Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

3 Menolak hipotesis bahwa instrumen moneter Islam lebih stabil dan anti guncangan terhadap krisis, karena menunjukkan hasil yang sama dengan instrumen konvensional; 4 Otoritas moneter memiliki tingkat kontrol yang lebih pada M1-islam dan M2-islam daripada terhadap M1 dan M2; 5 Instrumen kredit Islam di bawah kontrol otoritas moneter; 6 Instrumen moneter Islam juga efektif bagi pencapaian tujuan kebijakan moneter. Kemudian dari penelitian Nasution dan Nurzaman 2006 tentang efektifitas besaran M1 di Indonesia tahun 1971-2002 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1 pergerakan velositas uang bebas bunga lebih stabil daripada velositas uang berbasis bunga sehingga besaran moneter bebas bunga memperlihatkan potensi untuk menstabilkan perekonomian; 2 permintaan uang bebas bunga dan berbasis bunga mempunyai hubungan jangka panjang dengan tingkat inflasi, tetapi pada keseimbangan jangka pendek, signifikansi model Error Correction Model ECM untuk permintaan uang berbasis bunga lebih rendah; 3 hanya permintaan uang bebas bunga yang memiliki stabilitas hubungan jangka panjang dengan inflasi dan pendapatan nasional, sedangkan permintaan uang berbasis bunga tidak; 4 Variabel dummy krisis signifikan untuk kedua permintaan uang tersebut, tetapi karena ada mekanisme penyesuaian, maka permintaan uang bebas bunga stabil dalam jangka panjang. Darrat 2000 melakukan penelitian di Iran dan Pakistan dengan menggunakan data dari tahun 1960-1998 dan menggunakan kerangka error correction model serta Johansen-Juselius test statistic , menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1 keadaan makroekonomi di Iran dan Pakistan berkembang minimal tidak memburuk dengan adanya interest-free banking; 2 interest-free membawa pada perilaku velositas uang yang mudah diprediksi; 3 interest-free menyediakan lingkungan moneter yang lebih terkontrol; 4 interest-free mempunyai hubungan yang kuat dengan instrumen kebijakan dan stabilitas harga. Kemudian penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Kia 2001 di Iran dengan kurun waktu 1966-1998 menggunakan the maximum likelihood test dan Dynamic Ordinary Least Square DOLS test untuk mengestimasi fungsi permintaan uang jangka panjang. Hasil yang didapatkan sebagai berikut: 1. baik pada jangka pendek maupun jangka panjang, permintaan uang pada interest-free M1 stabil dan invarian terhadap kebijakan dan guncangan lain dalam perubahan rezim; 2. sedangkan permintaan uang pada interest-bearing M2 tidak stabil; 3. reaksi agen ekonomi terhadap equilibrium error pada M1 selalu sama untuk berbagai ukuran error sedangkan pada M2 berbeda karena model ECM yang didapat pada M2 adalah non-linear. Darrat dalam Nasution 2006 melakukan uji tes tentang efektivitas relatif sistem keuangan syariah di Tunisia. Hasilnya menunjukkan bahwa uang berbasis non-bunga lebih efektif dan stabil. Namun penelitiannya meragukan mengingat Tunisia kurang berpengalaman dalam perbankan syariah. Hassen dan Aldayel dalam Nasution 2006 juga memperoleh hasil yang konsisten seperti penelitian Darrat untuk 15 negara. Yousafi dalam Nasution 2006 juga melakukan penelitian yang serupa di Iran. Achsani, Holtemoller, dan Sofyan 2005 melakukan penelitian tentang fungsi permintaan uang di Indonesia dengan menggunakan model ekonometrik dan fuzzy modelling periode 1990:1-2002:3. Hasilnya menunjukkan bahwa elastisitas pendapatan terhadap permintaan uang cukup stabil sebelum dan sesudah krisis. Nilai Elastisitas pendapatan pada econometric estimation dan fuzzy estimation berturut-turut sebesar 0,93 dan 0,87. