45 statistik KF yaitu KF = VsVs+Va; dimana Vs adalah varian nilai simulasi, dan
Va adalah varian nilai aktual. Selain uji validitas juga diperlukan uji sensitivitas model. Muhammadi et
al. 2001 mengemukakan bahwa uji sensitivitas model dapat dilakukan dengan dua macam intervensi yaitu intervensi fungsional dan intervensi struktural.
Intervensi fungsional ialah dengan memberikan fungsi-fungsi khusus terhadap model dengan menggunakan fasilitas, antara lain: fungsi step, pulse, graph, dan
delay. Intervensi struktural ialah dengan mempengaruhi hubungan antar unsur atau struktur model dengan cara mengubah struktur modelnya. Sensitivitas model
mengungkapkan hasil-hasil intervensi terhadap unsur dan struktur sistem. di samping itu, analisis sensitivitas model juga berfungsi dalam menemukan
alternatif tindakan atau kebijakan, baik untuk mengakselerasi kemungkinan pencapaian hasil positif maupun untuk mengantisipasi kemungkinan dampak
negatif.
2.7. Teori Keputusan dan Model serta Teknik Analisis
Marimin 2005 mengemukakan pada prinsipnya terdapat dua basis dalam pengambilan keputusan, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan intuisi dan
pengambilan keputusan rasional, berdasarkan hasil analisis keputusan. Mengambil atau membuat keputusan adalah suatu proses yang dilaksanakan orang
berdasarkan pengetahuan dan informasi yang ada padanya pada saat tersebut dengan harapan bahwa sesuatu akan terjadi. Keputusan dapat diambil dari
alternatif-alternatif keputusan yang ada. Alternatif keputusan tersebut dapat dilakukan dengan adanya informasi yang diolah dan disajikan dengan dukungan
sistem penunjang keputusan. Marimin 2005 mengemukakan beberapa teknik pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja, di antaranya ialah Proses Hierarki
Analitik Analytical Hierarchy Process-AHP dan Interpretative Structural Modelling ISM.
AHP dikembangkan oleh Dr.Thomas L. Saaty dari Wharton School Of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgment
dalam memilih alternatif yang paling disukai Marimin 2005. Analisis ini ditujukan untuk membuat model permasalahan yang tidak terstruktur dan
46 biasanya diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah terukur maupun
masalah-masalah yang memerlukan pendapat judgement Ma’arif et al. 2003. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang
tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai
numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut
kemudian dilakukan sintesis untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut.
Adapun ide dasar prinsip kerja AHP menurut Marimin 2005 yaitu penyusunan hierarki, penilaian kriteria dan alternatif, penentuan prioritas dan
konsistensi logis. Penjelasan langkah tersebut adalah sebagai berikut: a Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu
kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki, b Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut
Saaty 1983, untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat
kualitatif dari skala perbandingan Saaty tampak dalam Tabel 1. Tabel 1. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan
menurut Saaty 1983 Nilai
Keterangan
1 Kriteria atau alternatif A sama penting dengan kriteria atau alternatif B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 A mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 satu dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A Saaty T.L. 1983, diacu dalam Marimin 2005.
c Penentuan prioritas. Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparisons. Nilai-nilai perbandingan
relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh
47 alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif, dapat
dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan
manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. d Konsistensi logis. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan
diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Consistency ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa
apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Pengolahan pendapat pakar berdasarkan AHP dapat dilakukan dengan
bantuan perangkat lunak. Adapun diagram air metoda AHP ialah seperti tampak pada Gambar 5.
