memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Hal yang esensial pada bahan pengajaran harus dijelaskan kepada siswa.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitain yang dilakukan oleh Pratiwi 2014: 16 dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Model Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA”, menghasilkan kesimpulan bahwa 1
terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang diajar menggunakan model discovery learning dengan pendekatan saintifik dengan
siswa yang diajar dengan menggunakan model cooperative learning dengan pendekatan saintifik; 2 pembelajaran menggunakan model discovery learning
dengan pendekatan saintifik memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa; 3 pembelajaran dengan model discovery
learning dengan pendekatan saintifik memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih baik dari pada pembelajaran biasa. Hal ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rahayu 2014: 47, mengungkapkan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran discovery learning
menggunakan sumber belajar berupa LKS. Hal ini dapat dilihat dari naiknya nilai rata- rata kelas yaitu dari 43,8 menjadi 78,92 dan naiknya persentase siswa yang
mencapai nilai diatas KKM dari 4 menjadi 80. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darminto Prasepta 2014: 97, menyimpulkan bahwa prestasi
belajar matematika siswa yang dikenakan model pembelajaran Penemuan Terbimbing lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang dikenakan
model pembelajaran Ekspositori.
Penelitian oleh Atmojo 2009: 5 menjelaskan bahwa model tugas terstruktur resitasi dapat meningkatkan aktivitas berpikir kritis siswa yang dapat
dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang ditentukan. Penelitian oleh Utami 2012: 10 memberikan kesimpulan bahwa
penerapan metode resitasi dengan penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi aritmatika sosial. Hal ini dibuktikan
melalui peningkatan ketuntasan hasil belajar. Riyanti 2013: 107 juga menyatakan hal yang serupa, yaitu 1 metode resitasi berbasis inkuiri terbimbing
efektif terhadap kemandirian belajar siswa dan hasil belajar siswa; 2 Siswa kelas VII memberikan tanggapan baik terhadap penggunaan metode resitasi berbasis
inquiri terbimbing dengan presentase rata-rata tanggapan sebesar 77,08 kategori tanggapan baik.
Berdasarkan referensi penelitian yang sudah dilakukan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang keefektifan model discovery learning
berbantuan resitasi terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII. Penelitian ini bermaksud untuk membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa selama mengikuti pembelajaran matematika.
2.3 Kerangka Berpikir