Solving TAPPS berbantuan worksheet terhadap kemampuan pemecahan masalah materi lingkaran. Hasilnya adalah pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran TAPPS tuntas, rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran TAPPS lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan
pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran ekspositori, dan persentase ketuntasan belajar peserta didik pada pembelajaran TAPPS lebih tinggi daripada
persentase ketuntasan belajar peserta didik pada pembelajaran ekspositori. Arifin, Kartono, Sutarto 2014 melakukan penelitian untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran strategi REACT Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transferring terhadap kemampuan komunikasi matematis
peserta didik materi segiempat kelas VII SMP Negeri Gembong. Hasil penelitian tersebut adalah penerapan strategi pembelajaran REACT efektif terhadap
kemampuan komunikasi matematis peserta didik, dengan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran strategi REACT mencapai ketuntasan klasikal sebesar
80 dan kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada pembelajaran strategi REACT lebih besar daripada kelas dengan pembelajaran ekspositori.
2.4 Kerangka Berpikir
Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk dimiliki peserta didik, karena matematika merupakan cabang
ilmu yang mempelajari objek kajian abstrak yang di dalamnya terdapat simbol- simbol dan bahasa matematika. Selain itu, di dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, memiliki kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu
tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran matematika. Komunikasi matematis juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam
standar proses pembelajaran matematika menurut National Council of Teachers of Mathematics. Oleh karena itu, pembelajaran seharusnya dirancang agar peserta
didik dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematis. Untuk itu, dibutuhkan model dan strategi pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan
kemampuan komunikasi matematis peserta didik. Model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS
merupakan salah satu model pembelajaran dimana peserta didik diarahkan untuk berpikir keras dalam menyelesaikan permasalah secara berpasangan. Model
pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS membutuhkan dua orang peserta didik, yang berperan sebagai problem solver dan listener, untuk
berkerja sama dalam memecahkan masalah, mengikuti suatu aturan tertentu. Melalui kerja sama ini, pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving
TAPPS dapat
memfasilitasi peserta
didik untuk
berinteraksi dan
mengomunikasikan ide atau gagasan yang ada dalam pemikirannya kepada orang lain. Pada model Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS, peserta didik
sebagai problem solver dituntut untuk menyuarakan pemikirannya ketika menyelesaiakan masalah kepada temannya listener. Melalui interaksi ini peserta
didik sebagai listener dapat belajar bagaimana strategi pemecahan masalah yang digunakan oleh problem solver. Selain itu, menurut Vigotsky, dengan
menyuarakan pikiran atau private speech, perkembangan kognitif anak akan mengarah kepada pengendalian diri, kemampuan merencanakan, memantau, dan
membimbing pemikiran dalam pemecahan masalah, sehingga pola pikir peserta didik akan lebih terstruktur dan peserta didik akan lebih mudah dalam
mengomunikasikan pemikirannya. Strategi REACT relating, experiencing, applying, cooperating, and
transferring merupakan strategi pembelajaran berbasis kontekstual-konstruktivis yang mendesain pembelajaran agar peserta didik dapat mengaitkan materi baru
dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, belajar berdasarkan pengalamannya memperoleh pengetahuankonsep, menerapkan konsep-konsep yang telah didapat
dalam menyelesaiakn permasalahan, berbagi, merespon, dan berkomunikasi dengan peserta didik lainnya, dan menggunakan pengetahuan dalam situasi baru
yang belum tercakup dalam kelas. Melalui kegiatan-kegiatan dalam strategi REACT relating, experiencing, applying, cooperating, and transferring tersebut
maka peserta didik dapat secara aktif membangun pengetahuannya sendiri yang didasarkan pada pengalaman belajarnya. Berdasarkan teori konstruktivis, peserta
didik yang aktif membangun pengetahuannya sendiri akan lebih memahami konsep-konsep dari suatu materi. Oleh karena itu, dengan digunakannya strategi
REACT dalam pembelajaran diharapakan peserta didik dapat memahami konsep dengan baik, sehingga mereka dapat dengan mudah mengomunikasikan ide atau
gagasanya baik secara lisan maupun tertulis. Salah satu materi matematika yang memungkinkan untuk melihat
kemampuan komunikasi matematis peserta didik adalah materi geometri. Karena, pada materi geometri terdapat banyak benda-benda, definisi, simbol, dan gambar
yang dapat dijadikan ide atau gagasan yang dapat dikemukakan oleh peserta didik.
Salah satu materi mata pelajaran matematika yang merupakan bagian dari geometri adalah lingkaran, dan materi lingkaran yang tergolong sulit adalah sub
materi garis singgung linkaran, karena peserta didik harus benar-benar memahami materi agar dapat menyelesaikan dan menggambarkan permasalahan terkait garis
singgung lingkara. Berdasarkan uraian tersebut apabila pembelajaran Thinking Aloud Pair
Problem Solving TAPPS yang dipadukan dengan Strategi REACT relating, experiencing, applying, cooperating, and transferring diterapkan pada sub materi
garis singgung lingkaran berjalan dengan baik, diharapkan mampu menanamkan pemahaman konsep peserta didik secara mendalam, sehingga kemampuan
komunikasi matematisnya akan lebih baik. Dengan kerangka berpikir tersebut, diduga bahwa pembelajaran Thinking
Aloud Pair Problem Solving TAPPS strategi REACT efektif terhadap komunikasi matematis peserta didik pada sub materi garis singgung lingkaran dan
pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS strategi REACT lebih efektif daripada pembelajaran Direct Instruction, dengan dugaan:
pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS strategi REACT mencapai ketuntasan dan rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta
didik mecapai KKM; persentase ketuntasan belajar peserta didik pada pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS strategi REACT
lebih tinggi daripada persentase ketuntasan belajar peserta didik pada pembelajaran Direct Instruction; serta rata-rata kemampuan komunikasi
matematis peserta didik pada pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving
TAPPS strategi REACT lebih dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada pembelajaran Direct Instruction;
2.5 Hipotesis Penelitian