Hakikat Keterampilan Membaca Deskripsi Teoretik 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing

15 Selanjutnya, Ghöring dalam Hardjono, 1988: 5 menjelaskan tentang tujuan umum pembelajaran bahasa asing adalah untuk mengadakan komunikasi timbal balik antara kebudayaan cross cultural communication dan saling pengertian antar bangsa cross cultural understanding . Peserta didik dapat dikatakan telah mencapai tujuan ini, apabila peserta didik telah memiliki pengetahuan dan keterampilan berbahasa asing sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Berdasarkan uraian dari beberapa ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran bahasa asing merupakan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan mengembangkan keterampilan berbahasa peserta didik, yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa asing. Bahasa asing adalah bahasa yang baru diterima oleh peserta didik dimana bahasa tersebut belum dikenal oleh peserta didik. Bahasa asing adalah bahasa yang dipelajari melalui pendidikan formal atau melalui proses belajar, dimana pembelajaran tersebut digunakan sebagai alat interaksi dan beromunikasi, tetapi bahasa asing tidak digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari di lingkungan pembelajar bahasa tersebut.

2. Hakikat Keterampilan Membaca

Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu, karena dengan membaca seseorang akan mendapatkan banyak informasi atau pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam pembelajaran bahasa 16 asing proses belajar mengajar tidak lepas dari aktivitas membaca dan membaca merupakan kegiatan yang paling utama untuk menunjang keberhasilan pembelajaran. Adapun demikian banyak sekali definisi-definisi tentang membaca dari para ahli antara lain sebagai berikut di bawah ini. Menurut Alwi, dkk 2003: 83 membaca adalah 1 melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati, 2 mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, 3 mengucapkan, 4 mengetahui, 5 memperhitungkan atau memahami. Sedangkan menurut Wahyuni dan Ibrahim 2012: 33, membaca adalah proses yang meliputi proses fisik dan psikologis. Selanjutnya, Hardjono 1988: 49 mengungkapkan membaca merupakan suatu aktivitas komunikatif, di mana ada hubungan timbal balik antara si pembaca dengan isi teks tersebut dan taraf kualitas dan kuantitasnya ditentukan oleh pendidikan pembaca, inteligensi, lingkungan dan kemampuan berbahasa asing. Hal senada juga diungkapkan oleh Subyakto 1993: 164 membaca adalah suatu aktivitas yang rumit atau kompleks karena bergantung pada keterampilan berbahasa pelajar, dan pada tingkat penalarannya. Nurgiyantoro 2010: 244 membaca adalah aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. Definisi serupa juga dikemukakan oleh Somadyo 2011: 1, membaca merupakan kegiatan interaktif untuk memetik dan memahami makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Harjasujana 1996: 5 mendefinisikan membaca adalah kemampuan yang kompleks. Pembaca tidak hanya memandangi lambang-lambang tertulis semata, melainkan berupaya memahami makna lambang-lambang tertulis tersebut. 17 Menurut Carter dalam Wiryodijoyo, 1989: 1 pengertian membaca adalah proses berpikir, yang termasuk di dalamnya mengartikan, menafsirkan arti, dan menerapkan ide- ide dari lambang. Hal senada juga dikemukakan oleh Lewy 1984: 501, “ reading implies the analysis of written symbols of language with the purpose of extra cting meaning…” membaca berarti menganalisa simbol-simbol tertulis dalam suatu bahasa dengan tujuan untuk memahami artinya. Ketiga definisi di atas memberi penekanan yang sama yaitu bahasa dan grafis atau tertulis. Iskandarwassid Sunendar 2009: 246 menyatakan membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang digunakan, seorang pembaca perlu mengaktifkan berbagai proses mental dalam kognisinya. Selanjutnya, Götz 2009 : 532 memberikan penafsirannya tentang pengertian membaca, “Lesen ist etwas Geschriebenes ansehen und den Inhalt erfassen”. Adapun maksud dari pernyataan tersebut, membaca adalah melihat sesuatu yang telah dituliskan atau digambarkan dan memahami isinya. Menurut Nuriadi 2008: 29 membaca adalah proses yang melibatkan aktivitas fisik dan mental. Salah satu aktivitas fisik dalam membaca adalah saat pembaca menggerakkan mata sepanjang baris-baris tulisan dalam sebuah teks bacaan. Membaca melibatkan aktivitas mental yang dapat menjamin pemerolehan pemahaman menjadi maksimal. Membaca bukan hanya sekadar menggerakkan bola mata dari margin kiri ke kanan tetapi jauh dari itu, yakni aktivitas berpikir untuk memahami tulisan demi tulisan. 