Kriteria Penilaian Keaktifan Peserta Didik

37 multiple choice , informasi benar atau salah dari teks. Bentuk dari tes-tes tersebut termasuk dalam jenis tes objektif objective test. Selanjutnya, Widoyoko 2012: 49 tes objektif adalah tes yang menyediakan sejumlah jawaban. Jadi kemungkinan jawaban atau respons telah disediakan oleh penyusun butir soal, sehingga peserta didik tinggal memilih satu jawaban dari sejumlah jawaban yang tersedia. Sistem penskoran tes objektif dilakukan dengan melihat kunci jawaban yang ada Nurkancana Sunartana 1986: 61, dengan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total. Pada setiap item yang benar diberikan nilai 1, sedangkan untuk yang salah diberikan nilai 0. Dari berbagai kriteria penilaian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, maka penilaian yang diambil untuk menilai tes penelitian ini adalah kriteria menurut Bolton. Adapun tujuan dan fungsi dari penilaian pada proses belajar adalah untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi yang telah disampaikan sehingga proses belajar mengajar dapat dilanjutkan ke materi berikutnya.

6. Kriteria Penilaian Keaktifan Peserta Didik

Keaktifan belajar merupakan kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Semua proses pembelajaran peserta didik, mengandung unsur keaktifan, akan tetapi antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Oleh karena itu, peserta didik harus berpartisipasi aktif 38 secara fisik dan mental dalam kegiatan belajar mengajar. Keaktifan peserta didik dalam proses belajar merupakan upaya peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar, yang mana keaktifan belajar peserta didik dapat ditempuh dengan upaya kegaiatan belajar kelompok maupun belajar secara perseorangan. Dalam menilai peserta didik yang tergolong aktif atau kurang aktif, maka disusunlah indikator keaktifan. Menurut Sudjana 2010 : 61 keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam hal 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2 terlibat dalam pemecahan masalah, 3 bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, 5 melaksanakan diskusi kelompok, 6 menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya, 7 kesempatan menggunakanmenerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya, dan 8 kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa delapan kriteria atau indikator keaktifan menurut Sujana 2010: 61 dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman. Adapun indikator keaktifan yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman adalah 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. Maksud dari indikator ini adalah peserta didik ikut serta dalam proses pembelajaran misalnya peserta didik mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal dan sebagainya, 2 terlibat dalam pemecahan masalah. Maksud dari indikator tersebut adalah ikut aktif dalam menyelesaikan masalah 39 yang sedang dibahas dalam kelas, misalnya ketika guru memberi masalah atau soal peserta didik ikut membahas, 3 bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Maksud dari indikator tersebut adalah jika tidak memahami materi atau penjelasan dari guru hendaknya peserta didik melontarkan pertanyaan, baik pada guru atau peserta didik lain, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah. Maksud indikator tersebut adalah berusaha mencari informasi atau cara yang bisa digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah atau soal yaitu peserta didik mencari informasi dari buku, 5 melaksanakan diskusi kelompok. Maksud dari indikator tersebut adalah melakukan kerja sama dengan teman diskusi untuk menyelesaikan masalah atau soal, 6 menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya. Maksud dari indikator tersebut adalah menilai kemampuan dirinya yaitu dengan mencoba mengerjakan soal setelah guru menerangkan materi 7 melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah, yaitu peserta didik dapat mengerjakan soal atau permasalahan, dengan mengerjakan latihan yang ada apada buku. Maksud dari indikator tersebut adalah dapat menyelesaikan soal atau masalah yang pernah diajarkan atau dibahas bersama, contohnya peserta didik mengerjakan latihan yang ada pada buku atau LKS, 8 kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas aatau persoalan yang dihadapinya. Maksud dari indikator tersebut adalah menggunakan menerapkan rumus langkah-langkah yang telah diberikan dalam soal yang dihadapi dalam kelas. 40 Yamin 2007: 89-97 berpendapat bahwa merangsang keaktifan peserta didik dapat dilakukan dengan melatih peserta didik mengajukan pertanyaan serta pembentukan kerjasama dalam kelompok diskusi. Selanjutnya, Yamin 2007: 81 menambahkan bahwa belajar aktif merupakan fungsi interaksi antar peserta didik dan situasi disekitarnya yang ditentukan oleh indikator merupakan pengembangan dari kompetensi dasar. Dengan demikian, indikator keaktifan tersebut dapat dijadikan patokan penilaian keaktifan peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengupayakan pembelajaran yang bersifat aktif. Keaktifan peserta didik menurut Paul B. Diedrich dalam Nasution, 2009: 91 terbagi menjadi 8 indikator yaitu 1 visual activities, 2 oral activities, 3 listening activities, 4 writing activities, 5 drawing activities, 6 motor activities, 7 mental activities, 8 emotional activities. Lebih lanjut Diedrich dalam Hamalik, 2011: 172- 173 secara terperinci menjelaskan sebagai berikut. 1 Kegiatan visual meliputi membaca, melihat gambar, dan mengamati. 2 kegiatan lisan meliputi mengemukakan fakta, saran atau pendapat, mengajukan pertanyaan, dan diskusi. 3 kegiatan mendengarkan meliputi mendengarkan penyajian materi dan mendengarkan percakapan diskusi. 4 kegiatan menulis membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5 kegiatan menggambar meliputi menggambar grafik, diagram pola. 6 kegiatan matrik meliputi melakukan percobaan dan menyelenggarakan kegiatan. 7 kegiatan mental meliputi merenungkan, mengingat memecahkan masalah dan membuat keputusan. 8 kegiatan emosional meliputi minat, berani dan tenang. Dari definisi- definisi penilaian keaktifan menurut para ahli, peneliti menggunakan penilaian keaktifan menurut Sudjana. Akan tetapi dari ke delapan indikator penilaian keaktifan yang telah dijabarkan oleh Sujana, peneliti tidak menggunakan kedelapan indikator tersebut dalam menilai keaktifan peserta didik 41 di kelas karena indikator tersebut terlalu banyak, sehingga peneliti akan mengalami kesulitan dalam memberi skor penilaian tersebut. Dengan demikian, peneliti menggunakan tiga indikator penilaian keaktifan menurut Sudjana sebagai berikut. 1 turut serta dalam tugas belajarnya, 2 bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, dan 3 terlibat dalam pemecahan masalah. Untuk lebih spesifiknya, unsur-unsur tersebut dijabarkan dengan skor atau nilai yang menunjukkan tingkatatan unsur dalam tulisan.

B. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 3 BANTUL.

2 4 241

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI MEDIA KOMIK.

3 8 368

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI TEKNIK PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE).

5 28 357

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR.

3 11 244

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 IMOGIRI BANTUL MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION.

13 48 411

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Permainan Bahasa Bildgeschichte.

3 7 388

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO.

1 2 209

KEEFEKTIFAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL.

2 3 186

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 1 SMA N 1 SEDAYU BANTUL MELALUI KARTU DOMINO.

2 5 506

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN2 PURWOREJO MELALUI METODE PQ4R.

3 12 383