Perilaku Pasca Pembelian Tahap akhir dari proses pengambilan keputusan pembelian adalah

Pada Tabel 35 dapat diketahui dengan persentase terbesar sebayak 94,44 persen petani merasa puas setelah menggunakan pupuk NPK, sedangkan yang merasa tidak puas setelah menggunakan pupuk NPK adalah sebesar 5,56 persen. Alasan yang mereka ungkapkan adalah karena setelah digunakan tidak meningkatkan produktivitas atau hasil gabah tonHa. Tabel 35. Komposisi Responden Berdasarkan Kepuasan Setelah Menggunakan Pupuk NPK Variabel Jumlah orang Proporsi Ya, puas 102 94,44 Tidak puas 6 5,56 Total 108 100 Tabel 36 menunjukkan dari sebanyak 108 responden petani, 94,44 persen petani yang mengatakan puas setelah menggunakan pupuk sebanyak 94,44 persen mereka menyatakan akan membeli pupuk NPK kembali, sedangkan yang memutuskan tidak akan membelinya kembali adalah sebesar 5,56 persen. Alasan yang mereka ungkapakan mengapa tidak ingin membelinya kembali adalah harganya yang dirasakan masih terlalu mahal oleh petani sedangkan hasil yang didapat sama saja dengan hanya menggunakan pupuk tunggal. Tabel 36. Komposisi Responden Berdasarkan Keinginan untuk Membeli Kembali Pupuk NPK Variabel Jumlah orang Proporsi Ya 102 94,44 Tidak 6 5,56 Total 108 100

BAB VII. FAKTOR-FAKTOR PENCIRI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

PUPUK NPK OLEH PETANI Penelitian ini selain bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian pupuk NPK adalah untuk menganalisis faktor- faktor yang menjadi pertimbangan utama petani dalam memutuskan membeli pupuk NPK. Tahap ini berguna untuk meringkas berbagai faktor yang dideskripsikan dalam proses keputusan, menjadi sejumlah faktor yang dominan dipertimbangkan dalam keputusan pembelian. Analisis faktor-faktor akan melakukan pengolahan terhadap 16 variabel, yaitu 1, pendapatan 2 pengetahuan tentang kandungan pupuk NPK 3, pengalaman atas pemakaian pupuk NPK 4 manfaat pupuk NPK bagi tanaman 5 kemudahan penggunaannya 6, budaya 7, keluarga 8, petugas penyuluh pertanian 9, teman 10, kemasan 11, komposisi unsur-unsur kimia 12, kemudahan memperoleh 13, harga 14, kejelasan penggunaan 15, produsen pupuk 16, penjual distributor pupuk. Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang menjadi pertimbangan utama dalam menentukan keputusan pembelian pupuk NPK oleh petani dilakukan pada 16 variabel yang diolah lebih lanjut. Analisis dilakukan berdasarkan jawaban responden petani sejumlah 108 orang. Dari 108 responden ini diperoleh hasil analisis faktor seperti disajikan pada Tabel 37. Tabel 37 merupakan rangkuman hasil penelitian untuk seluruh variabel yang dipertanyakan kepada konsumen petani, berupa nilai communality. Nilai communality berada pada kisaran 0 sampai 1. Nilai ini menunjukkan persentase keragaman variabel. Semakin tinggi nilai communality tersebut menunjukkan bahwa faktor tersebut semakin penting dipertimbangkan oleh konsumen dalam proses keputusan pembelian dan semakin besar nilai communality sebuah variabel, berarti akan semakin erat hubunganya dengan faktor yang terbentuk. Tabel 37. Urutan Nilai Communality Masing-masing Variabel dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian No Variabel Nilai Communality 1 Produsen pupuk 0,793 2 Harga 0,778 3 Komposisi unsur-unsur kimia 0,758 4 Kemudahan penggunaan 0,737 5 Penjual distributor pupuk 0,714 6 Pengalaman memakai pupuk NPK 0,709 7 Keluarga 0,695 8 Pengetahuan tentang kandungan pupuk NPK 0,684 9 Teman 0,683 10 Kemasan 0,666 11 Pendapatan 0,662 12 Budaya 0,658 13 Manfaat pupuk NPK bagi tanaman 0,643 14 Kejelasan penggunaan 0,576 15 Petugas penyuluh pertanian 0,549 16 Kemudahan memperoleh 0,535 Berdasarkan nilai communality pada tabel 37, maka tiga variabel utama yang memiliki hubungan sangat erat dan keragaman variabel yang besar menjadi pertimbangan petani untuk memutuskan membeli pupuk NPK yaitu: Produsen pupuk memiliki angka communality terbesar yaitu 0,793. Hal ini berarti sekitar 79,30 persen keragaman variabel dapat dijelaskan oleh enam faktor yang terbentuk. Produsen pupuk menjadi variabel yang dipertimbangkan dalam pembelian pupuk NPK karena ada pupuk yang berasal dari produsen yang tidak jelas sehingga menyebabkan kerugian bagi petani yang memilih pupuk tersebut.