18 Hodgson 1990: 8 mendefinisikan membaca adalah suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan satu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata- kata secara individual akan dapat diketahui baik secara tersirat maupun tersurat. Hodgson menekankan inti dari kegiatan membaca yang merupakan proses penerimaan sebuah pesan melalui tulisan. Jika pesan itu tidak tersampaikan, maka proses membaca tadi tidak terlaksana dengan baik. Lado 1976: 132 menyatakan bahwa membaca ialah memahami pola- pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Hal tersebut dipahami berdasarkan kesalahan dan kesulitan yng dihadapi siswa saat mempelajari bahasa asing. Lado beranggapan bahwa terkadang terjadi kontradiksi dalam pembelajaran membaca dalam bahasa asing. Bahwa simbol tertulis yang dimiliki oleh bahasa asing atau bahasa kedua belum tentu dapat dimengerti oleh siswa, sehingga memberikan pola pelafalan yang salah. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pola- pola dalam gambaran dianggap penting. Gambaran tertulis yang dimaksud dalam hal ini adalah wacana tertulis yang terdiri dari kumpulan kata dan huruf pembentuk kata. Dari definisi-definisi tersebut, terdapat beraneka ragam batasan mengenai membaca, semua memberi penekanan yang sama yaitu perihal memahami isi bacaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan memahami suatu bacaan yang berisi pesan atau informasi tertulis yang disampaikan penulis kepada pembaca dan yang dimaksud dengan kemampuan membaca adalah kemampuan memahami isi, informasi, atau pesan yang terkandung di dalam bacaan. 19 Menurut Wiryodijoyo 1989: 1 membaca merupakan salah satu keterampilan dasar yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting manusia yaitu berbahasa. Munby dalam Subyakto, 1988: 45, menyebutkan bahwa keterampilan membaca melibatkan beberapa keterampilan yang lebih kecil diantaranya adalah sebagai berikut. 1 mengenal ortografi teks, 2 mengambil kesimpulan mengenai makna kata-kata yang menggunakan butir-butir leksis kosa kata yang belum dikenal, 3 memahami informasi yang diberikan dalam bacaan secara eksplisit, 4 memahami informasi yang diberikan dalam bacaan secara implisit, 5 memahami makna koseptual, 6 memahami fungsi komunikatif kalimat dalam bacaan, 7 memahami kaitan-kaitan unsur dalam kalimat, 8 memahami kaitan-kaitan antara bagian-bagian suatu teks melalui strategi kohesi leksis. Menurut Miller dalam Wiryodijoyo, 1989: 11, membaca adalah sebuah perkembangan yang belum lama dimajukan dalam sejarah bahasa. Proses membaca secara keseluruhan sangat kompleks. Proses ini melibatkan keseluruhan pribadi pembaca: ingatan, pengalaman, otak, pengetahuan, kemampuan bahasa, keadaan psikologis dan emosional, dan sebagai masukan pancaindera melalui mata. Nuttal 1988: 5 ”Reading means ge tting out of the text as nearly as possible the message that the writer put into it” jadi, membaca berarti sedekat mungkin mendapatkan pesan yang diberikan oleh penulis. Dengan kata lain, membaca juga merupakan proses komunikasi antara penulis dan pembaca teks. Penulis mengemukakan ide, gagasan, pemikiran, fakta, dll melalui simbol, lambang, kode, ataupun kata-kata dalam bahasa tertentu encoding . Kemudian pembaca melalui proses decoding memahami teks yang berisi pesan penulis ataupun informasi-informasi yang mereka perlukan. 20 Zints dalam Wiryodijoyo, 1989: 10-11 mendefinisikan ada empat tahap dalam proses membaca yaitu: 1 persepsi adalah kemampuan membaca kata sebagai satu kesatuan. 2 pemahaman adalah kemampuan untuk memahami arti kata seperti yang terbaca dalam konteks. 3 reaksi adalah tindakan yang ditimbulkan berkenaan dengan apa yang dikatakan oleh penulis. 