Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 diharapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang unggul, sehingga lahirlah individu yang tidak hanya pandai namun juga berwatak baik. Uyoh Sadulloh 2011: 197 menyatakan bahwa sejatinya pendidikan di sekolah juga akan mempengaruhi pembentukan pola tingkah laku seseorang. Begitu besar peranan Sekolah Dasar sebagai tahapan awal dalam mendidik anak karena akan dijadikan sebagai fondasi dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta menjalani kehidupan yang lebih kompleks. Sekolah diharapkan menciptakan lulusan tidak hanya unggul secara akademik tetapi memiliki budi pekerti dan kepribadian baik. Sekolah diharapkan dapat mengembangkan sikap peduli siswa, mempraktikkan disiplin moral, membangun kepekaan nurani, dan sikap positif lainnya. Hal tersebut tentunya harus mendapatkan dukungan dari seluruh komponen warga sekolah dan orang tua siswa. Karena bagaimanapun juga orang tua adalah guru moral pertama bagi anak. Menurut Suharjo 2006: 4 Sekolah Dasar memiliki visi yakni sebagai lembaga pendidikan yang unggul dalam pengembangan akademik maupun non akademik, serta peduli terhadap lingkungan dan kemandirian siswa yang dilandasi iman dan taqwa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 menjabarkan bahwa pendidikan dasar memiliki tujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 5 Sekolah Dasar menjadi sangat vital dalam pembentukan perilaku anak dalam proses pendidikan, salah satunya adalah pembentukan kemandirian. Ketika menginjak usia dewasa, maka dituntut untuk mandiri dan sudah tidak bergantung lagi kepada orang tua. Pada masa itu, akan lebih banyak tantangan yang dihadapi. Maka dari itu perlu ditanamkan kemandirian sejak dini agar terbiasa untuk tidak menggantungkan diri pada orang lain dan mampu menghadapi tantangan hidup yang semakin berat. Berdasarkan hasil pra penelitian di SDIT Insan Utama, Kasihan, Bantul menunjukkan bahwa ada permasalahan terkait dengan kemandirian. Permasalahan dalam kemandirian yakni beberapa guru belum mengintregrasikan nilai kemandirian siswa dalam mata pelajaran, kegiatan market day sebagai program pengembangan kemandirian tidak diikuti oleh seluruh siswa, beberapa siswa tidak mengerjakan ulangan dengan mandiri, materi memasak dalam kegiatan pramuka yang seharusnya sebagai pengembangan kemandirian tidak dapat terlaksana karena sarana prasarana yang kurang mendukung. Berdasarkan permasalahan tersebut, tanpa mengesampingkan permasalahan yang lain, peneliti membatasi permasalahan pada pengembangan kemandirian siswa kelas IV. Peneliti tertarik meneliti permasalahan tersebut dengan alasan pengembangan kemandirian bagi siswa sangatlah penting sebab jika anak tidak mendapatkan fasilitas dalam mengembangkan kemandiriannya maka akan menjadi individu yang pemalu 6 dan dibayangi rasa keragu-raguan. Kemandirian anak menjadi bekal menjalani kehidupan selanjutnya yang lebih kompleks. Berangkat dari permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Program Full Day School dalam Pengembangan Kemandirian Siswa Kelas IV di SDIT Insan Utama Bantul Tahun Ajaran 20132014 ”. Penelitian ini diarahkan pada pengembangan salah satu nilai karakter yaitu kemandirian anak dengan sistem full day school.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Beberapa guru belum mengintregrasikan nilai kemandirian siswa dalam mata pelajaran. 2. Kegiatan market day sebagai program pengembangan kemandirian tidak diikuti oleh seluruh siswa. 3. Beberapa siswa tidak mengerjakan ulangan dengan mandiri. 4. Materi memasak dalam kegiatan pramuka yang seharusnya sebagai pengembangan kemandirian tidak dapat terlaksana karena sarana prasarana yang kurang mendukung.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang sangat kompleks dan keterbatasan peneliti, maka peneliti memfokuskan permasalahan pada program full day school dalam pengembangan kemandirian pada siswa kelas IV di SDIT Insan Utama Bantul Tahun Ajaran 20132014. 7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana program full day school dalam pengembangan kemandirian pada siswa kelas IV di SDIT Insan Utama Bantul Tahun Ajaran 20132014?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan program full day school dalam pengembangan kemandirian siswa kelas IV di SDIT Insan Utama Bantul Tahun Ajaran 20132014.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini bermanfaat: 1. Secara Teoretis Dapat digunakan sebagai referensi ilmiah untuk mengembangkan program sekolah dengan sistem full day school dalam upaya pembentukan karakter siswa, khususnya nilai kemandirian sesuai dengan visi dan misi sekolah. 2. Secara Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Memberi masukan untuk mengembangkan program sekolah serta meningkatkan kinerja dalam upaya pembentukan karakter siswa 8 khususnya nilai kemandirian, yang diimplementasikan dengan program full day school. b. Bagi Guru Memberikan masukan dan informasi dalam upaya pengembangan karakter siswa khususnya nilai kemandirian, yang diimplementasikan dengan program full day school. 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Full Day School

1. Pengertian Full Day School

Full day school dapat diartikan dengan sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00 dengan waktu istirahat setiap dua jam sekali. Sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman merupakan hal yang diutamakan dalam full day school Baharudin, 2010: 221. Sismanto dala m artikel “Menakar Kapitalisasi Full Day School” juga mengungkapkan bahwa full day school merupakan sekolah sepanjang hari dengan proses pembelajaran yang dimulai dari pukul 06.45-15.00 WIB dengan durasi istirahat setiap 2 jam mata pelajaran. Sukur Basuki Baharudin, 2010: 221 menyatakan bahwa dalam full day school, sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal, menyenangkan bagi siswa, dan membutuhkan kreativitas serta inovasi dari pendidik. Wiwik Sulistyaningsih 2008: 59 menyatakan bahwa sekolah bertipe full day ini berlangsung hampir sehari penuh lamanya, yakni dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00 sore. Berdasarkan paparan pendapat diatas, maka peneliti menyimpulkan full day school adalah sekolah yang