52 pekerjaan intelektual untuk memperoleh pengertian dan pemahaman, sedangkan
kebijakan adalah suatu upaya atau tindakan untuk mempengaruhi sistem mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam analisis, pekerjaan intelektual tersebut adalah
suatu proses memilah dan mengelompokkan obyek ke dalam bagian yang lebih rinci sehingga diperoleh pengetahuan tentang ciri dan cara kerja dari obyek
tersebut. Oleh karena sasaran kebijakan adalah mempengaruhi sistem, maka tindakan tersebut bersifat strategis, yaitu bersifat jangka panjang dan menyeluruh.
Dengan demikian, batasan analisis kebijakan adalah pekerjaan intelektual memilah dan mengelompokkan upaya atau tindakan untuk memperoleh
pengetahuan tentang cara-cara yang strategis dalam mempengaruhi sistem mencapai tujuan yang diinginkan.
Barker 1996 menjelaskan bahwa policies are expressed in a whole series of practices, statement, regulations and even laws which are the result of
decisions about how are will do things. Policy making is the stuff of good management, and characterises the manager, a proactive, strategic thinker, over
and above the administrator, a servant of the policies elaborated by others. Health care policy may be seen as the networks of interrelated decisions which
together form an approach or strategy in relation to practical issues concerning health care delivery. David 2002 mengemukakan bahwa kebijakan merupakan
cara untuk mencapai sasaran tahunan. Kebijakan termasuk pedoman, peraturan, dan prosedur yang ditetapkan untuk mendukung usaha mencapai sasaran yang
sudah dinyatakan. Kebijakan adalah pedoman untuk membuat keputusan dan menghadapi situasi yang berulang atau terjadi lagi.
Salah satu aspek penting dalam proses analisis kebijakan dengan metode sistem dinamis adalah simulasi model. Simulasi model adalah tiruan perilaku
sistem nyata. Dengan menirukan perilaku sistem nyata tersebut proses analisis akan lebih cepat, bersifat menyeluruh, hemat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sebaliknya, analisis kebijakan dengan eksperimental terhadap sistem nyata akan lebih lama, bersifat terbatas, mahal dan risikonya kurang diperhitungkan
Muhammadi et al. 2001.
2.9. Stakeholder dan Provider
Menurut Freeman 1984 stakeholder ialah sebagai kelompok atau individu
53 yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan
tertentu. Stakeholder sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu, yaitu dari segi kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap isu atau dari segi
posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka Ramirez 1999. Stakeholder adalah masyarakat yang memiliki daya untuk mengendalikan
penggunaan sumber daya seolah-olah mereka tidak terkena pengaruh, tetapi kehidupannya dipengaruhi oleh perubahan penggunaan sumber daya tersebut.
Stakeholder berbeda dengan pelaku actor. Stakeholder adalah bagian yang secara langsung terkait dengan hasil kajian. Mereka menjadi pengguna di masa
depan dari suatu hasil kajian; sedangkan pelaku semua masyarakat dalam suatu wilayah yang memainkan suatu peran dalam suatu sektor tertentu. Mereka bukan
kelompok sasaran target group bagi hasil suatu kajian. Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap
suatu isu, stakeholder dapat diketegorikan ke dalam beberapa kelompok. Overseas Development Administration ODA 1995 mengelompokkan
stakeholder menjadi tiga : stakeholder utama primer, stakeholder pendukung sekunder dan stakeholder kunci. Stakeholder utama primer merupakan
stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu
utama dalam proses pengambilan keputusan yaitu 1 masyarakat dan tokoh masyarakat, dan 2 pihak manajer publik. Masyarakat yang terkait dengan
proyek, yakni masyarakat yang diidentifikasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan mata
pencaharian dari proyek ini. Tokoh masyarakat yakni anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili
aspirasi masyarakat. Pihak manajer publik yaitu lembaga atau badan publik yang bertanggung jawab dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan.
Stakeholder pendukung sekunder adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek,
tetapi memiliki kepedulian concern dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal
Pemerintah. Lembaga-lembaga itu meliputi : 1 Lembaga aparat Pemerintah
54 dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab langsung; 2 Lembaga
Pemerintah yang terkait dengan isu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan; 3 LSM setempat: bergerak di bidang
yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki “concern” termasuk organisasi massa yang terkait, 4 Perguruan tinggi:
kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam pengambilan keputusan pemerintah, 5 Pengusaha Badan Usaha yang terkait. Stakeholder
kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan; misalnya, stakeholder kunci untuk suatu keputusan untuk
suatu proyek level daerah kabupaten : 1 Pemerintah Kabupaten, 2 Dewan Perwakilan Rakyat DPR Kabupaten, 3 Dinas yang membawahi langsung
proyek yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan provider dalam penelitian ini ialah sektor-sektor
yang bertanggung jawab secara teknis terhadap program-program yang dikembangkan Mantra 2004. Di sektor kesehatan, termasuk provider ini ialah
Departemen Kesehatan dengan semua aparatnya sampai dengan PUSKESMAS, termasuk lembaga-lembaga swadaya masyarakat LSM yang bergerak di bidang
kesehatan dan mempunyai program langsung ke masyarakat. Pelayanan provider berarti segenap tindakan provider yang dimaksudkan untuk membantu masyarakat
dalam program yang telah ditentukan berdasarkan SOP atau peraturan perundangan yang berlaku.
2.10. Focus Group Discussion FGD dan Wawancara Mendalam