Focus Group Discussion FGD dan Wawancara Mendalam

54 dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab langsung; 2 Lembaga Pemerintah yang terkait dengan isu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan; 3 LSM setempat: bergerak di bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki “concern” termasuk organisasi massa yang terkait, 4 Perguruan tinggi: kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam pengambilan keputusan pemerintah, 5 Pengusaha Badan Usaha yang terkait. Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan; misalnya, stakeholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten : 1 Pemerintah Kabupaten, 2 Dewan Perwakilan Rakyat DPR Kabupaten, 3 Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan provider dalam penelitian ini ialah sektor-sektor yang bertanggung jawab secara teknis terhadap program-program yang dikembangkan Mantra 2004. Di sektor kesehatan, termasuk provider ini ialah Departemen Kesehatan dengan semua aparatnya sampai dengan PUSKESMAS, termasuk lembaga-lembaga swadaya masyarakat LSM yang bergerak di bidang kesehatan dan mempunyai program langsung ke masyarakat. Pelayanan provider berarti segenap tindakan provider yang dimaksudkan untuk membantu masyarakat dalam program yang telah ditentukan berdasarkan SOP atau peraturan perundangan yang berlaku.

2.10. Focus Group Discussion FGD dan Wawancara Mendalam

Focus group discussion FGD adalah salah satu teknik dalam mengumpulkan data kualitatif, di mana sekelompok orang berdiskusi dengan pengarahan dari seorang moderator atau fasilitator mengenai suatu topik. Karakteristik FGD : a peserta terdiri dari 6 sampai 12 orang, b peserta tidak saling mengenal, c FGD adalah suatu proses pengumpulan data, d FGD mengumpulkan data kualitatif, e FGD menggunakan diskusi yang terfokus. Lamanya FGD biasanya 60 sampai 90 menit. Tempat pelaksanaan FGD di suatu tempat secara bebas dan tidak merasa takut untuk mengeluarkan pendapatnya Kresno et al. 1999. 55 Wawancara mendalam atau indepth interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data kualitatif, di mana wawancara dilakukan antara seorang responden dengan pewawancara yang terampil, yang ditandai dengan penggalian yang mendalam dan menggunakan pertanyaan terbuka. Teknik ini tepat digunakan dalam keadaan: a masalah sensitif, bila kita ingin memperoleh informasi tentang hal-hal yang dianggap sensitif seperti masalah aborsi dan lain-lain akan sulit dengan teknik FGD, karena orang merasa malu untuk mengungkapkannya; b masalah rumit, yang sulit diperoleh dengan teknik FGD; c tekanan kelompok sebaya, bila tekanan kelompok sebaya akan mempengaruhi tanggapan yang diberikan responden sehingga mengaburkan informasi yang diberikan; d responden terpencar, tempat tinggal responden secara geografis sangat berjauhan; dan e status responden, status sosial responden yang sulit dikumpulkan menjadi satu guna dilakukan FGD Kresno et al. 1999.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari bulan Mei 2009 sampai bulan Oktober 2009. Lokasi penelitian ialah di enam kecamatan dalam wilayah Kabupaten Indramayu, yaitu Kecamatan Sindang, Indramayu, Jatibarang, Terisi, Sukagumiwang, dan Tukdana.

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan ialah analisis kuantitatif dan kualitatif, observasional, Cross Sectional, Analytical Hierarchy Process AHP, Interpretative Structural Modelling ISM, dan pendekatan sistem. 3.3. Responden Penelitian Responden penelitian adalah 721 orang, terdiri dari 15 pakar, 35 pejabat dinas dan instansi, dan 671 masyarakat setempat. Kriteria yang digunakan untuk menentukan seseorang sebagai pakar yaitu tingkat pendidikan, kompetensi dan pengalaman berkaitan dengan topik atau materi penelitian yaitu pengendalian penyakit DBD. Kriteria yang digunakan untuk menentukan seseorang sebagai responden dinasinstansi ialah tugas atau jabatan strukturalfungsional berkaitan program pengendalian penyakit DBD. Kriteria yang digunakan untuk menentukan seseorang sebagai responden masyarakat ialah berstatus sebagai kepala keluarga dan berdomisili di kecamatan penelitian. Tehnik pengambilan sampel responden pakar dan dinasinstansi ialah dengan purposive sampling; sedangkan tehnik pengambilan sampel masyarakat ialah dengan random sampling Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel responden masyarakat ialah secara klaster, dalam hal ini menurut desa. Dasar pertimbangan penggunaan metode ini antara lain ialah bahwa desa-desakelurahan-kelurahan dalam wilayah kecamatan penelitian pada umumnya relatif homogen bila ditinjau dari sisi budaya, geografis, ekonomi, serta potensi wilayah. Di Kecamatan Sindang, desa yang ditetapkan sebagai sampel klaster ialah Desa Sindang dengan besar populasi Np 1.278 orang Kepala keluarga KK, di Kecamatan Indramayu ialah Kelurahan Margadadi dengan Np 2.021 orang, di Kecamatan Jatibarang ialah