Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data

58 alokasi proporsional atau penarikan contoh acak berlapis Walpole 1990, dengan menggunakan rumus : n i = N i N n Keterangan rumus : n i = Jumlah responden dalam lapisan N i = Jumlah populasi dalam lapisan N = Jumlah populasi gabungan n = Jumlah responden yang ditetapkan Perincian responden penilitian ini seluruhnya menurut jumlah dan kategorinya adalah tertuang dalam Tabel 2 Tabel 2 Daftar responden penelitian model kebijakan pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu No Sampel responden Kategori Jumlah Teknik pengambilan 1. Pejabat atau Staf Depkes. R.I. Pakar 1 orang Purposive sampling 2. Pejabat atau Staf Dinkes Provinsi Jawa Barat Pakar 1 orang Purposive sampling 3 Pejabat atau Staf Pemerintah Kabupaten Indramayu Pakar 1 orang Purposive sampling 4 Pejabat atau Staf Dinkeskab. Indramayu Pakar 4 orang Purposive sampling 5 Pejabat atau Staf Rumah Sakit Umum RSU Kabupaten Indramayu Pakar 2 orang Purposive sampling 6 Pejabat atau Staf Sub Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu Pakar 1 orang Purposive sampling 7 Pejabat atau Staf Perguruan Tinggi Pakar 5 orang Purposive sampling 8 Pejabat atau Staf Pemerintah Kabupaten Indramayu Dinas Instansi 1 orang Purposive sampling 9 Pejabat atau Staf Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Indramayu Dinas Instansi 1 orang Purposive sampling 10 Pejabat atau Staf Dinkeskab. Indramayu Dinas Instansi 1 orang Purposive sampling 11 Pejabat atau Staf Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Indramayu Dinas Instansi 1 orang Purposive sampling 12 Pejabat atau Staf Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Indramayu Dinas Instansi 1 orang Purposive sampling 13 Pejabat atau Staf Pemerintah enam Kecamatan penelitian Dinas Instansi 6 orang Purposive sampling 14 Pejabat atau Staf PUSKESMAS enam Kecamatan penelitian Dinas Instansi 6 orang Purposive sampling 15 Perwakilan Pejabat atau Staf Dinas dan Instansi enam Kecamatan penelitian Dinas Instansi 6 orang Purposive sampling 16 Pejabat Pemerintah Desa di enam kecamatan penelitian Dinas Instansi 12 orang Purposive sampling 17 Masyarakat umum di enam kecamatan penelitian Masyarakat 671 orang Random sampling Jumlah 721 orang

3.4. Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data

Dalam tahap ini ditetapkan : a faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan penyakit DBD di enam kecamatan penelitian; b data sekunder dan data 59 primer yang akan dikumpulkan untuk keperluan analisis deskriptif dan bivariat, analisis ISM, dan AHP; c teknik pengumpulan data masing-masing. Adapun faktor-faktor dan aspek yang dianalisis dalam rangka membangun model kebijakan pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu yaitu tertera dalam Tabel 3. Tabel 3. Faktor-faktor dan aspek yang dianalisis dalam membangun model kebijakan pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu Data sekunder yang diperlukan untuk analisis deskriptif dan bivariat ialah data faktor-faktor atau aspek lingkungan, kependudukan, layanan kesehatan, dan vektor penyakit DBD seperti tertera dalam Tabel 3. Data primer yang diperlukan untuk analisis deskriptif dan bivariat ialah seperti tertuang dalam Tabel 4. 1. Lingkungan • Rumah tangga • Air bersih air minum • Curah hujansuhu udara kelembaban udara • Sampahair limbah rumah tangga • Tanaman anti nyamuk Aedes aegypti 2. Kependudukan • Pengetahuan, sikap, dan perilaku sehat masyarakat • Pendidikan formal masya- rakat • Pendapatan masyarakat 3. Layanan kesehatan • Penanganan penderita pe- nyakit DBD • Penyuluhan kesehatan lingkungan • Bimbingan teknis kesehatan lingkungan 4. Vektor penyakit DBD • TPA TPN 1. Kesehatan rumah tangga 2. Perolehan air bersih air minum rumah tangga 3. Angka curah hujan, suhu udara, dan kelembaban udara 4. Pengelolaan sampah air limbah rumah tangga 5. Keadaan tanaman anti nyamuk Aedes aegypti 6. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD 7. Sikap masyarakat terhadap pence- gahan penyakit DBD 8. Tingkat perilaku sehat masyarakat 9. Tingkat penyuluhan formal masya- rakat 10. Tingkat pendapatanpengeluaran per kalita keluarga masyarakat 11. Cakupan layanan penanganan penderita penyakit DBD 12. Frekuensi layanan penyuluhan kesehatan lingkungan 13. Frekuensi layanan bimbingan teknis kesehatan lingkungan 14. Kebersihan TPAkeadaan TPN di dalam dan di luar rumah tangga Faktor-faktor Hasil Aspek yang dianalisis Model kebija kan pengenda lian penya kit DBD di Kabupaten Indramayu 60 Tabel 4. Perincian data primer yang diperlukan untuk membangun model pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu Faktor Aspek Sumber Kebijak- an pen- cegahan DBD • Konsistensi kebijakan pengendalian DBD tingkat Pusat, Provinisi Jawa Barat, Kabu- paten Indramayu, dan enam Kecamatan penelitian Hasil wawancara dengan pihak: Depkes. R.I.; Dinas Kesehatan Provinisi Jawa Barat; Kabupaten Indramayu; dan PUSKESMAS di enam lokasi penelitian Ling- kungan • Hubungan antara kesehatan rumah tangga dengan kejadian DBD Hasil analisis hubungan menggunakan uji Chi-square dinilai signifikan jika p-value alpha = 0,05 • Hubungan antara perolehan air bersih air minum rumah tangga dengan kejadian DBD Sama dengan atas s.d.a. • Hubungan antara sampah rumah tangga dengan kejadian DBD Sama dengan atas s.d.a. • Hubungan antara air limbah rumah tangga dengan kejadian DBD Sama dengan atas s.d.a. • Hubungan antara curah hujan, suhu dan kelembaban udara dengan kejadian DBD Hasil analisis hubungan dengan uji korelasi, regresi sederhana Kepen- dudukan • Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang DBD dengan kejadian DBD Hasil analisis hubungan menggunakan uji Chi-square dinilai signifikan jika p-value alpha = 0,05 • Hubungan antara sikap penduduk dengan kejadian DBD s.d.a. • Hubungan antara tingkat PHBS masyarakat dengan kejadian DBD s.d.a. • Hubungan antara tingkat pendidikan formal masyarakat dengan kejadian DBD s.d.a. • Hubungan antara tingkat pendapatan masyarakat dengan kejadian DBD s.d.a. Layanan kesehat- an • Hubungan antara mutu layanan penanganan penderita DBD dengan kejadian DBD s.d.a. • Hubungan antara frekuensi penyuluhan ke- sehatan lingkungan dengan kejadian DBD s.d.a. • Hubungan antara frekuensi layanan bimbingan teknis kesehatan lingkungan dengan kejadian DBD s.d.a. Vektor DBD • Hubungan antara kebersihan TPA di dalam dan di luar sekitar rumah tangga dengan kejadian DBD s.d.a. Untuk menampung data primer yang tertera dalam Tabel 4 maka dipersiapkan kuesioner bagi responden masyarakat dan responden dinasinstansi. 61 Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi, uji regresi, dan uji Chi- square χ2. Data primer untuk keperluan ISM yang dikumpulkan dari responden pakar ialah mencakup sub-elemen sub-elemen dari elemen ”tujuan”, ”kriteria”, dan ”strategi” pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu. Adapun perincian sub elemen dari elemen “Tujuan” pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu ialah seperti tertera dalam Tabel 5. Tabel 5. Elemen dan sub elemen “Tujuan” pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu Elemen Sub elemen • Kabupaten Indramayu bebas penyakit DBD 1. Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam rangka pencegahan penyakit DBD berkembang positif. ST-1 2. Keadaan rumah tangga masyarakat dan lingkungannya bersih dan sehat. ST-2 3. Tercukupinya kebutuhan air bersih dan air minum masyarakat sesuai dengan jumlah dan mutu yang diharapkan. ST-3 4. Angka bebas jentik di semua desa 100. ST-4 5. Kerjasama lintas program dan sektoral dalam pencegahan penyakit DBD di semua tingkat administrasi pemerintahan berkembang positif. ST-5 • Meningkatnya kenyamanan atau ketenteraman masyarakat 6. Terwujudnya sistem kewaspadaan dini dalam rangka pencegahan penyakit DBD. ST-6 7. Terwujudnya mutu layanan PUSKESMAS dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD sesuai dengan kebutuhan masyarakat. ST-7 8. Berkembangnya lembaga sosial kesehatan masyarakat desa. ST-8 • Meningkatnya produktivitas kerja masyarakat 9. Tingkat kesakitan umum masyarakat terkendali. ST-9 10. Terwujudnya sistem dana sehat swadaya masyarakat di desa. ST-10 11. Status gizi masyarakat berkembang baik. ST-11 62 Perincian sub elemen dari elemen ”Kriteria” pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu ialah seperti tertera dalam Tabel 6. Tabel 6. Elemen dan sub elemen ”Kriteria” pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu Elemen Sub elemen • Teknologi 1. Dukungan teknologi penyuluhan kesehatan lingkungan. SK-1 2. Dukungan teknologi penyehatan lingkungan permukiman. SK-2 3. Dukungan teknologi pengembangan tanaman anti nyamuk Aedes aegypti. SK-3 • Dana dan Sarana 4. Dukungan dana atau anggaran keuangan bantuan Pemerintah dalam rangka peningkatan penyuluhan kesehatan lingkungan. SK-4 5. Dukungan dana atau anggaran keuangan bantuan Pemerintah dalam rangka peningkatan penyehatan lingkungan permukiman SK-5 6. Dukungan dana atau anggaran keuangan bantuan Pemerintah dalam rangka peningkatan pengembangan tanaman anti nyamuk Aedes aegypti. SK-6 7. Sistem pendanaan swadaya masyarakat memadai untuk peningkatan kesehatan lingkungan. SK-7 8. Sarana penyuluhan kesehatan lingkungan memadai. SK-8 9. Sarana penyediaan air bersih dan air minum yang memadai. SK-9 10. Sarana pengolahan limbah padat dan limbah cair domestik yang memadai. SK-10 11. Dana dan sarana surveilans dan epidemiologi serta penelitian dan pengembangan pencegahan DBD memadai. SK-11 12. Dana dan sarana sistem komunikasi dan informasi kesehatan yang memadai. SK-12 • Sumber- daya Manusia 13. Jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia sektor kesehatan di tingkat kabupaten dan kecamatan atau desa memadai. SK-13 14. Jumlah dan kualitas dukungan tenaga sektor non-kesehatan dalam rangka pencegahan penyakit DBD memadai. SK-14 15. Jumlah dan kualitas dukungan individu, kelompok, dan masyarakat umum memadai. SK-15 • Edukatif 16. Penyuluhan kesehatan yang diselenggarakan bersifat gerakan pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan: kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan. SK-16 17. Penyuluhan kesehatan bersifat gerakan bina suasana melalui pendekatan individu, kelompok, dan masyarakat umum. SK-17 18. Penyuluhan kesehatan bersifat gerakan advokasi untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari stakeholders. SK-18 19. Penyuluhan kesehatan berdasarkan metode dan sarana komunikasi yang sesuai dengan budaya lokal masyarakat. SK- 19 20. Penyuluhan kesehatan berdasarkan pada data dan informasi yang riil. SK-20 63 Perincian sub elemen dari elemen “Strategi” pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu ialah seperti tertera dalam Tabel 7. Tabel 7. Elemen dan sub elemen “Strategi” pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu Elemen Sub elemen • Peningkatan kesehatan lingkungan permukiman 1. Peningkatan mutu sanitasi ruang dan bangunan perumahan. SS-1 2. Peningkatan mutu pengelolaan limbah padat domestik. SS-2 3. Peningkatan mutu pengelolaan limbah cair domestik. SS-3 4. Peningkatan mutu pengelolaan air bersihminum. SS-4 • Peningkatan kesiapan hidup sehat masyarakat 5. Peningkatan kesiapan masyarakat dalam menerima penge-tahuan hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan. SS-5 6. Peningkatan kesiapan masyarakat dalam mengembangkan sikap positif menuju hidup sehat. SS-6 7. Peningkatan kesiapan masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku menuju hidup sehat. SS-7 8. Peningkatan kesiapan masyarakat untuk menegakkan hukum kesehatan dan lingkungan hidup. SS-8 • Peningkatan layanan kesehatan kepada masyarakat 9. Peningkatan mutu layanan pengobatan penyakit DBD oleh petugas kesehatan di Rumah Sakit dan PUSKESMAS. SS-9 10. Pengembangan standard operating procedure SOP pengobatan penyakit DBD di Rumah Sakit dan PUSKESMAS. SS-10 11. Peningkatan frekuensi penyuluhan kesehatan lingkungan kepada masyarakat oleh Pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, dan PUSKESMAS. SS-11 12. Pengembangan standard operating procedure SOP penyuluhan kesehatan lingkungan di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, dan PUSKESMAS. SS-12 13. Peningkatan frekuensi bimbingan teknis kesehatan lingkungan kepada masyarakat oleh Dinas Kesehatan dan PUSKESMAS. SS- 13 14. Pengembangan standard operating procedure SOP bimbingan teknis kesehatan lingkungan kepada masyarakat di Dinas Kesehatan dan PUSKESMAS. SS-14 • Pengendalian vektor penyakit DBD 15. Peningkatan sistem kewaspadaan dini dan pengendalian DBD oleh tim koordinasi lintas sektoral. SS-15 16. Peningkatan kegiatan surveilans dan epidemiologi. SS-16 17. Pengembangan ikan pemakan jentik nyamuk Aedes aegypti. SS-17 18. Gerakan kebersihan TPA rutin di masyarakat SS-18 19. Gerakan kebersihan TPA rutin di fasilitas umum dan sosial. SS-19 20. Pengembangan tanaman anti nyamuk.SS-20 Untuk menampung data keperluan anaisis berdasarkan ISM ini dibuat Structural self interaction matrix SSIM termasuk Reachability matrix RM berdasarkan notasi V 1,0, A 0,1, X 1,1, dan O 0,0. Semua sub-elemen dari 64 elemen tujuan, kriteria, dan strategi dituangkan dalam SSIM, untuk kemudian dinilai oleh responden. Dengan demikian jumlah SSIM yang akan dinilai oleh responden ada tiga, yaitu matriks tujuan, kriteria, dan strategi. Data primer untuk keperluan AHP didasarkan pada elemen-elemen yang termasuk dalam struktur hierarki antar elemen pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu yaitu: level 1, Fokus yaitu Kebijakan pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu; level 2, Aktor yaitu 1 Pemerintah Kabupaten Indramayu, 2 Pemerintah Kecamatan : Sindang, Indramayu, Jatibarang, Terisi, Sukagumiwang, dan Tukdana, 3 Pemerintah DesaKelurahan di Kecamatan Sindang, Indramayu, Jatibarang, Terisi, Sukagumiwang, Tukdana, dan 4 Lembaga Kemasyarakatan; level 3, Faktor yaitu lingkungan, kependudukan, layanan kesehatan, dan vektor penyakit; level 4, Tujuan yaitu 1 Kabupaten Indramayu bebas penyakit DBD, 2 meningkatnya kenyamanan ketenteraman masyarakat, dan 3 meningkatnya produktivitas kerja masyarakat; level 5, Kriteria yaitu 1 Teknologi, 2 Dana dan sarana, 3 Jumlah dan mutu sumber daya manusia, dan 4 Edukatif ; level 6, Strategi yaitu 1 Peningkatan kesehatan lingkungan permukiman, 2 Peningkatan kesiapan hidup sehat masyarakat, 3 Peningkatan layanan kesehatan kepada masyarakat, dan 4 Pengendalian vektor penyakit DBD.

3.5. Pelaksanaan dan Evaluasi Pengumpulan Data