67 digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan
dengan konsekuen atau tidak. Untuk memudahkan penghitungan ini juga digunakan perangkat lunak Criterium Decision Plus V3.04. Seharusnya nilai CR
tidak lebih dari 0,10 jika penilaian kriteria telah dilakukan dengan konsisten Marimin 2004. Dalam hal CR lebih besar dari 0,10 maka terdapat
ketidakkonsistenan dalam melakukan penilaian; dan untuk ini perlu dilakukan revisi penilaian. Dari keseluruhan proses berdasarkan AHP diharapkan tersimpul
struktur faktor-faktor penting yang potensial dalam skala prioritas dari yang terbesar sampai terkecil untuk selanjutnya dapat dijadikan masukan dalam
menyusun kebijakan pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu. Dalam rangka ISM, analisis data dilakukan untuk mengetahui ranking
setiap sub elemen, baik dalam elemen tujuan, elemen kriteria, maupun elemen strategi. Berdasarkan nilai driver power DP dan dependence D seluruh
elemen dipetakan dengan menempatkan pada setiap ordinat x,y atau ke dalam empat sektor beserta koordinatnya dalam kuadran Independent, Linkage,
Autonomous, dan Dependent. Dari pemetaan kemudian diidentifikasi struktur faktor-faktor penting yang potensial atau faktor-faktor kunci key factors
berdasarkan kebutuhan stakeholder, berupa elemen atau sub-elemen prioritas pada sektor independen. Identifikasi ini diperlukan untuk menyusun skenario dalam
berbagai kombinasi kondisi faktor dalam rangka pengembangan model pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Indramayu.
3.8. Pendekatan Sistem dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Dengue DBD
Pendekatan sistem dilakukan melalui tahapan: 1 analisis kebutuhan, 2 formulasi permasalahan, 3 identifikasi sistem, 4 pemodelan sistem,
5 verifikasi dan validasi, dan 6 implementasi Pramudya 1989. Fokus analisis kebutuhan stakeholder diarahkan pada pencegahan penyakit
DBD. Analisis ditujukan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman tentang kebutuhan stakeholder melalui proses penguraian faktor-faktor yang diteliti atau
komponen-komponen yang berpengaruh dan berperan dalam sistem ke bagian yang lebih detail. Tahap ini dilanjutkan dengan formulasi permasalahan dengan
cara mengelompokkan kebutuhan yang sejalan sinergis dan yang kontradiktif.
68 Pada tahap identifikasi sistem, disusun diagram lingkar sebab-akibat
causal-loop-diagram, diagram input-output, dan diagram alir. Diagram ini dimaksudkan untuk: 1 memberikan gambaran sifat dinamik dari sistem yang
dikaji, 2 memberikan dasar untuk pembentukan persamaan pada model dan, 3 mengidentifikasi faktor penting dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
Hartrisari, 2007. Dalam diagram lingkar sebab akibat digambarkan hubungan antar elemen yang terlibat dalam sistem yang dikaji. Sementara itu dalam diagram
input-output dikemukakan enam variabel yang berhubungan dengan kinerja sistem yaitu: 1 variabel output yang dikehendaki, sumber rujukan dari analisis
prospektif; 2 variabel input terkendali, sumber rujukan dari analisis prospektif; 3 variabel output yang tidak dikehendaki, dampak yang akan ditimbulkan
bersama-sama dengan output yang dikehendaki, 4 variabel input tak terkendali, berasal dari dalam sistem, 5 variabel input lingkungan, berasal dari luar sistem,
6 variabel manajemen pengendalian. Diagram alir disusun sebagai gambaran struktur model atau hubungan antar variabel dalam bentuk simbol perangkat
lunak Powersim: simbol aliran, simbol level, simbol panah tebal dan halus. Dari berbagai data dan informasi yang diperoleh lalu dibangun model
dengan beberapa asumsi, di antaranya 1 budaya dan adat istiadat masyarakat di semua desa penelitian adalah serupa, 2 penanganan penderita DBD oleh tenaga
non medis diabaikan, 3 kejadian DBD dihitung dengan pendekatan kasus, 4 fraksi kelahiran, kematian, kepindahan, dan kedatangan penduduk tetap.
Untuk mengetahui sejauhmana model dapat menirukan fakta, maka dilakukan validasi model dengan uji validitas struktur dan uji validitas
kinerjaoutput model. Uji validasi struktur dilakukan dengan dua bentuk pengujian yaitu validitas konstruksi dan kestabilan struktur. Validitas konstruksi
yaitu keyakinan terhadap konstruksi model valid secara ilmiah atau didukungditerima secara akademis. Kestabilan struktur yaitu keberlakuan atau
kekuatan struktur dalam dimensi waktu. Validitas kinerja output model bertujuan memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja model sesuai dengan kinerja sistem
nyata; caranya ialah dengan memvalidasi kinerja model dengan data empiris, untuk melihat sejauh mana perilaku output model sesuai dengan perilaku data
empiris Muhammadi et al. 2001. Untuk memverifikasi penyimpangan keluaran
69 model dengan data empirik dilakukan dengan uji KF Kalman Filter dengan
persamaan KF = VsVs+Va; dimana Vs adalah varian nilai simulasi, Va adalah varian nilai aktual. Tingkat kecocokan fitting hasil simulasi adalah 47,5-52,5.
Dalam rangka implementasi model yang dibangun maka disusun skenario alternatif kebijakan yang dapat dilakukan pada kondisi nyata. Skenario ini
dirancang berdasarkan hasil analisis prospektif terhadap pendapat pakar, baik dengan pendekatan AHP maupun dengan pendekatan ISM. Elemen-elemen
tujuan, kriteria, dan strategi yang menjadi prioritas penting dikumpulkan dan dianalisis. Analisis dilakukan untuk melihat pengaruh langsung hubungan timbal
balik antar elemen tersebut dengan skor penilaian 0 sampai 3. Nilai 0 berarti elemen X kolom lajur tegak “tidak berpengaruh” terhadap elemen Y kolom
lajur datar; nilai 1 berarti elemen X “berpengaruh kecil” terhadap elemen Y; nilai 2 berarti elemen X “berpengaruh sedang” terhadap elemen Y; nilai 3 berarti
elemen X “berpengaruh sangat kuat” terhadap elemen Y. Seluruh elemen yang terpilih kemudian dinilai menggunakan matriks seperti tampak pada Gambar 7.
Seluruh elemen yang telah dinilai kemudian dipetakan ke dalam diagram Kartesius berdasarkan nilai ketergantungan dan nilai pengaruhnya masing-masing.
Elemen-elemen yang masuk dalam kuadran I dijadikan prediktor penyusun skenario yang akan dibangun.
Dari ↓
Terhadap
→
A B C D E F G H I J dst
Peng aruh
A B
C D
E F
G H
I J
dst. Ketergantungan
Gambar 7. Matriks penilaian pengaruh langsung antar faktor dalam analisis prospektif
70
3.9. Penyusunan Skenario