Faktor Penunjang Full Day School

20 e. Partisipasi orang tua Hubungan baik antara sekolah dengan orangtuawali siswa akan mempengaruhi hasil pendidikan di sekolah. Mereka saling memberikan informasi tentang perkembangan anaknya baik di sekolah maupun di keluarga sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Berdasarkan paparan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor penunjang pelaksanaan full day school meliputi kurikulum, manajemen pendidikan yang efektif dan efisien, sarana prasarana yang lengkap, dan tenaga pendidik yang berkualitas. Lingkungan sekolah yang kondusif, kompetensi manajerial kepala sekolah, adanya partisipasi orang tua juga mendukung dalam pelaksanaan full day school.

5. Faktor Penghambat Full Day School

Baharudin 2010: 232-233 menyatakan bahwa sistem pembelajaran full day school memiliki faktor penghambat yaitu aspek sarana dan prasarana serta aspek guru. Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah dapat menghambat kemajuan sekolah, karena hakikatnya sarana dan prasarana merupakan bagian vital yang menunjang keberhasilan pendidikan. Guru mendampingi siswa selama sehari di sekolah dalam sistem pembelajaran full day school. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memahami perbedaan kemampuan dan karakter siswa. Guru juga dituntut untuk memiliki pengetahuan, 21 keterampilan, disiplin, upaya pribadi dan kerukunan kerja serta profesionalitas. Jika guru tidak memiliki hal tersebut, maka akan menghambat pengembangan sekolah. Addin Arsyadana 2010 menyatakan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan full day school adalah: a. Strategi pembangunan pendidikan yang bersifat input oriented Strategi yang bersifat input oriented lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku, sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan sekolah akan dapat menghasilkan lulusan yang bermutu sebagaimana yang diharapkan, padahal hal tersebut hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri. b. Pengelolaan pendidikan yang banyak diatur oleh pusat Pengelolaan pendidikan yang banyak diatur oleh pusat akan menyebabkan tidak terselenggaranya pendidikan secara optimal, mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan beragam, sehingga dibutuhkan kedinamisan dan kreativitas dalam melaksanakan peningkatan kualitas atau mutu pendidikan. 22 c. Rendahnya partisipasi masyarakat Rendahnya partisipasi masyarakat akan menghambat proses pengembangan pendidikan yang sedang berlangsung. Berdasarkan paparan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat full day school yakni keterbatasan sarana dan prasarana, rendahnya kualitas guru dan partisipasi masyarakat. Strategi pembangunan pendidikan bersifat input oriented dan pengelolaannya yang banyak diatur oleh pusat juga menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan full day school.

B. Kemandirian

1. Pengertian Kemandirian

Steinberg Nandang Budiman, 2006: 83-84 menyatakan bahwa istilah kemandirian berasal dari kata independence yang berarti kemerdekaan atau kebebasan. Secara konseptual, independence mengacu pada kapasitas individu untuk memperlakukan diri sendiri. Konsep independence menjelaskan bahwa anak yang sudah mencapainya mampu menjalankan atau melakukan sendiri aktivitas hidup terlepas dari pengaruh kontrol orang lain. Desmita 2011: 185 menyatakan bahwa kemandirian adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu mengambil keputusan dan inisiatif dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Kemandirian juga disertai dengan rasa tanggung jawab atas apa yang dilakukan. Lerner Nandang Budiman, 2006: 84 menjelaskan konsep kemandirian 23 meliputi kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung pada orang lain, tidak terpengaruh lingkungan dan bebas mengatur kebutuhan sendiri. Watson dan Lindger Nandang Budiman, 2006: 84 mengungkapkan kemandirian adalah kebebasan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sendiri segala sesuatu tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian kemandirian adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu mengambil keputusan dan menghadapi masalah sendiri. Kemandirian juga dapat diartikan dengan melakukan sendiri segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.

2. Bentuk-bentuk Kemandirian

Robert Havighurst Desmita, 2011: 186 membedakan kemandirian atas empat bentuk, yaitu : a. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang lain; b. Kemandirian ekonomi, kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak menggantungkan kebutuhannya pada orang lain; c. Kemandirian intelektual, kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada; d. Kemandirian sosial, kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan tidak tergantung pada aksi orang lain.