bermanfaat untuk dapat lebih mengembangkan sistem perbankan syariah sesuai dengan hasil penelitian penulis. Bagi penulis sendiri penelitian ini merupakan
wadah pembelajaran yang sangat bermanfaat. Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini bermanfaat sebagai acuan dalam
mengambil kebijakan yang paling relevan bagi kemajuan perbankan syariah di masa yang akan datang. Penelitian ini juga berlandaskan pada teori-teori dan
penelitian terdahulu. Sehingga diharapkan penelitian ini bisa menjadi salah satu referensi bagi penelitian selanjutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Definisi Sistem Perbankan Ganda
Sistem perbankan ganda merupakan sebuah sistem dimana sebuah negara menjalankan dua sistem perbankan berupa perbankan konvensional dan
perbankan syariah. Masing-masing sistem ini berada pada jalur sendiri-sendiri tetapi dengan satu otoritas moneter yang sama. Di Indonesia, sistem perbankan
ganda lebih banyak didominasi oleh perbankan konvensional, dikarenakan bagian perbankan syariah terhadap perekonomian masih kecil. Sistem perbankan ganda
dianut di Indonesia sejak tahun 1992 dimana pada tahun itu bank syariah pertama berdiri yaitu Bank Muamalat Indonesia.
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 mengenai perubahan Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan menyebutkan bahwa :
a. Bank umum adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat
dilakukan di seluruh wilayah Indonesia bahkan ke luar negeri cabang. Bank umum sering disebut bank komersil commercial bank.
b. Bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor
cabang bank asing yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.
Ascarya 2006 menyebutkan bahwa secara makro bank syariah adalah institusi keuangan yang memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam
mendukung dan memainkan kegiatan investasi di masyarakat sekitarnya. Sedangkan secara umum bank syariah didefinisikan sebagai bank dengan pola
bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk lainnya. Produk-produk
bank syariah mempunyai kemiripan namun tidak sama dengan produk bank konvensional karena adanya pelarangan riba, gharar, dan maysir.
Sedangkan Sakti 2006 menyebutkan bahwa bank Islam syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi
melalui aktivitas investasi atau jual beli, serta memberikan pelayanan jasa simpanan bagi para nasabah. Dimana mekanisme kerjanya secara sederhana
adalah; dana dari nasabah yang terkumpul dinvestasikan pada dunia usaha, ketika ada hasil profit, maka bagian profit untuk bank dibagi kembali antara bank dan
nasabah. Disamping itu bank syariah dapat melakukan transaksi jual-beli baik dengan pengusaha maupun nasabah, menggunakan skema murabahah, ijarah,
istisna dan salam.
2.2 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Menurut Antonio 2001, dalam beberapa hal bank syariah dan bank konvensional memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang,