Pengertian Full Day School
12 membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam full day school
semua program dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Hal yang
ditekankan adalah siswa selalu berprestasi dengan pembelajaran yang berkualitas dan diharapan akan terjadi perubahan positif dari setiap
siswa. Adapun prestasi belajar yang dimaksud terletak pada tiga ranah yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor. Muhibbin Syah 2004:
154-156 menjelaskan bahwa: a. Prestasi yang bersifat kognitif
Prestasi yang bersifat kognitif meliputi pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis.
b. Prestasi yang bersifat afektif Prestasi yang bersifat afektif meliputi penerimaan, sambutan,
apresiasi sikap
menghargai, internalisasi
pendalaman, karakterisasi penghayatan. Misalnya siswa dapat menerima atau
menolak suatu pernyataan. c. Prestasi yang bersifat psikomotorik
Prestasi yang bersifat psikomotorik meliputi ketrampilan bergerak dan bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.
Misalnya siswa menerima pelajaran tentang sopan santun, maka mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Soetopo dan Soemanto Iwan Kuswandi, 2012 menyatakan bahwa pengintregasian bahan pelajaran dan berbagai macam pelajaran
13 disebut sebagai kurikulum terpadu. Integrasi diciptakan dengan
memusatkan pelajaran pada suatu masalah yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin ilmu.
Kurikulum terpadu dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu a The Child Centered Curriculum kurikulum yang berpusat pada anak;
b The Social Function Curriculum kurikulum fungsi sosial; c The Experience Curriculum kurikulum pengalaman; d Development
Activity Curriculum kurikulum pengembangan kegiatan; dan e Core Curriculum kurikulum inti. Budi Asyhari Afwan 2002: 44
menyatakan bahwa sistem full day school dan terpadu juga menerapkan metode dialogis-emansipatoris dengan menghidupkan
suasana persahabatan dan persaudaraan, adanya kebebasan memilih tempat
belajar, pengaturan
belajar sesuai
bobotnya, serta
memperhatikan kegiatan ekstrakurikuler. Baharudin 2009: 224 menyatakan bahwa sekolah yang
bersistem full day school tidak hanya berbasis sekolah formal, namun juga
informal. Sistem
pengajaran yang
diterapkan sangat
menyenangkan tidak kaku dan monoton. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif sedangkan siswa diberi keleluasaan untuk memilih tempat
belajar. Full day school identik dengan permainan, tujuannya agar proses belajar mengajar penuh dengan suasana kegembiraan. Sekolah
yang menerapkan full day school dapat menciptakan situasi yang sangat menyenangkan serta mewujudkan keakraban antar siswa dan