41 merupakan elemen-elemen yang mempengaruhi sistem secara tidak langsung
dalam pencapaian tujuan. Input ini biasanya berada di luar batasan sistem sehingga sering disebut sebagai input lingkungan. Proses merupakan transformasi
dari input menjadi output. Pada diagram input-output, proses masih tersembunyi dalam kotak gelap black box. Hal ini menunjukkan bahwa kita belum tahu apa
yang terjadi dalam kotak tersebut. Pengetahuan kita baru terbatas pada output yang dihasilkan berdasarkan input yang teridentifikasi.
2.6.4. Pemodelan Sistem
Model adalah suatu abstraksi dari keadaan yang sesungguhnya atau merupakan penyederhanaan sistem nyata untuk memudahkan pengkajian suatu
system Pramudya 1989; Ma’arif et al. 2003. Model merupakan konsepsi mental, hubungan empirik atau kumpulan pernyataan-pernyataan matematik statistik atau
dapat juga diartikan sebagai representasi sederhana dari suatu sistem dapat diabstraksi dalam bentuk hubungan sebab akibat dari peubah-peubah yang
ditetapkan sesuai tujuan model. Model yang baik ialah model yang dapat menggambarkan semua hal penting dari dunia nyata dalam masalah tertentu.
Model adalah suatu bentuk yang dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses Muhammadi et al. 2001. Model yang dibangun tidak akan sama persis
dengan sistem sebenarnya. Semakin banyak variabel yang dimasukkan dalam model, semakin sulit untuk menjelaskan proses yang terjadi Forrester 1965, diacu
dalam Hartrisari 2007. Model merupakan penyederhanaan sistem. Karena sistem sangat kompleks tidak mungkin membuat model yang dapat menggambarkan
seluruh proses yang terjadi dalam sistem. Muhammadi et al. 2001 mengelompokkan model menjadi tiga yakni
model kuantitatif, kualitatif, dan model ikonik. Model kuantitatif adalah model yang berbentuk rumus-rumus matematik, statistik atau komputer. Model kualitatif
adalah model yang berbentuk gambar, diagram, atau matriks, yang menyatakan hubungan antar unsur. Dalam model kualitatif tidak digunakan rumus-rumus
matematik, statistik atau komputer. Model ikonik adalah model yang mempunyai bentuk fisik sama dengan barang yang ditirukan, meskipun skalanya dapat
diperbesar atau diperkecil.
42 Menurut Pramudya 1989, ada empat keuntungan penggunaan model
dalam penelitian dengan menggunakan pendekatan sistem yaitu: 1 memungkinkan melakukan penelitian yang bersifat lintas sektoral dengan
ruang lingkup yang luas, 2 dapat melakukan ekperimentasi terhadap sistem tanpa mengganggu memberikan perlakuan tertentu terhadap sistem, 3 mampu
menentukan tujuan aktivitas pengelolaan dan perbaikan terhadap sistem yang diteliti, dan 4 dapat dipakai untuk menduga meramal perilaku dan keadaan
sistem pada masa yang akan datang. Hartrisari 2007 mengemukakan bahwa model disusun untuk beberapa
tujuan, yaitu : 1 pemahaman proses yang terjadi dalam sistem, 2 prediksi, 3 menunjang pengambilan keputusan. Selanjutnya dikemukakan bahwa
pemodelan yang efektif merupakan keterkaitan antara dunia maya yang dinyatakan dalam model dengan dunia nyata sehingga tujuan model sebagai
penyederhanaan sistem akan tercapai. Dalam proses penyusunan model perlu diperhatikan juga penentuan horison waktu time horizon. Horison waktu dalam
model harus “cukup panjang” agar dapat menunjukkan perubahan yang terjadi. Secara umum, horison waktu pada model didasarkan pada proses yang terjadi.
Mengenai simulasi model Muhammadi et al. 2001 mengemukakan bahwa simulasi adalah peniruan perilaku suatu gejala atau proses. Simulasi
bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut dan membuat analisis serta peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan. Simulasi dilakukan
melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1 penyusunan konsep, 2 pembuatan model, 3 simulasi, dan 4 validasi hasil simulasi.
Tahap pertama simulasi adalah penyusunan konsep, yaitu menentukan unsur-unsur yang berperan dalam gejala atau proses tersebut. Unsur-unsur itu
saling berinteraksi, saling berhubungan dan saling berketergantungan. Unsur- unsur tersebut bersatu dalam melakukan suatu kegiatan. Dari keterkaitan unsur-
unsur dapat disusun gagasan atau konsep mengenai gejala atau proses yang akan disimulasikan. Gagasan tersebut selanjutnya dirumuskan sebagai model yang
berbentuk uraian, gambar atau rumus. Simulasi dapat dilakukan dengan menggunakan model yang telah dibuat. Dalam model kuantitatif, simulasi
dilakukan dengan memasukkan data ke dalam model, di mana perhitungan
43 dilakukan untuk mengetahui perilaku gejala atau proses. Dalam model kualitatif,
simulasi dilakukan dengan menelusuri dan mengadakan analisis hubungan sebab akibat antar unsur dengan memasukkan data atau informasi yang dikumpulkan
untuk mengetahui perilaku gejala atau proses. Dalam model ikonik, simulasi dilakukan dengan mengadakan percobaan secara fisik dengan menggunakan
model tersebut untuk mengetahui perilaku model dalam kondisi yang berbeda. Setelah dibuat model, dilakukan validasi untuk mengetahui kesesuaian
antara hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Model dinyatakan baik apabila kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses
yang ditirukan kecil. Hasil simulasi tersebut selanjutnya digunakan untuk memahami perilaku gejala atau proses serta mengetahui kecenderungannya di
masa mendatang Muhammadi et al. 2001. Untuk melakukan simulasi diperlukan perangkat lunak software yang
dapat dengan cepat melihat perilaku behavior model yang dibuat. Perangkat lunak yang mudah digunakan untuk membangun dan melakukan simulasi model
dinamik adalah powersim. Pada perangkat lunak powersim, sistem yang menggambarkan hubungan antara variabel-variabel itu dinamakan diagram alir
flow diagram.
2.6.5. Validitas dan Sensitivitas Model