Arikunto, 2007: 109 ∑ : jumlah skor item
∑ : jumlah skor total ∑
: jumlah kuadrat skor item ∑
: jumlah kuadrat skor total ∑ : jumlah perkalian skor item dan skor total
Setelah diperoleh harga kemudian dibandingkan dengan
dengan taraf signifikan . Jika
maka soal dikatakan valid dan sebaliknya. Dalam penelitian ini, jika indikator belum terwakili dalam soal maka
peneliti mengganti butir yang tidak valid dengan butir lainnya yang memiliki indikator yang sama. Sedangkan jika indikator sudah terwakili oleh butir lain yang
telah valid dalam soal maka peneliti tidak menggunakan atau membuang butir yang tidak valid tersebut. Hasil perhitungan validitas soal dapat dilihat pada Tabel
3.2 berikut. Adapun perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.
Tabel 3.2 Validitas Butir Soal Uji Coba Instrumen Kriteria
Butir Soal Keterangan
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Dipakai
3.7.1.2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk menghitung
koefisien reliabilitas tes bentuk uraian digunakan rumus Alpha , sebagai
berikut:
dengan
Keterangan : : Reliabilitas instrumen yang dicari
: Banyaknya butir soal : Jumlah peserta
: Skor tiap butir soal : Nomor butir soal
: Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal : Varians total
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan
Product Moment dengan taraf signifikan
. Jika maka item tes yang
diuji cobakan dapat dikatakan reliabel. Berdasarkan pengujian reliabilitas, diperoleh nilai Alpha sebesar 0,8836.
Nilai ini kemudian dibandingkan dengan niai dengan signifikansi 0,05 dan
jumlah data n = 36 yaitu = 0,329. Nilai Alpha yang diperoleh lebih besar
dari pada nilai sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen
tersebut reliabel dengan kriteria sangat tinggi. Perhitungan reliabel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.
3.7.1.3. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
karena diluar jangkauannnya Arikunto, 2007: 207. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran difficulty index. Teknik perhitungannya adalah dengan
menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau berada pada batas lulus passing grade untuk tiap-tiap item. Rumus yang digunakan untuk
mencari tingkat kesukaran soal bentuk uraian adalah:
Untuk menginterpolasikan tingkat kesukaran soal digunakan tolak ukur sebagai berikut:
Kriteria: TK 70
: Item mudah 30
≤ TK ≤ 70 : Item sedang
TK 30 : Item sukar Arikunto, 2007: 210.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilakukan, diperoleh hasil pengujian tingkat kesukaran butir soal pada Tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal Ktiteria
1 2
3 4
5 6
7 8
Mudah Sedang
√ √
√ √
√ √
Sukar √
√ Dari perhitungan tersebut dihasilkan bahwa perbandingan soal mudah :
sedang : sukar adalah 0 : 6 : 2. Perbandingan tersebut memang tidak sesuai dengam ketentuan yang berlaku. Akan tetapi peneliti tetap menggunakan soal ini
karena peneliti akan mengukur kemampuan berpikir kritis siswa sehingga soal mudah tidak akan dipergunakan dalam penelitian ini. Perhitungan mengenai
tingkat kesukaran masing-masing butir soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
3.7.1.4. Daya Pembeda