4 integrasi adalah kemampuan untuk memahami pikiran atau konsep penulis. Keempat tahap ini saling bergantung satu sama lain dalam proses membaca. Menurut Burns, Roe dan Ross dalam Wahyuni, 2012: 33 proses kegiatan membaca meliputi: 1 mengamati simbol- simbol tulisan, 2 menginterprestasi apa yang diamati, 3 mengikuti aturan yang bersifat linier baris kata- kata yang tertulis, 4 menghubungkan kata- kata dan makna dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunya, 5 membuat inferensi dan evaluasi materi yang dibaca, 6 membangun asosiasi dan 7 menyikapi secara personal kegiatan atau tugas membaca sesuai dengan interesnya. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses membaca adalah proses interaksi, yang melibatkan keseluruhan pribadi pembaca, yang didukung oleh pancaindera sebagai faktor yang terpenting dalam membaca. Proses membaca juga merupakan proses komunikasi antara pembaca dan penulis, agar ide, gagasan, pemikiran, fakta, pesan-pesan atau informasi-informasi dari penulis dapat dipahami dan tersampaikan maksud serta tujuannya dengan baik. Subyakto 1988:145 membaca ditujukan untuk memahami isi atau pesan yang terkandung dalam suatu bacaan seefisien mungkin. Selanjutnya, Djiwandono 21 dalam Wahyuni, 2012: 33 tujuan pokok dari pelajaran membaca dalam pembelajaran bahasa adalah kemampuan memahami isi bacaan. Iskandarwassid dan Sunendar 2008: 289 tujuan pembelajaran membaca bagi peserta didik tingkat pemula, yaitu: 1 mengenali lambang- lambang simbol- simbol bahasa, 2 mengenali kata dan kalimat, 3 menumukan ide pokok dan kata- kata kunci, 4 menceritakan kembali isi bacaan pendek. Fowler dalam Wahyuni: 2012: 33 berpendapat tujuan pembelajaran membaca sebagai berikut. 1 suatu program pembelajaran membaca bertujuan untuk; a menambah kecepatan dan memperbaiki pemahaman, b mengajar peserta didik bagaimana mengadaptasi membaca dengan variasi bahan bacaan, c memperbaiki pembacaan bagi semua keterampilan berbahasa; 2 suatu latihan membaca untuk dapat mengapresiasi dan memperoleh kesenangan estetis dari karya sastra; 3 program individual yang ditujukan untuk mendorong peserta didik agar membaca sebanyak- banyaknya dan memungkinkan peserta didik untuk dapat mengembangkan diri menjadi pembaca yang teliti sepanjang hayatnya. Subyakto 1993: 113 tujuan utama kegiatan membaca ada tiga butir yang terpenting, yaitu: 1 membaca untuk memperoleh keterangan atau informasi baru pemahaman isi atau pesan, 2 membaca untuk belajar teknik atau keterampilan membaca, 3 membaca untuk belajar bahasa, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahasa dan kemampuan dalam menggunakan bahasa itu. Berdasarkan uraian tentang tujuan membaca tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca pada dasarnya adalah untuk memahami makna isi bacaan, memperoleh pesan-pesan atau informasi-informasi yang terdapat di dalamnya demi menambah ilmu pengetahuan dan mengambil 22 kesimpulan yang berarti. Dengan demikian, peserta didik di harapkan dapat mengenali lambang- lambang simbol- simbol bahasa, mengenali kata dan kalimat, menemukan ide pokok atau kata kunci, mampu membuat dan menjawab pertanyaan secara tepat serta dapat menceritakan kembali isi bacaan.

3. Hakikat Metode Pembelajaran

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 3 BANTUL.

2 4 241

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI MEDIA KOMIK.

3 8 368

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI TEKNIK PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE).

5 28 357

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR.

3 11 244

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 IMOGIRI BANTUL MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION.

13 48 411

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Permainan Bahasa Bildgeschichte.

3 7 388

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO.

1 2 209

KEEFEKTIFAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL.

2 3 186

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 1 SMA N 1 SEDAYU BANTUL MELALUI KARTU DOMINO.

2 5 506

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN2 PURWOREJO MELALUI METODE PQ4R.

3 12 383