Simulasi Analisis Impuls Respon

periode ke-48, respon permintaan M1 terhadap guncangan PDB adalah sekitar 1.6 persen. Berarti permintaan M1 dapat dikatakan stabil dalam merespon guncangan PDB setelah periode ke-25. Gambar 4.1 Respon Permintaan M1 Akibat Guncangan PDB, Inflasi yang Diharapkan, dan Suku Bunga pada Jangka Panjang Guncangan variabel inflasi yang diharapkan sebesar satu standar deviasi menyebabkan permintaan M1 konvensional turun sebesar 0.69 persen pada periode ketujuh. Pada periode ini, permintaan M1 merespon negatif guncangan inflasi yang diharapkan dengan respon yang paling besar. Respon negatif ini terus berlangsung sampai akhir periode peramalan. Respon permintaan M1 akibat guncangan inflasi yang diharapkan berfluktuasi pada kisaran nilai 0.17 sampai dengan 0.69 persen dari periode kedua sampai dengan periode ke-48. Mulai -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Response of LM1R to LM1R -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Response of LM1R to LPDBR -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Response of LM1R to IDEP -.02 -.01 .00 .01 .02 .03 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Response of LM1R to EXPINF Response to Cholesky One S.D. Innovations periode ke-38, terlihat adanya kestabilan respon permintaan M1 terhadap guncangan inflasi yang diharapkan sekitar 0.4 persen. Secara umum respon permintaan M1 terhadap guncangan inflasi yang diharapkan selama periode peramalan adalah negatif. Secara umum guncangan variabel suku bunga mulai dari periode kedua hingga periode ke-48 menyebabkan permintaan M1 turun. Pada periode kedelapan, guncangan suku bunga sebesar satu standar deviasi menyebabkan permintaan M1 turun 1.87 persen. Periode tersebut merupakan periode dimana permintaan M1 merespon guncangan suku bunga dengan nilai terbesar. Respon permintaan M1 terhadap guncangan variabel suku bunga sudah terlihat stabil pada periode ke-31 peramalan. Mulai periode ini, respon permintaan M1 terhadap guncangan suku bunga sebesar satu standar deviasi sekitar 1.27 persen. Dari gambar dan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa permintaan M1 ini mulai stabil dalam merespon guncangan variabel lain setelah periode ke-25.

4.5.2 Forecasting Error Variance Decomposition FEVD

Struktur dinamis antar variabel dalam VAR dapat dilihat melalui analisis Forecasting Error Variance Decomposition FEVD, dimana pola dari FEVD ini mengindikasikan sifat dari kausalitas multivariat di antara variabel-variabel dalam model VAR. Pengurutan variabel dalam analisi FEVD ini didasarkan pada faktorisasi Cholesky. Hasil analisis FEVD terhadap permintaan uang M1 konvensional dapat dilihat pada Gambar 4.2. berikut. Gambar 4.2. Variance Decomposition Permintaan M1 Konvensional Pada periode pertama, fluktuasi variabel permintaan M1 dipengaruhi oleh guncangan M1 itu sendiri sebesar 100 persen, sedangkan pengaruh variabel lain belum terlihat. Pada interval peramalan periode-periode selanjutnya, pengaruh guncangan permintaan M1 itu sendiri makin menurun mempengaruhi fluktuasi permintaan M1 tetapi masih dominan. Pada periode ke-12 fluktuasi M1 dapat dijelaskan oleh variabel suku bunga dengan kontribusi 22.81 persen. Pada periode ke-24, fluktuasi permintaan M1 dipengaruhi oleh guncangan permintaan M1 itu sendiri sebesar 50.62 persen, PDB sebesar 25.40 persen, suku bunga sebesar 21.78 persen, dan guncangan inflasi yang diharapkan sebesar 2.18 persen. Sampai periode ke-48, fluktuasi permintaan M1 masih dominan dipengaruhi oleh guncangan permintaan M1 itu sendiri. Variabel PDB memberikan kontribusi terbesar kedua dalam menjelaskan variabilitas permintaan M1 pada periode ke-24, ke-36, dan ke-48. Sementara guncangan variabel inflasi yang diharapkan tidak dominan mempengaruhi fluktuasi permintaan M1 untuk setiap periode peramalan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada jangka panjang Variance Decomposition M1 20 40 60 80 100 120 1 12 24 36 48 Periode EXPINF IDEP LPDBR LM1R