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa fungsi permintaan uang Indonesia stabil pada periode yang sulit. Serta menunjukkan mengapa hasil studi sebelumnya tentang fungsi money demand di Indonesia tidak stabil, karena semuanya menggunakan teknik kointegrasi. Padahal time series di Indonesia adalah trend-stationary sehingga kerangka kointegrasi menjadi tidak sesuai. Price dan Insukindro dalam Achsani, et al. 2005 menggunakan data kuartalan Indonesia dari 1969:1-1987:4 dengan mengaplikasikan kerangka kointegrasi dan error correction model untuk permintaan uang. Hasil berdasarkan prosedur two-step Engle-Granger menghasilkan bukti yang lemah untuk hubungan kointegrasi. Sedangkan berdasarkan Johansen likelihood ratio statistic menunjukkan sampai 2 vektor kointegrasi. Deckle dan Pradhan dalam Achsani, et al . 2005 menggunakan data tahunan Indonesia dan tidak menemukan adanya hubungan kointegrasi yang bisa diinterpretasikan sebagai fungsi permintaan uang. Kia dan Darrat 2003 mengestimasi fungsi permintaan uang di Iran dengan menggunakan data kuartalan tahun 1966-2001. Hasilnya menunjukkan bahwa permintaan terhadap simpanan berbagi hasil lebih stabil dan policy invariant daripada permintaan terhadap M1. Ascarya 2007 melakukan studi literatur tentang kebijakan moneter optimum pada sistem perbankan ganda. Hasilnya menunjukkan bahwa kebijakan moneter optimum pada suatu negara yang mengadopsi sistem perbankan atau keuangan ganda harusnya mengacu pada tingkat pengembalian pada sistem bagi hasil untuk memaksimalkan keadilan distributif dan kesejahteraan sosial dan meminimalkan inefisiensi. Izhar dan Asutay 2007 melakukan penelitian juga tentang stabilitas moneter pada sistem perbankan ganda di Indonesia, dari tahun 2001 sampai 2004. Hasilnya menunjukkan bahwa baik dalam persamaan jangka panjang maupun persamaan error correction model variabel M2 konvensional dan M2 Islam tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat harga. Tetapi nilai error correction term ECT pada sistem konvensional lebih besar daripada ECT pada sistem Islam. Penelitian-penelitian tersebut pada umumnya menghasilkan kesimpulan yang sama dimana permintaan uang bebas bunga lebih stabil dan permintaan uang bebas bunga sesuai digunakan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan kebijakan otoritas moneter. Penelitian ini mempunyai perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Pertama, pada penelitian ini variabel suku bunga tetap dimasukkan ke dalam persamaan permintaan uang sistem konvensional. Hal ini berdasarkan pada hasil penelitian Kaleem 2000 yang menyebutkan bahwa permintaan uang pada sistem Islam sama saja dengan konvensional dan tidak anti guncangan. Hal ini bisa saja terjadi karena sejak awal suku bunga sebagai satu-satunya variabel yang membedakan antara sistem Islam dan sistem konvensional dalam dual banking system dihilangkan. Dalam penelitian ini, variabel suku bunga akan digantikan dengan proxi rate of return pada permintaan uang Islam. Perbedaan kedua, penelitian ini menggunakan variabel M1 dan M2 yang sesuai dengan teori Islam. Sedangkan pada penelitian Darrat 2000 serta Nasution dan Nurjaman 2006 M1 itu dinyatakan sebagai uang bebas bunga dan M2 itu disebut sebagai uang berbasis bunga. Padahal dalam Islam sendiri, sebenarnya M1 telah mengandung bunga, karena dalam penciptaan uang kartal sendiri telah mengandung riba. Time series yang digunakan juga lebih panjang yaitu dari Januari 2001 sampai dengan Desember 2006.

2.12 Kerangka Pemikiran

Keterkaitan antara perumusan masalah dan tujuan penelitian dapat dilihat dari kerangka pemikiran penelitian, sebagaimana disajikan pada Gambar 2.3. Variabel makroekonomi yaitu PDB dan tingkat inflasi yang diharapkan mempengaruhi permintaan uang baik pada sistem konvensional maupun pada sistem Islam. Sebagai biaya imbangan dalam memegang uang, pada permintaan uang konvensional dimasukkan variabel suku bunga. Sedangkan pada permintaan uang Islam, variabel suku bunga digantikan oleh tingkat return pada skim syariah. Kemudian dilihat juga apakah jumlah uang beredar masing-masing sistem berhubungan dengan sasaran akhir otoritas moneter yaitu stabilitas harga. Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual