Konsep Dayasaing TINJAUAN PUSTAKA

16 Analisis perencanaan untuk Wilayah-Wilayah Pengembangan Strategis akan memandang setiap kawasan menurut konsep nodalitas, yang menekankan pada perbedaan stuktur tataruang di dalam suatu kawasan, dimana antar sub- kawasan atau antar sektor-sektor dalam kawasan tersebut terdapat ketergantungan secara fungsional. Implikasinya, program pembangunan dan pengusahaan programkomoditas akan terpicu untuk memanfaatkan saling ketergantungan tersebut sehingga terbentuklah integrasi baik secara vertikal maupun horisontal. Hasil-hasil produksi bahan mentah di sub-kawasan terbelakang hinterland akan berkumpul pada pusat yang memiliki kegiatanindustri pengolahan produk- produk tersebut dan kegiatan distribusinya. Dalam konteks ini, tiap kawasan akan memiliki satu atau beberapa kota besar sebagai pusat pertumbuhan growth centre yang perkembangannya secara fungsional akan menarik perkembangan kawasan-kawasan di sekitarnya Tim P4W, 2003.

2.3. Konsep Dayasaing

Daya saing dapat dibedakan dalam berbagai tingkatan. Daya saing nasional mengacu kepada kemampuan suatu negara untuk memasarkan produk yang dihasilkan negara itu relatif terhadap kemampuan negara lain. Pengertian ini dipeluas oleh World Economic Forum WEF, yaitu kemampuan perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tingi dan berkelanjutan. Institute of Management and Development IMD mendefinisikan daya saing nasional sebagai kemampuan suatu negara dalam menciptakan nilai tambah dalam rangka menambah kekayan nasional dengan cara mengelola aset dan proses, daya tarik dan agresivitas, globalitas dan proksimitas, serta dengan mengintegrasikan 17 hubungan-hubungan tersebut kedalam suatu model ekonomi dan sosial Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, 2004. Meskipun terdapat perbedaan definisi antara WEF dan IMC, tetapi kedua lembaga ini elah memilih faktor daya saing yang hampir sama. IMD pertama- tama telah memilih dua faktor, yaitu ekonomi domestik dan internasionalisasi, serta selanjutnya menambah enam faktor lain, yaitu pemerintah, manajemen, keuangan, infrastruktur, ilmu pengetahuan dan teklnologi, dan sumberdaya manusia. WEF merubah kedua faktor pertama, yaitu dari perekonomian domestik menjadi lembaga sipil dan internasionalisasi menjadi keterbukaan, sedangkan keenam faktor lainnya sama Cho dan Moon, 2003 Berdasarkan Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, 2004, k eunggulan daya saing daerah penting karena dua alasan. Pertama, untuk menyadarkan bahwa keunggulan kompetitif suatu perusahaan tidak sepenuhnya tergantung pada masing-masing usaha internal. Ada tempat-tempat di mana orang lebih mudah menciptakan usaha yang kompetitif dibanding tempat-tempat lain. Ini tidak hanya berlaku untuk negara; tetapi juga berlaku untuk wilayah-wilayah dalam suatu negara. Kedua, ada dua tipe keunggulan kompetitif yang harus dikenali, yaitu keunggulan kompetitif statis dan keunggulan kompetitif dinamis. Keunggulan kompetitif merujuk pada faktor-faktor seperti lokasi geografis, sedangkan keunggulan kompetitif dinamis merujuk pada kedisiplinan pekerja industri di daerah itu. Lokasi geografis merupakan faktor persaingan yang penting, tetapi hal tersebut berlaku untuk banyak daerah lain. Kedisiplinan pekerja konsisten untuk bekerja, mengerti akan pentingnya kualitas, dan penggunaan waktu yang disiplin 18 menjadi keunggulan kompetitif yang penting ketika di daerah lain hal itu merupakan suatu masalah. Suatu daerah yang mempunyai karakteristik demikian berpotensi untuk mengembangkan klaster industri.

2.4 Sistem Agribisnis dan Klaster Industri