Model Pembelajaran Ekspositori Landasan Teori

1 Mencari lebih dahulu penyelesaian persamaan yang diperoleh dari pertidaksamaan dengan mengganti tanda ketidaksamaan dengan tanda “=”. 2 Menyatakan ke dalam pertidaksamaan yang ekuivalen. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu pertidaksamaan dapat dinyatakan ke dalam pertidaksamaan yang ekuivalen dengan cara sebagai berikut. a Menambah atau mengurangi kedua ruas dengan bilangan yang sama tanpa mengubah tanda ketidaksamaan. b Mengalikan atau membagi kedua ruas dengan bilangan positif yang sama tanpa mengubah tanda ketidaksamaan. c Mengalikan atau membagi kedua ruas dengan bilangan negatif yang sama, tetapi tanda ketidaksamaan berubah, dimana 1 menjadi ; 3 menjadi ; 2 ≥ menjadi ≤; 4 ≤ menjadi ≥ Nuharini Wahyuni, 2008: 118

3.1.6.4. Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear satu varibel adalah himpunan semua penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel. Grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel ditunjukkan pada suatu garis bilangan, yaitu berupa noktah titik.

2.1.7. Model Pembelajaran Ekspositori

Model pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru. Menurut Suherman et al., 2003: 203, berdasarkan hasil penelitian di Amerika Serikat, model pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang paling banyak diterapkan guru. Model pembelajaran ekspositori untuk pelajaran matematika dipandang paling efektif dan efisien. Menurut Sanjaya 2009: 179, terdapat beberapa karakteristik pembelajaran ekspositori. Pertama, pembelajaran ekspositori dilakukan secara verbal atau bertutur kata secara lisan, oleh karena itu model pembelajarn ini sering diidentifikasikan dengan model ceramah. Kedua, umumnya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta-fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajran adalah penguasaan materi pembelajran itu sendiri. artinya setelah proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat memahaminya dan mengungkapkan kembali materi yang telah disampaikan. Menurut Jacobsen et al., 1981: 174, penerapan pembelajaran ekspositori merupakan proses yang sangat logis. Jacobsen et al., 1981: 176, menjelaskan lima langkah dalam konsep pembelajaran ekspositori yaitu : 1 Define concept and clarify terms. 2 Link to superordinate concepts. 3 Present positive and negative examples. 4 Classify and explain additional teacher examples as either positive or negative. 5 Provide additional examples. Menurut Sanjaya 2009: 185, langkah-langkah sintaks dalam pelaksanaan model pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut. 1 Persiapan Preparation Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi. Dalam ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya: 1 memberikan sugesti yang positif; 2 memulai dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai; dan 3 membuka file dalam otak siswa; 2 Penyajian Presentation Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: 1 penggunaan bahasa, 2 intonasi suara, 3 menjaga kontak mata dengan siswa, dan 4 menggunakan joke-joke yang menyegarkan. 3 Korelasi Correlation Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa. 4 Menyimpulkan Generalization Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti core dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. 5 Mengaplikasikan Application Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: 1 dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, 2 dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran. Model pengajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terperinci tentang bahan pengajaran. Model pembelajaran ini sering digunakan karena memiliki beberapa keunggulan yaitu guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, selain itu model ini juga dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar. Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Hal yang esensial pada bahan pengajaran harus dijelaskan kepada siswa.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitain yang dilakukan oleh Pratiwi 2014: 16 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA”, menghasilkan kesimpulan bahwa 1 terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang diajar menggunakan model discovery learning dengan pendekatan saintifik dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model cooperative learning dengan pendekatan saintifik; 2 pembelajaran menggunakan model discovery learning dengan pendekatan saintifik memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa; 3 pembelajaran dengan model discovery learning dengan pendekatan saintifik memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih baik dari pada pembelajaran biasa. Hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu 2014: 47, mengungkapkan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran discovery learning menggunakan sumber belajar berupa LKS. Hal ini dapat dilihat dari naiknya nilai rata- rata kelas yaitu dari 43,8 menjadi 78,92 dan naiknya persentase siswa yang mencapai nilai diatas KKM dari 4 menjadi 80. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darminto Prasepta 2014: 97, menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang dikenakan model pembelajaran Penemuan Terbimbing lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang dikenakan model pembelajaran Ekspositori.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

KEEFEKTIFAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN SMART STICKER TERHADAP RASA INGIN TAHU DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII

13 60 391

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN STRATEGI TS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 18 223

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI POKOK GEOMETRI KELAS X

1 7 313

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN POHON MASALAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

0 29 270

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TAPPS BERBANTUAN ROAL MATEMATIKA TERHADAP MOTIVASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII

0 34 394

KEEFEKTIFAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN PRAKARYA ORIGAMI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII

0 32 414

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUIMODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning( PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas XI IPA-2 MAN 2 Boyolali Tahun Ajaran 2

0 1 11

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING DAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 1 30

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

1 1 16