32
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
Mohammad Asrori
2009: 137
menyatakan bahwa
perkembangan kemandirian dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Gen atau keturunan orang tua Orang tua yang memiliki tingkat kemandirian tinggi sering
menurunkan anak yang mandiri juga. Tetapi hal tersebut masih diperdebatkan karena berkaitan pula dengan pola asuh yang
diberikan. b. Pola asuh orang tua
Cara orang tua mengasuh dan mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anaknya.
c. Sistem pendidikan di sekolah Proses pendidikan di sekolah dapat mempengaruhi kemandirian
belajar siswa, bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran, guru mengajar, iklim yang terbentuk, dan hubungan sosial antar siswa.
d.
Sistem kehidupan di masyarakat Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya
hierarki sosial, kurang aman, atau bahkan mencekam, dan kurang menghargai potensi individu, akan menghambat perkembangan
kemandiriannya.
33 Bimo Walgito Budi Wahyono, 2013 menjelaskan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah: a. Faktor Eksogen
Faktor eksogen merupakan faktor yang berasal dari luar yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor yang berasal dari
keluarga misalnya keadaan orang tua, banyak anak dalam keluarga, dan lain-lain. Faktor yang berasal dari sekolah misalnya,
pendidikan serta bimbingan yang diperoleh dari sekolah, faktor dari masyarakat yaitu kondisi dan sikap masyarakat yang kurang
memperhatikan masalah pendidikan. b. Faktor Endogen
Faktor endogen adalah faktor yang berasal dari siswa sendiri, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis
mencakup kondisi fisik siswa, sehat atau kurang sehat, sedangkan faktor psikologis yaitu bakat, minat, sikap mandiri, motivasi,
kecerdasan dan lain-lain. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi kemandirian adalah gen atau keturunan orang tua masih diperdebatkan, pola asuh orang tua, sistem pendidikan di
sekolah, sistem kehidupan di masyarakat. Faktor dari dalam diri siswa seperti kondisi fisik, bakat, minat, motivasi, kecerdasan juga
mempengaruhi terbentuknya kemandirian.
34
C. Karakteristik Siswa Kelas IV SD
Rita Eka Izzaty dkk 2008:104 menyatakan bahwa masa sekolah dasar yang dialami oleh anak usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas
dapat disebut sebagai masa kanak-kanak akhir. Masa kanak-kanak
lanjutakhir usia 6-12 tahun merupakan periode ketika anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya, dalam hubungannya dengan
orang tua, teman sebaya dan orang lain. Lusi Nuryanti 2008: 36 menyatakan bahwa pada masa tersebut sering disebut sebagai usia sekolah
yang menjadi titik perkembangan fisik, kognisi, dan lain-lain.
1. Perkembangan kognitif
Lusi Nuryanti 2008: 38 menyatakan bahwa berdasarkan teori perkembangan kognisi dari Piaget, kognisi anak berada pada tahap
konkret operasional yang memungkinkan terbentuknya operasi mental, namun masih terbatas dengan objek konkret. Kemampuan
yang berkembang adalah tahap reversibility yakni tentang adanya ide bahwa beberapa perubahan dapat dilakukan dengan melakukan
kembali tindakan yang sebelumnya dilakukan secara terbalik. Misalnya mereka paham jika bola dari lilin dapat dibentuk bermacam-
macam bentuk lain, dan dapat dikembalikan lagi menjadi bola lilin. Kemampuan mental juga bertambah dalam hal mendeskripsikan
pengalaman serta mengutarakan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Kemampuan berpikir juga semakin luas, tidak hanya memikirkan diri
sendiri tapi juga orang lain.
35 Piaget Desmita, 2006: 156 pada masa ini anak sudah mampu
melakukan konservasi yaitu kemampuan dalam berhubungan dengan sejumlah aspek yang berbeda secara bersamaan. Karena pada masa ini
anak telah mengembangkan tiga macam proses yakni negasi, resiprokasi hubungan timbal balik, dan identitas. Selain itu,
kemampuan berpikir anak juga masih bersifat egosentrisme, yakni belum mampu membedakan antara perbuatan dan objek yang
langsung dialami dengan perbuatan dan di dalam pikiran. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan kognitif siswa kelas IV SD berada pada tahap konkret operasional yang memungkinkan terbentuknya operasi mental, namun
masih terbatas dengan objek konkret. Kemampuan yang berkembang adalah reversibility, kemampuan mental, kemampuan berpikir. Anak
sudah mampu melakukan konservasi yaitu kemampuan dalam berhubungan dengan sejumlah aspek yang berbeda secara bersamaan.
2. Perkembangan Fisik
Hurlock 2009: 148 menyatakan bahwa akhir masa kanak- kanak merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan relatif
seragam sampai mulai terjadi perubahan pubertas. Lusi Nuryanti 2008: 41 mengungkapkan bahwa beberapa perubahan yang terjadi
pada masa ini adalah a cepatnya pertumbuhan pada ukuran tubuh, kekuatan otot, dan kemampuan koordinasi; dan b sekitar usia 10
tahun pada anak perempuan, payudara mulai membesar.