2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian Astuti Waluyati 2009 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif TAI dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori.
Penelitian Hayati 2012 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar matematika dengan kemampuan berpikir kreatif
matematis peserta didik. Penelitian Kuntjojo dan Andik Matulessy 2012 menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi belajar matematika dengan kreativitas peserta didik.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil wawancara, seorang guru matematika di SMP Negeri 1 Mejobo Kudus bahwa kesulitan yang dialami peserta didik adalah menghitung
luas permukaan limas tegak karena peserta didik masih lemah dalam penggunaan rumus phythagoras dan sifat matematika yang abstrak, selain itu ketuntasan hasil
belajar peserta didik kelas VIII pada materi yang sama tahun sebelumnya belum mencapai KKM 75. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut,
yaitu dengan mengaplikasikan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI berbantuan alat peraga dalam pembelajaran materi luas
permuaan bangun ruang sisi datar. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif
Team Assisted Individualization TAI berbantuan alat peraga, peserta didik dituntut untuk selalu aktif dan berpikir kreatif dalam pembelajaran.
Beberapa kelebihan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI dengan bantuan alat peraga dikelas diantaranya
sebagai berikut. 1
Menambah motivasi peserta didik untuk belajar. 2
Peserta didik akan memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran 3
Peserta didik terlibat dalam semua aktifitas dalam pembelajaran. 4
Kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran sangat besar. 5
Hubungan sosial peserta didik semakin baik, antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan orang
lainnya. Kelebihan-kelebihan tersebut ternyata sejalan dengan syarat-syarat untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis, sebagai berikut: 1
Belajar sangat penting dan harus dalam suasana yang menyenangkan. 2
Anak didorong menjadi pelajar yang aktif. 3
Anak perlu distimulasi dan merasa nyaman selama proses belajar mengajar. 4
Guru merupakan fasilitator, bukan polisi atau dewa yang serba tahu. 5
Kerja sama menjadi iklim yang utama yang harus diciptakan di dalam kelas, bukan kompetisi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dibuat skema kerangka berpikir sebagai berikut.
2.4 Hipotesis Penelitian