Polisidenton. Kiasmus. Elipsis. Gaya Bahasa Retoris

18 11 Dan kesesakan, kepedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa Gorys Keraf. 2004: 131 12 Ta tête, ton geste, ton air sont beaux comme un beau paysage Puisi Charles BOUDELAIRE ‹‹ A celle qui est trop gaie ›› 1821 – 1867 dalam Poesie.webnet.fr . Kepalamu, gerakanmu, tubuhmu indah bagaikan pemandangan yang indah. Gaya bahasa asidenton dalam contoh 11 terlihat dari adanya kata „kesesakan, kepedihan, kesakitan, seribu derita‟ yang memiliki derajat yang sama dalam maknanya. Sedangkan dalam contoh 12 kata-kata yang sederajat terdapat dalam kata “tête, geste, air”.

g. Polisidenton.

Polisidenton ialah kebalikan dari asindenton, kata, frasa dan klausa sederajat yang berurutan dihubungkan dengan kata sambung, Seperti pada contoh berikut. 13 Dan kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tidak menyerah pada gelap dan dingin yang bakal merontokkan bulu- bulunya Gorys Keraf. 2004: 131 Contoh 13 terdapat kata yang tidak memiliki derajat atau sinonim yang sama. Pada kata „gelisah‟ tidak bersinonim dengan kata „berumah‟ dan „menyerah‟. Hal tersebut mengindikasikan adanya gaya bahasa polisidenton.

h. Kiasmus.

Kiasmus ialah semacam acuan atau gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, baik frasa atau klausa, yang sifatnya berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa atau klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya. C. Peyroutet 1994: 78 Chiasme est termes qui s‟opposent ou sont mis en relation et dispose en sens inverse dans deux segments de phrases. Peyroutet mengatakan kiasmus merupakan istilah yang menentang 19 atau yang terkait dan diatur dalam arah yang berlawanan dalam dua segmen kalimat. Seperti pada contoh berikut. 14 Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk melanjutkan usaha itu. Gorys Keraf. 2004: 132 15 Il faut manger pour vivre et non vivre pour manger C. Peyroutet. 1994: 78 . Seharusnya makan untuk hidup dan bukan hidup untuk makan.

i. Elipsis.

Elipsis ialah suatu gaya bahasa yang berwujud penghilangan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku. Bila ada beberapa bagian dihilangkan yang terletak di tengah kalimat disebut anakoluton dan bila maksud dari pemutusan kalimat yang terletak di tengah kalimat tersebut bertujuan untuk menyatakan secara tak langsung suatu peringatan atau karena suatu emosi yang kuat maka disebut aposiopesis, seperti pada contoh berikut. 16 Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau tak apa, badanmu sehat, tetapi psikis... Gorys Keraf. 2004: 132 Pada contoh 16 adanya penghilangan kata pada akhir kalimat „tetapi psikis...‟ mampu memberi penafsiran yang terbuka kepada pembaca. Akhir kata- kata yang sengaja dihilangkan memberikan banyak pilihan kepada pembaca untuk menyelesaikan kalimat tersebut. Hal tersebut yang membuat kalimat 16 merupakan kalimat bergaya bahasa elipsis.

j. Eufemisme.