Hiperbol. Paradoks. Gaya Bahasa Retoris

26

r. Koreksio atau epanortosis.

Koreksio atau epartonis ialah suatu gaya bahasa yang mulanya mengungkapkan pernyataan dengan menegaskan sesuatu tetapi kemudian membenarkan pernyataan tersebut, seperti pada contoh berikut. 37 Sudah empat kali saya mengunjungi daerah itu, ah bukan, sudah lima kali. Gorys Keraf. 2004: 135 Pada contoh 37 pembenaran pernyataan diungkap kan melalui kata „empat‟ dan „lima‟.

s. Hiperbol.

Hiperbol ialah gaya bahasa yang membesar-besarkan sesuatu hal dan mengandung suatu pernyataan yang berlebihan. Menurut Peyroutet 1994: 74 bahwa: L‟hyperbole est un écart de style fondé sur la substitution d‟un mot ou d‟une expression B à un mot ou une expression A normalement attendu, de façon à exagérer: B dit plus A. “Hiperbol adalah pemakaian gaya bahasa dengan mengganti satu kata atau satu ungkapan B dengan sebuah kata atau sebuah ungkapan A biasanya terkesan melebih- lebihkan: B dikatakan lebih dari A”. Seperti pada contoh berikut. 38 Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak aku Gorys Keraf. 2004: 135 39 Je vous l‟ai déjà répète cinquante millions de fois C. Peyroutet. 1994: 74. Aku sudah mengatakan hal tersebut pada anda lima puluh juta kali. Penggunaan leksikal hiperbolik pada contoh 38 terlihat dari kata sifat „hampir meledak‟ merupakan penanda gaya bahasa hiperbola. Kata sifat „hampir meledak‟ menunjukkan sesuatu yang berlebihan pada contoh 38. Dan pada 27 contoh 39 leksikal hiperbolik di ketahui dari klausa “cinquante millions de fois” beribu-ribu kali. Klausa tersebut juga merupakan penanda sesuatu yang berlebihan.

t. Paradoks.

Paradoks ialah gaya bahasa yang merupakan pertentangan dengan kenyataan yang ada. Le paradoxe est la formulation d‟une pensee qui parait illogique ou contraire aux données d l‟éxperience ou immorale, et qui pourtant contient une verite piquante et éclairante. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian karena kebenaranya. Seperti pada contoh : 40 Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaanya yang berlimpah-limpah Gorys Keraf. 2004: 136 41 Les crimes engendrent d‟immenses bienfaits et les plus grandes vertus développent des conséquences funestes Valery dalam www.lemondedesetudes.fr . Kejahatan menghasilkan manfaat yang sangat besar dan kebajikan terbesar mengembangkan akibat fatal. Pada contoh 40 terdapat pertentangan kenyataan yang ada. Seperti pada kon disi subjek yang justru „mati kelaparan‟ padahal subjek berada di sumber daya yang melimpah saat itu. Pertentangan kenyataan itulah yang menjadi indikator gaya bahasa paradoks. Pada contoh 41 terdapat indikator pertentangan antara situasi yang berkebalikan antara “les crimes” kejahatan dengan “grandes vertus ” kebajikan terbesar.

u. Oksimoron.