Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS

strategi REACT lebih tinggi daripada persentase ketuntasan belajar peserta didik pada model Direct Instruction. c. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang diajar dengan model Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS strategi REACT lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang diajar dengan model Direct Instruction. 1.5.2 Ketuntasan Pembelajaran Ketuntasan pembelajaran adalah kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah. Suatu pembelajaran dikatakan tuntas apabila memenuhi kriteria ketuntasan klasikal pembelajaran. Dalam penelitian ini, pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal apabila 75 dari jumlah peserta didik dalam suatu kelas tersebut mencapai KKM individual. Peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu apabila peserta didik tersebut mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. KKM individual peserta didik kelas VIII pada mata pelajaran matematika adalah 75. Besaran KKM tersebut merupakan kriteria yang digunakan pada mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Negei 3 Ungaran.

1.5.3 Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS

Dalam bahasa Indonesia thinking aloud artinya berpikir keras, pair artinya berpasangan dan problem solving artinya penyelesaian masalah. Jadi, Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS dapat diartikan sebagai teknik berpikir keras secara berpasangan dalam penyelesaian masalah. Dalam penelitian ini, model TAPPS diterapkan dengan cara membagi peserta didik di dalam kelas menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari dua orang, satu orang berperan sebagai problem solver dan yang lainnya sebagai listener. Problem solver bertugas memecahkan masalah dan menyampaikannya selama proses memecahkan masalah kepada pasangannya. Pasangannya sebagai listener mengikuti dan mengoreksi dengan cara mendengarkan seluruh proses problem solver dalam memecahkan masalah. Peserta didik sebagai problem solver nantinya bertukar tugas dengan listener pada permasalahan yang berbeda, sehingga peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi problem solver maupun listener. 1.5.4 Strategi REACT Menurut Crawford 2001: 2-3, dalam pembelajarn kontekstual terdapat lima strategi yang sering dimunculkan untuk mengarahkan peserta didik dapat mengaitkan Relating, mengalami Experiencing, menerapkan Applying, bekerja sama Cooperating, mentransfer Transferring yang kemudian dikenal dengan strategi REACT. Dalam penelitian ini, pembelajaran dengan strategi REACT diterapkan dengan mengarahkan peserta didik untuk: 1. relating mengkaitkan: mengaitkan materi dengan konteks kehidupan sehari- hari atau dengan pengetahuan awal peserta didik; 2. experiencing mengalami: mengalami secara langsung proses pembelajaran melalui kegiatan eksplorasi; 3. applying menerapkan: menerapkan atau mendemonstrasikan pengetahuan atau konsep yang didapat; 4. cooperating bekerja sama: saling berbagi, saling menanggapi, dan berkomunikasi dengan peserta didik yang lain terkait dengan materi yang diberikan; 5. transferring mentransfer: menggunakan pengetahuan dalam konteks baru atau situasi baru.

1.5.5 Pembelajaran TAPPS strategi REACT