Analisis Bauran Pemasaran Analisis Faktor

Misalkan terdapat gugus peubah X 1 , X 2 , …, X p dengan masing-masing n amatan, maka model faktornya dapat ditulis sebagai berikut: X = ëf + e ë 11 ë 12 .. ë 1q ë 21 ë 22 .. ë 2q ë = . . . . . . ë p 1 ë p 2 .. ë pq Dimana: X: Vektor pengamatan berdimensi P, X ’ = X 1 , X 2 , …., X p F: Vektor bukan pengamatan U yang disebut faktor bersama, berdimensi q f ’ = f 1, f 2,…. f q e : Vektor bukan pengamatan yang disebut faktor unik berdimensi P, e ‘ = e 1 , e 2,….. , e p . ë: Matriks konstanta yang tidak diketahui disebut loading berukuran p x q Faktor bersama common factor adalah faktor yang keragamannya menyebar pada beberapa peubah amatan, sedangkan faktor unik unique factor merupakan faktor yang keragamannya berada pada satu peubah amatan saja. Faktor unik ini merupakan penjumlahan dari dua bagian yang tidak saling berkorelasi yaitu faktor spesifik dan galat. Keragaman dari peubah X p yang telah distandarisasi menghasilkan: • xp 2 = h p 2 + ø p sehingga: h p 2 = 1- ø p Komponen h p 2 = disebut komunalitas communalities yang menunjukkan proporsi ragam dari peubah X p yang diterangkan oleh q faktor bersama, sedangkan ø p merupakan proporsi ragam dari peubah X p yang disebabkan faktor spesifik. Salah satu penyelesaian dari model faktor adalah melalui model komponen utama, yaitu X = ë f dengan peubah faktor f merupakan kombinasi linier dari peubah asal X. Solusi menjadi terfokus pada pemberian skor faktor dan reduksi peubah. Loading faktor yang didapat biasanya tidak terlalu bagus untuk diinterpretasikan. Untuk mempermudah interpretasi, dilakukan rotasi terhadap matriks loading. Secara geometrik, rotasi berarti pemutaran sumbu faktor dengan sudut tertentu sehingga mendapatkan sumbu faktor baru, dengan loading baru tanpa perubahan pada konfigurasi peubah asal. Ada dua macam rotasi faktor, yaitu rotasi orthogonal dan obligue. Rotasi orthogonal merupakan rotasi yang memperlihatkan keorthogonalan, sehingga setelah rotasi kedua sumbu tegak lurus satu sama lain. Rotasi obligue tidak memperhatikan hal tersebut. Rotasi orthogonal tidak merubah nilai total proporsi keragaman yang dijelaskan oleh faktor-faktor bersama yang diperoleh. Metod yang biasa digunakan adalah varimax, karena menitikberatkan kesederhanaan kolom-kolom matriks bobotnya, dalam arti hanya di satu faktor beberapa peubah akan mempunyai bobot tertinggi dan sisanya untuk faktor lain, sehingga akan mempermudah dalam interpretasi peubah untuk setiap faktor. Tahapan dalam proses pengolahan data ini, terlebih dahulu diawali dengan menginput data dari hasil kuesioner yang berupa data tingkat kepentingan dari variabel-variabel yang dianggap penting dalam keputusan pembelian ke dalam program komputer microsoft excel, kemudian hasil input tersebut dimasukkan kedalam program SPSS 13.0. Selanjutnya dengan prosedur pengolahan data SPSS, data tersebut diolah dengan menggunakan metode analisis faktor. Hasil yang diperoleh, diantaranya berupa nilai communalitiy, yang menunjukkan nilai respon dari variabel-variabel tersebut. Kemudian Rotated Component Matriks menunjukkan hubungan antara variabel-variabel di dalam suatu faktor yang terbentuk. Sementara itu Total Varians Explained akan menjelaskan besar keragaman data.

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN DESKRIPSI PRODUK

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Banyusari merupakan salah satu kecamatan dari 30 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Karawang. Pada awalnya Kecamatan ini merupakan bagian dari wilayah kecamatan Jatisari, namun sejak tanggal 3 Juni 2003 kecamatan Jatisari terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Jatisari dan Kecamatan Banyusari. Letak georafis Kecamatan Banyusari berada pada sebelah timur Kabupaten Karawang dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: - Utara : Kecamatan Cilamaya Wetan dan Kecamatan Cilamaya Kulon - Selatan : Kecamatan Jatisari - Barat : Kecamatan Lemahabang dan Kecamatan Wadas - Timur : Kecamatan Patok Beusi, Kabupaten Subang Luas wilayah Kecamatan Banyusari adalah 4.935,879 Ha terdiri dari sebagian besar tanah persawahan dengan ketinggian 25,6 M di atas permukaan laut. Suhu rata-rata maksimum 30 dan minimum 24 C. Kecamatan Banyusari membawahi 12 Desa yang meliputi 35 dusun, 71 RW dan 198 RT. 12 Desa yang ada di Kecamatan Banyusari tersebut adalah : 1. Desa Gembongan 7. Desa Jayamukti 2. Desa Gempol 8. Desa Pamekaran 3. Desa Gempol kolot 9. Desa Cicinde Utara 4. Desa Banyuasih 10. Desa Cicinde Selatan 5. Desa Kutaraharja 11. Desa Mekarasih 6. Desa Tanjung 12. Desa Talunjaya Kantor Kecamatan Banyusari terletak di Desa Gembongan. Jarak Kecamatan Banyusari ke ibu kota Kabupaten ± 50 Km. Total jumlah penduduk di Kecamatan Banyusari adalah 52.412 orang. Komposisi menurut jenis kelamin pada tiap Desa dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Komposisi Jumlah Penduduk Pada Tiap Desa di Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Juli 2005. Penduduk No. Desa Laki-laki Perempuan Total 1. Gembongan 1.609 1.658 3.267 2. Gempol 2.655 2.468 5.123 3. Gempol Kolot 1.743 1.752 3.495 4. Banyuasih 1.360 1.509 2.869 5. Kutaraharja 1.595 1.807 3.402 6. Tanjung 1.560 1.526 3.086 7. Pamekaran 2.223 2.443 4.666 8. Jayamukti 3.590 3.702 7.292 9. Cicinde Utara 3.348 3.138 6.486 10. Cicinde Selatan 3.003 2.971 5.974 11. Mekarasih 2.008 2.142 4.200 12. Talunjaya 1.282 1.269 2.551 Jumlah 26.026 26.386 52.412 Sumber : Laporan Kecamatan Banyusari, Juli 2005

4.2. Deskripsi Produk

PT Pupuk Kujang mengeluarkan produk terbarunya yaitu pupuk NPK dengan slogan “NPK Pupuk Kujang Meningkatkan Produktivitas Padi Secara Pasti”. PT Pupuk Kujang hanya memproduksi pupuk NPK dalam kemasan 25 kg dengan pertimbangan mudah dibawa ke sawah atau ke kebun dan dapat menghemat tenaga serta biaya. NPK Kujang dibuat secara sederhana melalui mechanical blending , dengan bahan baku utamanya Urea Kujang, SP-36 dan KCL, plus additive magnesium sebagai stabilisator. Ketiga jenis pupuk beserta additive tersebut dicampur dan diaduk rata di dalam mesin pengaduk dengan