Teori Belajar Piaget Teori Belajar

menekankan pentingnya bahasa sebagai dasar pemikiran dan komunikasi, dan 8 perlunya memanfaatkan pengajaran perbaikan yang lebih bermakna. Dari kedelapan prinsip belajar bermakna Ausubel tersebut dapat diketahui bahwa prinsip-prinsip tersebut mengarahkan kepada pengolahan informasi dalam struktur kognitif siswa, agar siswa dapat merelevansikan pengetahuan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya sehingga dapat dihasilkan belajar bermakna yang kemudian dapat diaplikasikan di dalam kehidupan siswa. Dengan demikian penelitian ini memiliki keterkaitan dengan teori Ausubel yaitu model pembelajaran discovery learning berbantuan resitasi. Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning berbantuan resitasi ini siswa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan untuk menemukan konsep dan menyelesaikan tugas dari guru, sehingga siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya untuk memecahkan masalah tersebut serta dapat berinteraksi secara langsung di lapangan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna. Resitasi membantu siswa untuk meningkatkan kreatifitas dan komunikasi dengan orang lain, sehingga pembelajaran menjadi lebih inovatif dalam memecahkan suatu permasalahan dan merupakan pembelajaran yang bermakna.

2.1.4.3. Teori Belajar Piaget

Salah satu teori belajar kognitif adalah teori Jean Piaget. Menurut Hudojo 1988: 45, Jean Piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkrit ke abstrak berurutan melalui empat periode. Menurut Piaget, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i Anni 2011: 207, terdapat tiga prinsip utama dalam pembelajaran, yaitu : 1 Belajar aktif Proses pembelajaran merupakan proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subjek belajar. Sehingga untuk membantu perkembangan kognitif anak perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak dapat belajar sendiri. 2 Belajar lewat interaksi sosial Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadi interaksi diantara subjek belajar. Dengan interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan, artinya khasanah kognitif anak akan diperkaya dengan macam-macam sudut pandangan dan alternatif tindakan. 3 Belajar lewat pengalaman sendiri Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata daripada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Menurut Piaget, sebagaimana dikutip oleh Hergenhahn Olson 2008: 321, kegagalan pengetahuan sebelumnya untuk mengasimilasikan suatu pengalaman akan menyebabkan akomodasi, atau proses belajar baru. Tahap-tahap perekembangan kognitif dalam teori Piaget mencakup lima tahapan yang diuraikan pada Tabel 2.2. sebagai berikut. Tabel 2.2 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap Perkiraan Usia Kemampuan-kemampuan Utama Sensorimotorik Praoperasional Operasi Konkret Operasi Formal Lahir sampai 2 tahun 2 sampai 7 tahun 7 sampai 11 tahun 11 tahun sampai dewasa Terbentuknya konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari perilaku yang mengarah kepada tujuan. Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan obyek- obyek dunia. Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan. Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis. Sumber: Ojose dalam Yusuf, 2013: 28 Menurut Dimyati Mudjiono 1994: 13, implementasi dari teori Piaget dalam pembelajaran, adalah 1 Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. 2 Memilih atau mengembangkan aktifitas kelas dengan topik tersebut. 3 Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. 4 Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan revisi. Perspektif kognitif-konstruktivis, yang menjadi landasan discovery learning banyak meminjam pendapat Piaget. Menurut Dimyati Mudjiono 1994: 13, Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Perspektif ini mengatakan, seperti yang juga dikatakan oleh Piaget, bahwa pelajar dengan umur berapa pun terlibat secara aktif dalam proses mendapatkan informasi dan mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Menurut Suyono Hariyanto 2014: 86, Piaget menjelaskan bahwa pembangunan kemampuan kognitif harus melalui pengalaman atau tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan, jadi pembelajaran harus bersifat aktif. Secara nyata, teori ini mendukung model pembelajaran discovery learning. Di dalam model tersebut siswa bekerja dan berdiskusi secara berkelompok dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang siswa untuk menemukan konsep dan menyelesaikan permasalah yang disajikan. Dengan pembelajaran kelompok yang menuntut keaktifan siswa serta pengalaman nyata yang dialami siswa diharapkan perkembangan kognitif mereka menjadi lebih berarti.

2.1.4.4. Teori Belajar Vygotsky

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

KEEFEKTIFAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN SMART STICKER TERHADAP RASA INGIN TAHU DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII

13 60 391

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN STRATEGI TS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 18 223

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI POKOK GEOMETRI KELAS X

1 7 313

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN POHON MASALAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

0 29 270

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TAPPS BERBANTUAN ROAL MATEMATIKA TERHADAP MOTIVASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII

0 34 394

KEEFEKTIFAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN PRAKARYA ORIGAMI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII

0 32 414

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUIMODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning( PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas XI IPA-2 MAN 2 Boyolali Tahun Ajaran 2

0 1 11

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING DAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 1 30

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

1 1 16