merespon stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan.
d Prinsip berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya
berlangsung saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa
peserta didik pada situasi ketidakseimbangan, sehingga mendorong peserta didik untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui
proses belajar mandiri.
2.1.4 Pembelajaran Team Assisted Individualization TAI
Pembelajaran kooperatif
Team Assisted
Individualization TAI
dikembangkan oleh Slavin. Menurut Slavin 2005: 195, pembelajaran kooperatif
Team Assisted Individualization TAI memiliki delapan komponen. Dalam
penelitian ini, delapan komponen pembelajaran Team Assisted Individualization TAI adalah sebagai berikut.
1 Placement test, yaitu guru melihat nilai ulangan harian sebelumnya yang
diperoleh peserta didik untuk mengelompokkan mereka pada tingkat yang sesuai dengan kemampuan akademik peserta didik.
2 Teaching group, yakni guru memberikan materi sebelum pemberian tugas.
3 Teams, yaitu para peserta didik dalam TAI dikelompokkan ke dalam tim-tim
yang beranggotakan 4 sampai 5 orang. 4
Curriculum materials, yaitu peserta didik mengerjakan tugas secara individu.
5 Team study, yaitu peserta didik mengecek dan mendikusikan jawabannya
dengan teman satu timnya atau dalam kelompok mereka. 6
Team scores and team recognition, yaitu guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan pemberian penghargaan.
7 Facts test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil kuis berdasarkan materi yang
diperoleh peserta didik. 8
Whole-class units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran.
Lestari 2006: 15 menyatakan bahwa keuntungan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI adalah sebagai berikut.
1 Peserta didik yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya.
2 Peserta didik yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan
keterampilannya. 3
Adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahannya.
4 Peserta didik diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok.
2.1.5 Motivasi Belajar
Menurut Sardiman 2006: 73, motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu. Peranan motivasi belajar
yang khas adalah dalam menumbuhkan semangat belajar dan rasa senang. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa unsur yang mendukung.
Uno 2007: 27 menyatakan bahwa beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.
b Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
c Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar.
d Menentukan ketekunan belajar.
Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran antara lain.
1 pernyataan penghargaan secara verbal.
2 menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.
3 menimbulkan rasa ingin tahu.
4 menggunakan materi yang dikenal peserta didik sebagai contoh dalam
belajar. 5
menggunakan simulasi dan permainan. 6
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum.
7 memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
8 memberikan contoh yang positif.
Selain kedelapan teknik tersebut agar para peserta didik lebih termotivasi dan bersungguh-sungguh dalam belajar matematika, guru juga bisa
memperlihatkan manfaat matematika bagi kehidupan melalui contoh-contoh
penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Sardiman 2006: 83, terdapat 3 fungsi motivasi dalam belajar yaitu sebagai
berikut. 1
Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2 Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3 Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan yang harus
dikerjakan untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tuan tersebut.
Selain itu, motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan motivasi suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya
motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Menurut Sardiman 2006: 84, intensitas motivasi seorang peserta didik akan
sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Indikator motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perhatian attention, relevansi relevance, percaya diri confidence dan kepuasan satisfaction. Berikut penjelasan dari keempat indikator motivasi
belajar.
1 Perhatian attention
Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat ransangan, sehingga peserta
didik akan mendapat perhatian selama proses pembelajaran. Menurut Suciati, sebagaimana dikutip oleh Yosua 2012: 5, perhatian adalah bentuk
pengarahan untuk dapat berkonsultasipemusatan pikiran dalam menghadapi peserta didik dalam peristiwa proses belajar mengajar di kelas.
Menurut Sardiman, dalam Yosua 2012: 5, terdapat strategi untuk menjaga dan meningkatkan perhatian peserta didik yaitu 1 menggunakan
media untuk
melengkapi penyampaian
materi pembelajaran;
2 menggunakan peristiwa nyata dan contoh-contoh untuk memperjelas konsep
yang digunakan; 3 menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan peserta didik.
2 Relevansi relevance
Relevansi adalah adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara
jika mereka menganggap apa yang mereka pelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Motivasi
peserta didik akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa yang dipelajari itu memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai
dengan nilai yang diyakini atau dipegangnya. Menurut Sardiman, dalam Yosua 2012: 6-7, terdapat strategi-strategi
untuk menunjukkan relevansi yaitu 1 menyampaikan kepada peserta didik
hal yang dapat diperoleh dan dilakukan setelah mempelajari materi pembelajaran atau guru perlu menjelaskan tujuan pembelajaran; 2
menjelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai yang akan dipelajari; 3 memberikan contoh yang langsung berhubungan dengan
kondisinya. 3
Percaya diri confidence Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan ketika merasa diri sendiri
kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif terhadap lingkungannya. Menurut Sardiman, dalam Yosua 2012: 6-7,
terdapat strategi-strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik yaitu 1 meningkatkan harapan peserta didik
untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman peserta didik; 2 menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,
sehingga peserta didik tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak konsep baru dengan sekaligus; 3 meningkatkan harapan untuk berhasil, hal
ini dapat dilakukan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. 4
Kepuasan satisfaction Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan
kepuasan. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk
meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan reinforcement berupa pujian, pemberian kesempatan,
dan sebagainya. Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan gembira,
perasaan ini dapat menjadi positif yaitu timbul kalau orang mendapatkan penghargaan terhadap dirinya.
Menurut Sardiman, dalam Yosua 2012: 6-7, terdapat strategi-strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik
yaitu 1 mengucapkan “baik”, “bagus”, dan seterusnya bila peserta didik menjawab atau mengajukan pertanyaan; 2 memuji dan memberi dorongan,
dengan senyuman dan anggukan atas partisipasi peserta didik; 3 memberi pengarahan sederhana agar peserta didik memberi jawaban yang benar.
2.1.6 Pembelajaran Berbantuan Alat Peraga