Penerapan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan teori KM

6 Menyusun rencana pembelajaran yang berkesinambungan Setelah memilih kegiatan yang cocok, rancanglah rencana pembelajaran dengan mengumpulkan materi yang dibutuhkan dan menentukan pembagian waktu yang sesuai. Rencana dapat dimodifikasi atau disisipkan perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran. Gambar 2.1 Pertanyaan kunci untuk merancang strategi pembelajaran KM

2.2.3 Penerapan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan teori KM

Siswa yang diajar dengan model pembelajaran yang sesuai karakteristik mereka akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran dengan model tertentu tanpa memperhatikan karakteristik siswa Deta, U.A Suprapto, 2012. Dengan demikian karakteristik kecerdasan siswa sangat penting dalam proses belajar mengajar. Menurut Sugiharti 2005, aktivitas pengajaran yang disesuaikan dengan ragam kecerdasan yang dimiliki peserta didik sedikit banyak telah memunculkan semangat belajar dan rasa percaya diri pada setiap peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian Xie, J Lin, R. 2009, penerapan teori KM dalam strategi pembelajaran dapat meningkatkan keefektifan kegiatan belajar mengajar, namun mengajar dengan KM memerlukan banyak waktu dan usaha persiapan bila dibandingkan dengan pembelajaran tradisonal. Guru harus merencanakan secara detail integrasi dari kedelapan kecerdasan dalam materi dan aktivitas pembelajaran tanpa mengabaikan tujuan pembelajaran. Berikut adalah proses pembelajaran dalam penerapan strategi pembelajaran berdasarkan teori KM: 1 Pendahuluan Chatib 2012: 88 membagi kegiatan pendahuluan dalam proses pembelajaran menjadi empat, yaitu: a Zona alfa Kondisi ini adalah waktu yang paling baik untuk belajar sebab neuron sedang dalam suatu keseimbangan. Kondisi alfa adalah kondisi yang relaks dan menyenangkan. Tanda-tanda siswa masuk ke zona ini adalah hati mereka senang, wajah ceria, tersenyum, bahkan tertawa. b Warm up Warm up atau pemanasan adalah pengulangan materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. c Pre-teach Pre-teach adalah aktivitas yang harus dilakukan sebelum aktivitas inti pembelajaran. Pre-teach tidak harus selalu ada dalam setiap kali pertemuan karena sangat bergantung pada kebutuhan yang berkaitan dengan materi dan strategi pembelajaran. d Scene setting Scene setting adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru atau siswa untuk membangun konsep pembelajaran. Aktivitas ini akan memberikan makna belajar yang mendalam ketika siswa mulai memasuki materi. Pada awal pembelajaran guru dapat memancing motivasi siswa dengan berbagai cara yang bervariasi, misalnya dengan menampilkan video atau gambar kecerdasan visual, bercerita kecerdasan linguistik, atau menyanyikan lagu yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan kecerdasan musikal, dan masih banyak lagi. 2 Kegiatan Inti Pada kegiatan ini guru harus sekreatif mungkin untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik bagi siswa. Teori KM membuka kemungkinan pada berbagai macam strategi pembelajaran yang diterapkan di kelas. Dalam hal ini guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru di dunia pendidikan. Setiap siswa memiliki kecerdasan dominan yang berbeda. Oleh karena itu suatu strategi mungkin saja berhasil pada sekelompok siswa namun gagal pada kelompok siswa yang lain. Karena perbedaan itulah maka guru dianjurkan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang bergantian dari pertemuan satu ke pertemuan lainnya. Dengan strategi pembelajaran yang bergantian ini, dalam beberapa hari, seluruh kecerdasan dapat tereksplorasi dan siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai kecerdasan dominannya. 3 Penutup Pada akhir pembelajaran guru dapat memberikan refleksi pada suatu pertemuan dan memberikan penghargaan bagi siswa yang melaksanakan kegiatan belajar dengan baik. 4 Evaluasi Cara penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan belajar harus disesuaikan. Tentu akan percuma saja meminta siswa untuk terlibat dalam pengalaman yang luas di delapan kecerdasan tetapi kemudian menunjukkan apa yang telah mereka pelajari melalui tes-tes standar yang hanya difokuskan pada wilayah verbal atau logis-matematis. Komponen terpenting adalah pendokumentasian hasil karya siswa dan proses pemecahan masalah yang dijalaninya. Misalnya siswa diberi tugas untuk membuat laporan kegiatan pembelajaran dalam format yang ditentukan oleh siswa sendiri, sesuai dengan minatnya. Misalnya menggubah simpulan menjadi sebuah lagu, membuat puisi mengenai materi yang dipelajari, membuat artikel, dan lain-lain sesuai dengan kreativitas pribadi siswa.

2.3 Motivasi Belajar