Mulai
Identifikasi sistem
Pengisian matriks pendapat individu Penyusunan hierarki
Teknik Permodelan Interpretasi Struktural Interpretative Structural Modelling-ISM adalah salah satu teknik permodelan yang dikembangkan untuk
perencanaan kebijakan strategis. Menurut Eriyatno 1998 ISM adalah proses
Gambar 5. Diagram alir metoda AHP Saaty T.L.1980, diacu dalam Ma’arif et al. 2003
Revisi pendapat
CR memenuhi
Tidak
Ya
Menyusun matriks gabungan Pengolahan vertikal
Menghitung vektor prioritas Selesai
48 pengkajian kelompok group learning process di mana model-model struktural
dihasilkan guna memotret perihal yang kompleks dari suatu sistem melalui pola yang dirancang secara seksama dengan menggunakan grafis serta kalimat. Teknik
ISM merupakan salah satu teknik permodelan sistem untuk menangani kebiasaan yang sulit diubah dari perencana jangka panjang yang sering menerapkan secara
langsung teknik penelitian operasional dan atau aplikasi statistik deskriptif. ISM dikembangkan pertama kali oleh Warfield 1971: 1 berkenaan
dengan interpretasi dari hubungan antar elemen dari suatu sistem yang didasarkan atas hubungan kontekstual tertentu is a process that transform unclear, poorly
articulated mental models of system into visible, well-defined models useful for many purpose; 2 adalah studi tentang sistem yang kompleks; 3 digunakan
karena perlu pemahaman yang utuh tentang sistem yang dikaji; 4 digunakan karena perlu metodologi untuk menggambarkan struktur dan sistem yang dikaji;
5 digunakan karena perlu menggambarkan pengaturan dari elemen-elemen dan hubungan antar elemen dalam memebentuk suatu sistem. ISM berkenaan
penggambaran struktur dari sistem yang sedang dikaji serta interpretasi dari hubungan antar elemen dari suatu sistem yang didasarkan atas hubungan
kontekstual tertentu. Salah satu tujuan utamanya ialah menentukan elemen kunci dalam sistem.
ISM adalah salah satu metodologi berbasis komputer yang membantu kelompok mengidentifikasi hubungan antara ide dan struktur tetap pada isu yang
kompleks. ISM dapat digunakan untuk mengembangkan beberapa tipe struktur, termasuk struktur pengaruh misalnya : dukungan atau pengabaian, struktur
prioritas misalnya: ”lebih penting dari”, atau ”sebaiknya dipelajari sebelumnya” dan kategori ide misalnya: ”termasuk dalam kategori yang sama dengan”
Broome dalam Kanungo dan Bhatnagar 2002, diacu dalam Marimin 2007. Marimin 2005, mengemukakan deskripsi singkat langkah-langkah ISM
sebagai berikut: 1 Identifikasi elemen. Hal ini dapat diperoleh melalui penelitian, brainstorming,
dan lain-lain; 2 Hubungan kontekstual. Sebuah hubungan kontekstual antar elemen dibangun,
tergantung pada tujuan dari pemodelan;
49 3 Matriks interaksi tunggal terstruktur structural self interaction matrixSSIM.
Matriks ini mewakili elemen persepsi responden terhadap elemen hubungan yang dituju. Empat simbol yang digunakan untuk mewakili tipe hubungan
yang ada antara dua elemen dari sistem yang dipertimbangkan adalah :
V : Hubungan dari elemen E
i
terhadap E
j
, tidak sebaliknya
A : Hubungan dari elemen E
j
terhadap E
i
, tidak sebaliknya
X : Hubungan dari elemen E
i
terhadap E
j
, dapat sebaliknya
O : Hubungan dari elemen E
i
terhadap E
j
, tidak berkaitan 4 Matriks reachability reachability matrixRM: sebuah RM yang dipersiapkan
kemudian mengubah simbol-simbol SSIM ke dalam sebuah matriks biner. Aturan-aturan konversi berikut menerapkan :
a Jika hubungan E
i
terhadap E
j =
V
dalam SSIM, maka elemen E
ij
= 1 dan E
ji
= 0 dalam RM
b Jika hubungan E
i
terhadap E
j =
A dalam SSIM, maka elemen E
ij
= 0 dan E
ji
= 1 dalam RM
c Jika hubungan E
i
terhadap E
j =
X dalam SSIM, maka elemen E
ij
= 1 dan E
ji
= 1 dalam RM
d Jika hubungan E
i
terhadap E
j =
O dalam SSIM, maka elemen E
ij
= 0 dan E
ji
= 0 dalam RM RM awal dimodifikasi untuk menunjukkan seluruh direct dan indirect
reachability, yaitu jika E
ij
=1 dan E
jk
=1 maka E
ik
=1. 5 Tingkat partisipasi dilakukan untuk mengklasifikasi elemen-elemen
dalam level-level yang berbeda dari struktur ISM 6 Matriks Canonical, berupa pengelompokan elemen-elemen dalam level
yang sama mengembangkan matriks ini. 7 Digraph adalah konsep yang berasal dari directional graph, sebuah
grafik dari elemen-elemen yang saling berhubungan secara langsung, dan level hierarki.
ISM dibangkitkan dengan memindahkan seluruh jumlah elemen dengan deskripsi elemen aktual. Oleh sebab itu ISM memberikan gambaran yang sangat
jelas dari elemen-elemen sistem dan alur hubungannya. Secara keseluruhan proses teknik ISM seperti tampak pada Gambar 6.
50
Dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif dan analisis hubungan bivariat dengan uji T, ANOVA, uji korelasi, uji regresi, dan uji Chi-square. Uji
T dan ANOVA digunakan untuk melakukan analisis hubungan variabel kategorik dengan variabel numerik. Uji T dan ANOVA digunakan untuk menarik
Uraikan program menjadi perencanaan program Uraikan setiap elemen menjadi subelemen
Susunlah SSIM untuk setiap elemen Tentukan hubungan kontekstual antara subelemen pada setiap elemen
OK ?
Ya Tidak
Tetapkan Dependence dan Drive power setiap
subelemen Tentukan rank dan
hierarki dari subelemen
Plot subelemen pada empat sektor
Tentukan Drive dependence matrix
setiap elemen Program
Bentuk reachability matrix setiap elemen Uji matriks dengan aturan transitivity
Modifikasi SSIM
Klasifikasi subelemen pada empat peubah
kategori Tentukan rank dan
hierarki dari subelemen Tentukan Drive
dependence matrix setiap elemen
Susun ISSM dari setiap elemen
Tentukan level melalui
pemilihan
Gambar 6. Diagram teknik ISM Saxena 1992, diacu dalam Marimin 2004
51 kesimpulan apakah parameter dua populasi berbeda atau tidak. Uji korelasi dan
regresi linier sederhana digunakan untuk melakukan analisis hubungan variabel numerik dengan variabel numerik. Uji korelasi digunakan terutama untuk
mengetahui derajatkeeratan hubungan dua variabel apakah kuat, sedang, atau lemah. Uji regresi linier sederhana digunakan terutama untuk mengetahui bentuk
hubungan antara dua variabel apakah positif atau negatif Amsyari 1981; Walpole 1990. Kekuatan hubungan antara kedua variabel dapat dikuantifikasi melalui
suatu koefisien yang dikenal sebagai koefisien korelasi dari Pearson. Koefisien r akan berkisar antara 0 sampai 1. Besaran koefisien ini menunjukkan kekuatan
hubungan, yaitu bila r sama dengan nol berarti tidak ada hubungan linier. Bila r sama dengan satu berarti hubungan linier sempurna. Makin mendekati angka satu
berarti semakin kuat hubungannya; dan semakin mendekati nol maka semakin lemah hubungannya. Yang penting diperhatikan adalah bila r kecil, tidak berarti
tidak ada hubungan antara kedua variabel, namun mungkin hubungan berbentuk non-linier misalnya lengkung parabolik, atau lengkung eksponensial Amsyari
1981; Walpole 1990. Uji Chi-square digunakan untuk melakukan analisis hubungan variabel
kategorik dengan variabel kategorik. Dengan uji Chi-square dapat diuji perbedaan proporsi atau persentase antara beberapa kelompok data. Proses pengujian Chi-
square adalah membandingkan frekuensi. Prinsip dasar dari Chi-square ialah membandingkan frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang terjadi; atau
frekuensi yang terjadi observed dengan frekuensi harapan expected. Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan sama, maka dikatakan tidak
ada perbedaan yang bermakna signifikan. Sebaliknya, bila nilai frekuensi observasi dan nilai frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada perbedaan
yang bermakna Wonnacott Wonnacott 1972; Walpole 1990; Singarimbun et al. 1995. Chisquare: a measure of statistical significance for a contingency table
Bailey 1987. Keputusan uji statistik hipotesis nol Ho ditolak jika p-value alpha dan Ho gagal tolak jika p-value alpha Wonnacott Wonnacott 1972.
2.8. Analisis Kebijakan