trade Zone Batam.

2.1. Dasar Hukum

Kawasan Pengembangan Strategis merupakan suatu gambaran atau peta pembagian wilayah yang melukiskan wilayah-wilayah mana yang dapat dikembangkan secara strategis, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing 12 wilayah, mengurangi kesenjangan antar daerah dan meningkatkan keterkaitan ekonomi antar wilayah di Indonesia Tim P4W, 2003. Dasar hukum dari Kawasan Pengembangan Strategis Strategic Development Region terdiri dari beberapa peraturan pemerintah, baik yang dikeluarkan oleh Bappenas maupun oleh instansi pemerintah lainnya. Salah satunya adalah mengenai aspek pemberian insentif-disinsentif dalam hubungan pemerintah pusat dengan daerah, antar pemda, serta pemda dengan masyarakat merupakan sesuatu yang baru pada draf Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Penataan Ruang bila dibandingkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Bentuk mekanisme ini adalah pemberian insentif dari Pemerintah Pusat kepada Pemda berupa pemberian Dana Alokasi Umum DAU yang lebih tinggi pada daerah yang memiliki indeks hijau yang tinggi. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang sebagai dasar pengaturan penataan ruang telah memberikan landasan bagi penyelenggaraan penataan ruang wilayah nasional, namun perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara menuntut perubahan pengaturan di dalam undang-undang tersebut. Oleh karena itu pemerintah telah merancangan undang-undang pengganti UU No. 24 Tahun 1992 untuk dijadikan landasan menilai dan menyesuaikan peraturan perundang-undangan yang memuat ketentuan tentang segi-segi penyelenggaraan penataan ruang yang telah berlaku yaitu peraturan perundang- undangan mengenai perairan, pertanahan, kehutanan, pertambangan, pembangunan daerah, perdesaan, perkotaan, transmigrasi, perindustrian, 13 perikanan, jalan, Landas Kontinen Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, perumahan dan permukiman, kepariwisataan, perhubungan, telekomunikasi, dan sebagainya. Keputusan dari Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: Kep 162M.PPN052004 mengenai Kelompok Kerja Kajian Prakarsa Strategis Kawasan Pengembangan Strategis menyebutkan bahwa Kawasan Pengembangan Strategis merupakan salah satu upaya pengembangan wilayah yang berdasarkan pada peningkatan daya saing wilayah melalui pengelompokkan industri-industri atau usaha-usaha yang saling berhubungan secara dinamis yang menguntungkan dan mempunyai daya saing tinggi. Oleh karena pentingnya keterkaitan ekonomi antar wilayah itulah maka Bappenas membentuk Kelompok Kerja Kajian Prakarsa Strategis Kawasan Pengembangan Strategis, yang bertugas untuk: 1 melakukan berbagai penelitian dan pengkajian yang berkaitan dengan upaya-upaya pengidentifikasian potensi dan keterkaitan antar daerah melalui pengidentifikasian dan penetapan sektor dan komoditi unggulan dalam wilayah pengembangan strategis, dan penetapan wilayah-wilayah pengembangan strategis, dan 2 memberikan laporan hasil kerja kepada Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

2.2. Konsep Kawasan Pengembangan Strategis