22
kesimpulan yang berarti. Dengan demikian, peserta didik di harapkan dapat mengenali lambang- lambang simbol- simbol bahasa, mengenali kata dan
kalimat, menemukan ide pokok atau kata kunci, mampu membuat dan menjawab pertanyaan secara tepat serta dapat menceritakan kembali isi bacaan.
3. Hakikat Metode Pembelajaran
Metode merupakan cara atau prosedur yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Fachrurrozi 2010: 9 metode berasal dari bahasa Yunani,
methodos
yang berarti serangkaian langkah yang memandu ke arah pencapaian tujuan. Selanjutnya, Samana 1992: 123 menjelaskan metode secara umum dapat
dirumuskan sebagai kesatuan langkah kerja yang dikembangkan berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan
keseluruhan berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut Fachrurrazi dan Mahyudin 2014: 9 menyatakan metode adalah
rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan pada suatu pendekatan.
Selanjutnya, Richards Rodgers dalam Fahrurrazi dan Mahyudin, 2014: 10 metode adalah kunci untuk menggambarkan ketiga tahapan proses pendekatan,
desain dan prosedur tersebut, atau menjadi payung utama untuk spesifikasi dan interrelasi antara teori dan praktik.
Iskandarwassid dan Sunendar 2008: 40 menyatakan metode adalah sebuah prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam
pembelajaran bahasa, metode digunakan untuk menyatakan kerangka yang
23
menyeluruh tentang proses pembelajaran. Proses itu tersusun dalam rangkaian kegiatan yang sistematis, tumbuh dari pendekatan yang digunakan sebagai
landasan. Sifat dari sebuah metode adalah prosedural. Arsyad 2003: 19 metode adalah rencana menyeluruh yang berkenaan
dengan penyajian materi secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semuanya berdasarkan pendekatan
approach
yang telah dipilih. Selanjutnya, menurut Tarigan 1986: 9 menjelaskan metode adalah cara
atau teknik pengajaran atau merupakan komponen proses belajar mengajar PBM yang banyak menentukan keberhasilan pengajaran.
Parera 1993: 93-94 berpendapat tentang metode pembelajaran sebagai berikut.
metode dalam pembelajaran bahasa merupakan satu prosedur untuk mengajarkan bahasa yang didasarkan pada pendekatan tertentu,
kemudian metode disusun dan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan prosedur tertentu. Sebuah metode ditentukan oleh 1 hakikat bahasa, 2
hakikat belajar mengajar bahasa, 3 tujuan pembelajaran bahasa, 4 silabus yang digunakan, 5 peran pendidik, peserta didik dan bahan
pembelajaran.
Menurut Sudjana 1989: 76 menyatakan bahwa metode merupakan salah
satu penunjang dalam sebuah pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pendidik untuk berinteraksi dengan peserta didik di dalam
kelas untuk menyampaikan materi pelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Metode dalam sebuah pembelajaran dapat membantu tercapainya tujuan
pembelajaran, apabila pemilihan metode dilakukan secara tepat. Selanjutnya, Ismail 2008: 8 berpendapat bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau
jalan yang sesuai dan serasi, untuk menyajikan sesuatu hal, sehingga akan tercapai
24
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode pembelajaran yang baik akan tersusun melalui prosedur dan ketentuan
yang berlaku. Tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui metode yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran merupakan langkah kerja yang bersifat prosedural guna mencapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan. Tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui metode yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran.
Gulo 2004:79 mendefinisikan bahwa pembelajaran itu sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
Pembelajaran menurut Sugihartono, dkk 2007: 81 adalah aktivitas mengorganisasi
atau mengatur
lingkungan sebaik-
baiknya dan
menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi
guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar peserta didik. Biggs 1985: 80 membagi konsep
pembelajaran dalam 3 pengertian sebagai berikut. 1 pembelajaran dalam pengertian kuantitatif, secara kuantitatif
pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat menyampaikan nya kepada siswa dengan sebaik-baiknya, 2 pembelajaran dalam pengertian Institusional, secara institusional
pembelajaran berarti penataan segala kemampuan mengajar sehingga dapat berjalan efisien. Dalam pengertian ini guru dituntut untuk selalu siap
mengadaptasi berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang memiliki berbagai perbedaan individual, 3 pembelajaran dalam
pengertian kualitatif, secara kualitatif pembelajaran berarti upaya guru memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam pengertian ini peran guru
dalam pembelajaran tidak sekedar menjejalkan pengetahuan kepada siswa,
25
tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien.
Dari berbagai pengertian pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh guru untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem
lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.
Suprijono 2009: xi mengemukakan tentang pembelajaran aktif sebagai berikut.
