Evaluasi Penerimaan Model Evaluasi Goodness of Fit Model

b. Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya disajikan. c. Munculnya angka-angka aneh, misalnya varian error negatif. d. Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang didapat lebih dari 0,9. e. Pendugaan tidak dapat diperoleh, misalnya terjadi matriks tidak defisit positif.

6. Evaluasi Penerimaan Model Evaluasi Goodness of Fit Model

Hair et.al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis- hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris, jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan Structural Equation Modeling. Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria Goodness of Fit, yakni Chi-square, Probality, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI, CMINDF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan modification indices atau pendekatan two step approach to SEM. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 3. Model “Good Fit” GOODNESS OF FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE X2 Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan covariance sample apakah model sesuai dengan data. Diharapkan kecil, 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2 Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matrik covariance data dan matrik covariance yang diestimasi Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05 CMINDDF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-square pada sample besar ≤ 0.08 GFI Menghitung proporsi terimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi analog dengan R2 dalam regresi berganda. ≥ 0,90 AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90 TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model ≥ 0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample dan kerumitan model ≥ 0,94 Sumber : Hair et.al., 1998 Kriteria untuk menentukan signifikansi parameter hasil estimasi dalam SEM dapat dilakukan dengan uji t. Pengujian parameter tersebut, meliputi : a. Parameter Gamma , yaitu parameter pengaruh efek variabel eksogen terhadap variabel endogen. b. Parameter Delta  dan Epsilon , yaitu parameter yang berkaitan dengan error pada pengukuran variabel latent eksogen delta dan Endogen epsilon berdasarkan indikator-indikator yang membentuknya. c. Parameter Beta , yaitu parameter pengaruh efek variabel endogen terhadap variabel endogen lainnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Parameter Lambda , yaitu parameter yang berkaitan dengan pengukuran variabel latent berdasarkan indikator-indikator yang membentuknya. e. Parameter-parameter Psi  , Phi  , Theta  . Kriteria kekuatan hubungan pengaruhefek persamaan-persamaan struktural structural equation dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi R2. Apabila nilai ini semakin besar, yaitu semakin mendekati 1 satu, maka hubungan pengaruhefek persamaan- persamaan struktural tersebut semakin kuat. Pada tahap Evaluasi Goodness of Fit Model ini dimaksudkan untuk mengevaluasi fit tidaknya model atau kesesuaian model dengan menelaah : 1 Penilaian asumsi Normality dan Linearity, 2 Penilaian asumsi Outlier, 3 Penilaian Multicollinearity dan Singularity, 4 Penilaian Unidimensionality, 5 Penilaian Reliability, 6 Penilaian Validity, 7 Penilaian Gooness of Fit Model. 1. Penilaian Normality dan Linearity a. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistik. b. Menggunakan critical ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standar errornya dan skewness value yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji normalitas tersebut sebagai Z- value. Pada tingkat signifikan 1, jika nilai Z lebih besar dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. nilai kristis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. c. Normal probality plot SPSS 10.1 d. Linearitas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas. 2. Penilaian Asumsi Outlier a. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier. b. Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. jarak diuji dengan Chi-Square λ pada df sebesar jumlah variabel bebasnya, ketentuan bila mahalanobis dari nilai λ adalah Multivariate outlier. Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi- observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrem untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi Hair, 1998. 3. Penilaiandeteksi Asumsi Multicollniearity dan Singularity Dengan mengamati determinant matriks covarians, dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 kecil, maka terjadi multikolinieritas dan singularitas Tabachnick Fidel, 1998. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Asumsi Multicollniearity dan Singularity mengharuskan antar variabel indikator tidak terjadi korelasi dan tidak terjadi singularity. Multicollniearity dan Singularity dapat dideteksi dari nilai Determinant Matrix Covariance. Nilai Determinant Matrix Covariance yang sangat kecil dan bahkan mendekati nol mengindikasikan adanya masalah multicollniearity dan singularity. 4. Penilaian Unidimensionality Konstruk Unidimensionality Variabel Konstruk mengharuskan adanya kesamaan ukur antara variabel konstruk dengan indikatornya. Uji Unidimensionality variabel konstruk dilakukan dengan cara mengembangkan measurement modeling masing-masing variabel konstruk dalam Conformatory Factor Analysis CFA. Kriteria untuk menguji Unidimensionality adalah Goodness of Fit Index GFI dengan Cut-off = 0,90. Unidimensionality Variabel Konstruk dipenuhi bilamana GFI – statistik 0,90. 5. Penilaian Realibility Konstruk Bila telah dipenuhinya unidimensionality, dilanjutkan dengan penilaian reliability variabel konstruk terhadap indikatornya. Untuk menguji reliabilitas setiap konstruk digunakan kriteria Construct Reliability CR dengan Cut-off = 0,70 dan Variance Extracted VE dengan Cut-off = 0,50. Pengukuran suatu konstruk diindikasikan reliabel terhadap indikatornya dilamana CR-statistik 0,70 dan tidak reliabel bilamana CR-statistik  0,70. Bila Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. digunakan uji Variance Extracted VE, maka suatu pengukuran konstruk dikatakan reliabel bilama VE-statistik 0,50 dan tidak reliabel bila VE-statistik  0,50. 6. PenilaianUji Validity Konstruk Validitas variabel konstruk dideteksi berdasarkan signifikansi tingkat nyata loading factor regression weight konstruk terhadap indikatornya. Bilama loading factor i secara statistik nyata signifikan maka indikator ke-i sebagai pengukur variabel konstruk adalah valid dan bilamana sebaliknya tidak valid. 7. PenilaianUji Gooness of Fit Model Langkah ini meliputi Uji Kesesuaian Model dan Uji Statistik. Uji Kesesuaian Model didasarkan pada Goodness of Fit-Statistik hasil analisis, antara lain CMIN Chi-Square, GFI, AGFI, CFI, TLI, RMSEA dan kriteria lainnya dengan cut-off. Uji Statistik adalah menguji hipotesis yang telah dibangun dengan menguji signifikansi parameter regresi regression weight.

7. Interpretasi dan Modifikasi Model