kesimpulannya adalah baik pandangan monetaris maupun pandangan keynesian, sejalan dengan pandangan Friedman.
2.8 Konsep Inflasi dalam Ekonomi Islam
Menurut Chapra 2000, inflasi mengandung implikasi bahwa uang tidak dapat berfungsi sebagai satuan hitung yang adil dan benar. Inflasi menyebabkan
orang berlaku tidak adil terhadap yang lain, dengan memerosotkan daya beli aset- aset moneter secara tidak diketahui. Hal itu merusak efisiensi sistem moneter dan
menimbulkan ongkos kesejahteraan pada masyarakat. Inflasi memperburuk iklim ketidakpastian dimana keputusan-keputusan ekonomi diambil, menimbulkan
kekhawatiran pada formasi modal dan menyebabkan misalokasi sumber daya. Inflasi cenderung merusak nilai-nilai, memberikan imbalan kepada usaha-usaha
spekulasi dengan menimpakan kerugian pada aktivitas-aktivitas produktif dan memperparah ketidakmerataan pendapatan. Dengan demikian inflasi merupakan
sebuah gejala disekuilibrium yang tidak sesuai dengan penekanan Islam pada ekuilibrium.
Dalam teori Islam murni, sebenarnya inflasi itu tidak akan terjadi karena adanya karakteristik keuangan islam yang khas. Ketika uang yang digunakan
adalah full bodied money atau fully backed money, maka tidak akan terjadi inflasi. Hal ini disebabkan karena uang jenis tesebut tidak menimbulkan penciptaan uang
beredar dengan seignorage.
2.9 Konsep Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Konvensional
Menurut Sukirno dalam Agustianto 2002 kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang dijalankan oleh bank sentral untuk mengawasi jumlah uang
beredar di tangan masyarakat. Menurut UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, kebijakan moneter adalah kebijakan yang diterapkan dan dilaksanakan
oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang yang beredar dan atau
suku bunga. Dalam perekonomian yang menggunakan uang fiat, pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar melalui monetary base. Monetary base
sendiri didefinisikan sebagai jumlah dari uang kartal ditambah cadangan Mishkin, 2001. Peraturan resmi memberi pemerintah hak untuk memonopoli
pencetakan uang. Kontrol atas jumlah uang beredar disebut kebijakan moneter. Melalui monetary base inilah kebijakan moneter dilakukan dengan berbagai cara
atau instrumen, diantaranya melalui operasi pasar terbuka, tingkat diskonto, dan peraturan giro wajib minimum. Skema pengendalian moneter di Indonesia dapat
dilihat pada Tabel 2.2. Kebijakan moneter di suatu negara diimplementasikan dengan
menggunakan instrumen moneter suku bunga atau agregat moneter yang mempengaruhi sasaran antara untuk mencapai sasaran akhir, yaitu stabilitas harga
atau pertumbuhan ekonomi Arifin, 1998. Tujuan dari kebijakan moneter secara
umum dapat dirumuskan sebagai berikut Puspopranoto dalam Hardianto, 2004: