Validitas Item Reliabilitas Tes

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah Arikunto, 2006: 160. Dalam penelitian ini, instrumen yang akan digunakan adalah instrumen tes. Instrumen tes pada penelitian ini berupa instrumen tes kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII pada materi garis singgung lingkaran.

3.6 Analisis Instrumen Tes

Sebelum instrumen tes digunakan, perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut memenuhi kriteria instrumen tes yang baik dan dapat digunakan. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel Arikunto, 2006: 168. Sebelum soal digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis peserta didik, soal tersebut terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba soal tersebut digunakan untuk mengetahui validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.

3.6.1. Validitas Item

Menurut Arikunto 2006: 168, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } dengan r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, N = banyaknya peserta tes, ∑ = jumlah skor per item, ∑ = jumlah skor total, ∑ = jumlah kuadrat skor item, dan ∑ = jumlah kuadrat skor total. Selanjutnya untuk dapat diputuskan instrumen tersebut valid atau tidak, perlu dilakukan penafsiran harga koefisien korelasi. Setelah diperoleh harga , harga tersebut dikonsultasikan ke tabel harga kritik product moment. Jika harga lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan atau tes tidak valid Arikunto, 2011: 75. Soal tes komunikasi matematis yang diujicobakan terdiri dari 6 butir soal uraian. Berdasarkan analisis hasil tes uji coba soal diperoleh keenam soal tersebut valid. Analisis validitas dan contoh perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 40 dan Lampiran 41.

3.6.2. Reliabilitas Tes

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan Arikunto, 2011:86. Dalam penelitian ini, pengukuran reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode belah dua atau split-half method pembelahan ganjil-genap. Untuk mengetahui reliabilitas tes dengan metode belah dua digunakan rumus Spearman- Brown sebagai berikut, dimana : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes. : Koefisisn reliabilitas yang sudah disesuaikan. Arikunto, 2011: 93. Nilai merupakan nilai reliabilitas separo tes yang merupakan korelasi dari kedua belahan. Nilai diacari menggunakan rumus product moment sebagai berikut, ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Keterangan: : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes. N : Banyaknya subjeksiswa yang diteliti ∑ : Jumlah skor butir soal ganjil ∑ : Jumlah skor butir soal genap ∑ : Jumlah kuadrat skor butir ganjil ∑ : Jumlah kuadrat skor butir genap. Kriteria pengujian reliabilitas tes dilakukan setelah didapat harga , kemudian dikonsultasikan dengan harga tabel. Pada tabel product moment dengan taraf signifikan . jika maka item tes yang diujicobakan reliabel Arikunto, 2011: 112. Dari hasil analisis reliabilitas tes uji coba, diperoleh . Berdasarkan tabel nilai-nilai r product moment dengan dan N = 33 diperoleh . Karena sehingga soal tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 42. 3.6.3. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Suatu soal yang dapat dijawab benar oleh peserta didik pandai maupun tidak pandai, berarti soal itu kurang baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua peserta didik baik pandai maupun tidak pandai tidak dapat menjawab dengan benar. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh kebanyakan peserta didik yang pandai saja Arikunto, 2011: 211. Menurut Arifin 2012: 145-146, untuk menghitung daya pembeda DP diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik. b. Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil. c. Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah peserta didik banyak di atas 30 dapat ditetapkan 27. d. Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok kelompok atas maupuk kelompok bawah. e. Menghitung daya pembeda soal dengan rumus: ̅ ̅ keterangan: : Indeks daya pembeda ̅ : rata-rata kelompok atas ̅ : rata-rata kelompok bawah : skor maksimum tiap butir soal f. Membandingkan daya pembeda dengan kriteria daya pembeda. Arikunto 2011: 217, mengklasifikasikan kriteria daya pembeda sebagai berikut, : jelek poor : cukup satisfactory : baik good : baik sekali excellent : tidak baik, butir soal yang mempunyai nilai DP negatif semuanya tidak baik, sehingga butir soal yang mempunyai DP negatif sebaiknya dibuang saja. Berdasarkan analisis daya pembeda dari 6 butir soal yang telah diujicobakan, diperoleh tiga butir soal dengan kriteria jelek yaitu butir nomor 1, 4, dan 5; dua butir soal dengan kriteria cukup, yaitu butir nomor 2 dan 6; serta satu butir soal dengan kriteria baik yaitu butir nomor 3. Analisis daya pembeda dan contoh perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 40 dan Lampiran 43.

3.6.4. Taraf Kesukaran