pertemuan satu ke pertemuan lainnya. Dengan strategi pembelajaran yang bergantian ini, dalam beberapa hari, seluruh kecerdasan dapat tereksplorasi dan
siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai kecerdasan dominannya. 3
Penutup
Pada akhir pembelajaran guru dapat memberikan refleksi pada suatu pertemuan dan memberikan penghargaan bagi siswa yang melaksanakan kegiatan
belajar dengan baik. 4
Evaluasi
Cara penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan belajar harus disesuaikan. Tentu akan percuma saja meminta siswa untuk terlibat dalam
pengalaman yang luas di delapan kecerdasan tetapi kemudian menunjukkan apa yang telah mereka pelajari melalui tes-tes standar yang hanya difokuskan pada
wilayah verbal
atau logis-matematis.
Komponen terpenting
adalah pendokumentasian hasil karya siswa dan proses pemecahan masalah yang
dijalaninya. Misalnya siswa diberi tugas untuk membuat laporan kegiatan pembelajaran dalam format yang ditentukan oleh siswa sendiri, sesuai dengan
minatnya. Misalnya menggubah simpulan menjadi sebuah lagu, membuat puisi mengenai materi yang dipelajari, membuat artikel, dan lain-lain sesuai dengan
kreativitas pribadi siswa.
2.3 Motivasi Belajar
Motivasi adalah variabel penyelang ikut campur tangan yang digunakan untuk menimbulkan fakor-faktor tertentu dalam organisme yang membangkitkan,
mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran Chaplin, 2008. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai
Sardiman, 2007. Memberikan motivasi belajar kepada siswa berarti menggerakkan siswa
untuk melakukan belajar atau menginginkan belajar. Dalam penelitiannya, Strope 2008, menemukan bahwa siswa berpartisipasi lebih sering ketika pelajaran
diarahkan pada kecerdasan dominan mereka. Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi, seseorang yang belajar akan dapat mencapai prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat prestasi belajarnya Sardiman, 2007 : 86.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Bryan, Glynn Julie 2011, motivasi siswa dalam mempelajari IPA dapat mengarahkan mereka untuk
literasi ilmiah, yaitu memahami pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan ilmiah yang penting, menarik kesimpulan berdasarkan bukti, dan membuat
keputusan tentang pengaruh aktivitas manusia terhadap alam. Literasi IPA berkaitan dengan kapasitas siswa dalam memahami informasi proses terjadinya
ilmu pengetahuan dan fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hayat Yusuf 2011: 313, literasi IPA ini penting dikuasai oleh siswa agar
mereka memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah
lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan.
Motivasi siswa untuk belajar IPA dipengaruhi oleh apakah mereka menikmati, menghargai, dan menganggap pelajaran ini penting agar bisa sukses
dan mewujudkan cita-cita mereka. Hal tersebut dapat mengembangkan sikap- sikap positif terhadap IPA, yang merupakan tujuan penting dalam pendidikan IPA
di banyak negara Hayat Yusuf, 2011: 376. Menurut Keller, motivasi menunjukkan tingkat usaha yang dilakukan. Mengingat usaha merupakan
indikator langsung dari motivasi belajar, maka secara operasional motivasi belajar ditentukan oleh indikator-indikator sebagai berikut:
1 tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran, 2 tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa,
3 tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas- tugas pembelajaran,
4 tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan Wena, 2009:33.
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang timbul karena adanya rangsangan dari luar.
Menurut Slavin, pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik sebanyak mungkin. Ada berbagai cara untuk mencapai hal
tersebut, diantaranya dengan membangkitkan minat belajar, mendorong rasa ingin
tahu, menggunakan variasi metode penyajian yang menarik, dan membantu siswa
dalam merumuskan tujuan belajar Rifa’I Anni, 2009. Djiwandono 2006: 359 juga menyatakan bahwa pengajaran di kelas harus mempertinggi motivasi
intrinsik. Motivasi instrinsik ini dapat dicapai dengan berbagai cara, yaitu dengan menambah selera siswa untuk ilmu pengetahuan, mempertahankan keingintahuan,
cara penyampaian pelajaran yang menarik dan bervariasi, serta permainan dan simulasi.
2.4 Hasil Belajar