Eufemisme. Litotes. Gaya Bahasa Retoris

19 atau yang terkait dan diatur dalam arah yang berlawanan dalam dua segmen kalimat. Seperti pada contoh berikut. 14 Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk melanjutkan usaha itu. Gorys Keraf. 2004: 132 15 Il faut manger pour vivre et non vivre pour manger C. Peyroutet. 1994: 78 . Seharusnya makan untuk hidup dan bukan hidup untuk makan.

i. Elipsis.

Elipsis ialah suatu gaya bahasa yang berwujud penghilangan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku. Bila ada beberapa bagian dihilangkan yang terletak di tengah kalimat disebut anakoluton dan bila maksud dari pemutusan kalimat yang terletak di tengah kalimat tersebut bertujuan untuk menyatakan secara tak langsung suatu peringatan atau karena suatu emosi yang kuat maka disebut aposiopesis, seperti pada contoh berikut. 16 Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau tak apa, badanmu sehat, tetapi psikis... Gorys Keraf. 2004: 132 Pada contoh 16 adanya penghilangan kata pada akhir kalimat „tetapi psikis...‟ mampu memberi penafsiran yang terbuka kepada pembaca. Akhir kata- kata yang sengaja dihilangkan memberikan banyak pilihan kepada pembaca untuk menyelesaikan kalimat tersebut. Hal tersebut yang membuat kalimat 16 merupakan kalimat bergaya bahasa elipsis.

j. Eufemisme.

Eufemismus ialah sebuah kata dari bahasa Yunani euphemizein yang berarti “mempergunakan kata-kata dengan baik atau dengan tujuan yang baik”. 20 Eufemisme atau eufemismus merupakan gaya bahasa yang berupa ungkapan- ungkapan yang halus untuk menggantikan ungkapan yang mungkin dirasa menghina, menyinggung perasaan orang lain atau menyugesti sesuatu yang tidak menyenangkan. Seperti pada contoh berikut. 17 Pikiran sehatnya semakin merosot saja akhir-akhir ini = gila Gorys Keraf. 2004: 132 18 Les personnes sans ressources Les pauvres C. Peyroutet. 1994: 78 Orang tanpa penghasilan - Orang miskin Pada contoh 17 adanya penggantian ungkapan „gila‟ dengan „Pikiran sehatnya semakin merosot saja akhir-akhir ini ‟ digunakan untuk menyampaikan maksud secara lebih sopan. Penutur menggunakan gaya bahasa ini semata-semata untuk berlaku sopan dan agar ucapan penutur tidak menyinggung perasaan mitra tutur. Sama halnya dengan contoh 18, penutur ingin mengganti maksud yang disampaikan “les pauvres” Orang miskin dengan frasa “sans ressources” orang tanpa penghasilan. Hal tersebut dilakukan agar mitra tutur tidak tersinggung perasaannya.

k. Litotes.

Litotes ialah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang bertujuan merendahkan diri. Sesuatu yang dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya atau suatu pikiran yang dinyatakan dengan menyangkal lawan katanya. Seperti pada contoh berikut. 19 Rumah yang buruk inilah yang merupakan hasil usaha kami bertahun- tahun lamanya Gorys Keraf. 2004: 133. 20 Ce n‟est pas mal C‟est bien C. Peyroutet. 1994: 78 Itu tidak sakit - Baik-baik saja Contoh 19 menggunakan gaya bahasa litotes dengan tujuan untuk merendahkan diri penutur. Penutur mengungkapkan hasil kerja kerasnya selama 21 bertahun- tahun berupa sebuah rumah. Klausa „rumah yang buruk‟ menjadi indikator perendahan diri si penutur. Sedangkan pada contoh 20 litotes digunakan untuk menunjukkan suatu pernyataan untuk menyangkal lawan katanya. Terdapat pada kalimat “Ce n‟est pas mal” itu tidak sakit yang bermakna antonimnya yaitu “C‟est bien” itu baik-baik saja.

l. Histeron proteron.