Fungsi ekpresif emotif, Fungsi konatif, Fungsi referensial.

39

C. Fungsi Gaya Bahasa

Penggunaan suatu bahasa tidak lepas dari suatu cara untuk menggungkapkan bahasa sesuai fungsinya. Roman Jackobson 1963: 213 - 214 menyebutkan beberapa fungsi bahasa berdasarkan komponen komunikasi. Roman mengungkapkan bahwa ada enam fungsi bahasa.

1. Fungsi ekpresif emotif,

« La fonction dite « expressive » ou émotive, centrée sur le destinateur, vise à une expression directe de l‟attitude du sujet à l‟égard de ce dont il parle ». Fungsi dikatakan ekpresif atau emotif ketika ungkapan berpusat pada penutur, mengungkapkan langsung sikap si penutur mengenai apa yang dibicarakan. Fungsi ini berkaitan dengan pesan, keinginan, emosi, perasaaan dan mimik seseorang untuk membuat orang lain yang mendengarkannya mengerti apa yang diinginkan dengan memunculkan beberapa emosi, perasaan penutur.

2. Fungsi konatif,

« La fonction conative, orientée vers le destinataire ; l‟énoncé est destiné à agir sur l‟interlocuteur » Fungsi konatif berorientasi kepada mitra tutur, ungkapan yang ditujukan kepada lawan bicaranya. Fungsi ini menekankan tentang sesuatu hal yang ingin langsung dilakukan atau dipikirkan penyimak atau lawan bicara. « La fonction conative utilise des interrogations, des interjections et des exclamations ». Biasanya lebih menggunakan bentuk pertanyaan, larangan, maupun ajakan. Penggunaan kalimat perintah atau l‟impératif yang berbentuk seruan termasuk dalam fungsi ini. Misalnya contoh: 74 „donnez-le-lui‟ 40 Berikan itu kepadanya Pada contoh 73 penutur memberi perintah untuk memberikan sesuatu kepada orang lain. Konteks tersebut menunjuk kepada lawan bicara apa yang ingin diberikan kepada orang yang dimaksudkan.

3. Fungsi referensial.

Sesuai namanya, La fonction référentielle « visée vers le réfèrent » fungsi ini mengacu pada suatu hal yang sedang dibicarakan sesuai konteks. Misalnya dalam buku tentang wine atau „le vin‟ “Wine Regions Of France” karya Cynthia Clayton Ochterbeck 2010: 102, beberapa kosakata yang sama penulisan memiliki makna yang berbeda berdassarkan konteksnya. 75 Robe, petillant, chateau. Kata “robe” pada conrtoh 75 secara harfiah bermakna gaun, tetapi dalam konteks kata tersebut bermakna warna wine. Dapat diketahui bahwa wine memiliki beberapa warna yang berbeda. Perbedaan warna tersebut didasari dari penggunaan jenis anggur yang berbeda. Kata “petillant”, secara harfiah bermakna gelembung atau gas yang bergelembung-gelembung namun berbeda halnya dengan sesuai konteks. Clayton menyebutkan bahwa “petillant” merupakan wine yang memiliki gelembung yang lebih rendah dibandingkan wine mossuex, dengan tekanan gas antara 1 sampai 2,5 bar. Kata “chateau” yang dimaksud ialah nama tempat asal dari wine merk ini bukan arti yang sesungguhnya, karena secara harfiah makna kata tersebut mempunyai arti sebuah istana yang megah dan mewah. Maka, pembicaraan tersebut menggunakan fungsi referensial yaitu mengacu pada sebuah pesan makna yang sesuai konteks. 41

4. Fungsi puitis.