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara
membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi pengetahuan baru dengan pengalaman pengetahuan lain yang telah
dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat
dipergunakan di luar kelas. Peserta didik diperkenankan bekerja secara kooperatif.
Agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dan dapat memberikan respon positif, maka diperlukan metode yang aktif. Pembelajaran
aktif berpusat pada peserta didik dan mengurangi peran guru yang terlalu dominan di kelas. Peserta didik diharapkan dapat menggali informasi dan
pengetahuannya sendiri melalui peran aktifnya di kelas baik secara individu maupun kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator. Dalam metode
pembelajaran aktif terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan guru dalam mengajar, salah satunya adalah metode
everyone is a teacher here
. Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial yaitu
pembelajaran kooperatif
cooperative learning
dan pembelajaran kolaboratif.
26
Panitz menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran
kooperatif yang membedakan dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal- asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Hal inilah yang menjadi pertimbangan khusus agar para guru menggunakan metode pembelajaran yang
kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif
cooperative learning
berangkat dari falsafah
homo homini socius,
falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Metode pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Metode
pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
tercapainya tujuan pembelajaran Lie 2004: 28. Slavin 2005: 4-8 pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai
macam model pembelajaran dimana para peserta didik bekerja sama dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari berbagai latar belakang etnik, tingkat
prestasi, jenis kelamin yang berbeda untuk saling membantu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Selanjutnya, Suprijono 2009: 56 mengemukakan
bahwa pembelejaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
27
jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh pendidik atau diarahkan oleh pendidik.
Menurut Roger Johnson dalam Lie, 2008: 31 mengemukakan dalam model pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: 1 saling ketergantungan
positif, 2 tanggung jawab individual, 3 tatap muka, 4 komunikasi antaranggota, dan 5 evaluasi proses kelompok. Lima unsur tersebut harus
diterapkan dalam pembelajaran kooperatif supaya mendapatkan hasil yang maksimal.
Arends 2008: 6 menyatakan bahwa ada enam langkah utama dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut.
1 pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar, 2 fase ini diikuti oleh presentasi informasi, sering kali dalam bentuk teks daripada
ceramah, 3 peserta didik di organisasi menjadi kelompok- kelompok belajar, 4 peserta didik dibantu oleh guru, bekerja bersama-sama untuk
menyelesaikan tugas- tugas interdependen, 5 presentasi hasil akhir kelompok atau menguji segala sesuatu yang telah dipelajari oleh peserta
didik, 6 memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.
Tujuan metode pembejaran kooperatif menurut Ibrahim 2000: 7 antara lain sebagai berikut. 1 hasil belajar akademik. Metode pembelajaran kooperatif
dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep-konsep yang sulit, sehingga peserta didik dapat meningkatkan kinerja dalam bidang akademik, 2
penerimaan terhadap perbedaan individu. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada peserta didik dengan latar belakan dan kondisi yang berbeda
untuk saling bekerjasama dalam suatu kelompok, 3 pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
28
sosial seperti pembagian tugas dalam kelompok, aktif berkomunikasi serta menghargai pendapat orang lain.
Suprijono 2010: 89 menjelaskan bahwa metode pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe antara lain, 1
jigsaw
, 2
think-pair-share
, 3
numbered heads together
, 4
group investigation
, 5
two stay two stray,
6
make a match,
7
listening team,
8
inside-outside-circle,
9
bamboo dancing,
10
point-counter-point,
11
the power of two.
Penggunaan tipe-tipe pembelajaran kooperatif dalam sebuah pembelajaran dapat mengarahkan
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sekaligus meningkatkan hasil pembelajaran pada peserta didik.
Selain tipe-tipe pembelajaran kooperatif di atas, Suprijono 2010: 102 menjabarkan tipe-tipe pengembangan dari metode pembelajaran kooperatif seperti
berikut ini. 1
PQ4R
. 2
guided note taking
. 3
snowball drilling
. 4
concept mapping
. 5
giving question and getting answer
. 6
question student have
. 7
talking stick
. 8
everyone is a teacher here
. 9 tebak pelajaran. Salah satu tujuan pengembangan metode pembelajaran kooperatif adalah menambahkan tipe-tipe
dari pembelajaran kooperarif yang telah ada, agar metode pembelajaran yang digunakan di kelas lebih bervariasi, sehingga dapat menjadikan peserta didik lebih
aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga dilatih untuk saling bekerjasama dalam suatu kelompok.
Dari teori yang telah dikemukakan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dalam kelompok yang
mengutamakan kerjasama serta mengedepankan unsur-unsur pembelajaran
29
kooperatif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam penelitian ini akan digunakan salah satu tipe dari pengembangan metode pembelajaran kooperatif yaitu
everyone is a teacher here.
4. Hakekat Metode