34
h. Sinekdoke.
« La synecdoque est un écart paradigmatique écart de substitution par lequel on remplace un mot normalement attendu A par un autre B selon un
rapport d‟inclusion » merupakan kesenjangan paradigmatik oleh pergantian suatu kata dari bentuk umum A menjadi B dengan hubungan peleburan. Sinekdoke
merupakan sebuah istilah dari bahasa Yunani, synekdechesthai yang berarti
menerima bersama-sama. Sinekkdoke merupakan bahasa figuratif yang digunakan untuk menyatakan sebuah acuan sebagian untuk semua pars pro toto atau semua
untuk sebagian totem pro parte. Seperti pada contoh berikut. 56
Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp. 1.000,- Gorys Keraf. 2004: 142
57 Ils leur ont refusé le pain C.peyroutet. 1994: 63.
Mereka menolak roti mereka. – Pars pro toto
58 Strasbourg a gagné C.peyroutet. 1994: 63.
Strasbourg menang – Totem Pro Parte
i. Metonimia.
Sebuah kata dari turunan bahasa Yunani meta dengan maksud menunjukkan
perubahan dan onoma yang berarti nama. Sehingga bisa diartikan sebagai gaya
bahasa yang menggunakan kata untuk menyatakan sesuatu hal lain, karena mempunyai hubungan pertalian yang sangat dekat. Bisa berupa penemu untuk
penemuannya, nama barang yang dimilikinya, sebab untuk akibat, akibat untuk sebab, isi untuk menyatakan kulitnya. C. Peyroutet 1994: 64 menyatakan bahwa
« La métonymie est un écart paradigmatique par lequel on remplace un signe linguistique normalement attendu A par un autre B, selon un rapport de
contiguïté ou de cause à elle entre A et B ». Pemakaian paradigmatik yang
35
menggantikan tanda linguistik dari bentuk umum A menjadi B yang didasari hubungan pertalian ataupun sebab akibat. Seperti pada contoh berikut.
59 Voici un Picasso
Inilah PicassoC.peyroutet. 1994: 64 60
Ia membeli sebuah Chevrolet Gorys Keraf. 2004: 142 Contoh 58 adaah contoh gaya bahasa metonimia. Pada kalimat 58 terjadi
pergeseran makna bentuk umum A menjadi B dalam kata “un Picasso”. Picasso merupakan seorang seniman sehingga merujuk kepada nama orang. Akan
tetapi kata “un Picasso” digunakan untuk paradigma karya seorang Picasso. Kedua hal tersebut memiliki pertalian yang logis dan dapat diterima. Maka pada
contoh 58 Picasso sebagai
“auteur” dan “un Picasso” sebagai “œuvre” dan disimpulkan
“voici un Picasso” untuk menyatakan hasil pekerjaan Picasso. Sama halnya dengan contoh 59, adanya pergeseran makna bentuk umum
dalam kata “Chevrolet”. “Chevrolet” merupakan merk sebuah perusahaan mobil
asal Amerika. Akan tetapi kata “Chevrolet” digunakan untuk paradigma mobil
keluaran perusahaan tersebut. Kedua hal tersebut memiliki pertalian yang logis dan dapat diterima. Maka pada contoh 58
“Chevrolet” sebagai nama merk perusahaan mobil dan sebuah
Chevrolet sebagai produk dan disimpulkan Ia membeli sebuah
Chevrolet untuk menyatakan produk mobil bermerk Chevrolet.
j. Antonomasia.