struktur organisasi maupun eselon yang diemban oleh seorang pegawai eselon I-A, I-B, II-A, II-B, III-A, III-B, IV-A, IV-B, V-A, V-B.
5. Tunjangan Fungsional
Tunjangan ini ini juga bervariasi tergantung dari fungsi pekerjaan pegawai yang bersangkutan dalam memperlancar pelaksanaan tugas
organisasi, misalnya : hakim dan panitera, jaksa, BPK, dosen, guru, peneliti, widyaiswara, tenaga kesehatan, tenaga atom, penyuluh
pertanian, penyuluh KB, dan lain-lain.
6. Tunjangan lain-lain
Tunjangan ini antara lain tunjangan pengabdian daerah terpencil dan tunjangan khusus, tunjangan pengabdian diberikan kepada pegawai
yang bertugas dan bertempat tinggal di daerah terpencil, tunjangan khusus diberikan kepada pegawai-pegawai yang bekerja di propinsi-
propinsi tertentu. Penetapan ketentuan ini dengan keputusan presiden.
7. Tunjangan Selisih Penghasilan
Tunjangan ini diberikan kepada pegawai-pegawai yang dialihkan statusnya dari pegawai BUMN ke status pegawai negeri biasa.
8. Tunjangan Perbaikan Penghasilan TPP
Tunjangan ini diberikan kepada pegawai sebagai akibat dari adanya keputusan pemerintah yang menaikkan gaji pokok tanpa mengubah
nilai nominal gaji pokok yang tercantum dalam daftar skala gaji pokok. Pengubahan gaji pokok yang terdapat dalam daftar skala gaji pokok
memerlukan waktu dan biaya yang tinggi dalam pencetakan bahan-
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bahan administrasinya. Dalam TPP ini tidak dipotong dengan iuran wajib pegawai IWP.
9. Iuran Wajib Pegawai IWP
Pegawai dan keluarganya memperoleh hak-hak pelayanan sosial di hari tua dan pemeliharaan kesehatan, oleh karena itu kepada pegawai
diwajibkan untuk membayar iuran wajib pegawai IWP sebesar 10 dari gaji pokok dan 10 dari gaji pokok dan 10 dari tunjangan
keluarga, dengan rincian sebagai berikut : a. 4 ¾ untuk iuran pensiun.
b. 2 untuk iuran pemeliharaan. c. 3 ¼ untuk iuran tabungan sosial dan hari tua.
di samping IWP diatas ada juga iuran Amal Bhakti Muslim Pancasila dan iuran bantuan perumahan.
10. Pembulatan dibulatkan ke atas menjadi ratusan rupiah
a. Tunjangan isterisuami dan anak. b. Tunjangan khusus pajak PNS.
c. Potongan-potongan. d. Jumlah penghasilan bersih yang dibayarkan.
Skala gaji pokok PNS menurut PP No. 66 Tahun 2005 disebutkan bahwa untuk golongan dan ruang terendah adalah Rp 661.300,00 dan
untuk golongan dan ruang tertinggi adalah Rp 2.070.000,00. Simamora, 1999:542, melukiskan komponen-komponen program
kompensasi sebagaimana terlihat pada gambar berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sumber : Simamora, 1999 : 542
Gambar 1. Komponen-komponen Program Kompensasi
Kompensasi
Langsung Tidak Langsung
Pekerjaan : - Tugas2 yang
menarik. - Tantangan.
- Tanggung jawab - Pengakuan
- Rasa pencapaian. Lingkungan
Pekerjaan : - Kebijakan yang
sehat. - Supervisi yang
kompeten - Kerabat kerja yg
menyenangkan. - Lingkungan kerja
yang nyaman. Bayaran di luar
Jam kerja - Liburan
- Hari besar - Cuti tahunan
- Cuti hamil Fasilitas-fasilitas :
- Kendaraan - Ruang kantor
- Tempat parkir Program-program
Proyeksi : - Asuransi Kesehatan
- Asuransi jiwa - Pensiun
- Asuransi Tenaga kerja Bayaran Pokok
Base pay Bayaran Prestasi
Merit pay Gaji
Salary Upah
Wage Bayaran insentif
Insentive pay - Bonus
- Komisi - Pembagian laba
- Oper saham Bayaran tertangguh
Deferred pay - Program tabungan
- Accitas pembelian saham
Finansial Non Finansial
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4. Faktor-faktor Dalam Menentukan Kompensasi
Leon C. Megginson 1981:401 dalam Mangkunegara 2005:84, mengemukakan bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi kebijakan
kompensasi, yaitu faktor pemerintah, penawaran bersama, standar dan biaya kehidupan, upah perbandingan, permintaan dan persediaan, dan
kemampuan membayar “The major factors that affect an organization’s
compensation policies and practices are : 1 Government factors, 2 Collective bargaining, 3 Standard and cost of living, 4 Comparable
wages, 5 Supply and demand, and 60 Ability to pay”. Menurut Gary Dessler 2005:72 faktor-faktor dasar dalam
menentukan kompensasi yaitu :
1. Pertimbangan Legal Hukum dalam Kompensasi
Berbagai undang-undang menetapkan berbagai hal seperti upah minimum, tarif kerja lembur, dan tunjangan, dalam undang-undang
biasanya berisikan upah minimum, jam kerja maksimum, ketetapan kesehatan dan keamanan dan mensyaratkan pembayaran satu
setengah kali waktu untuk pekerjaan yang melebihi 40 jam per minggu, selanjutnya dinyatakan bahwa para pengusaha dianggap melanggar
hukum jika melakukan praktek diskriminasi kepada seseorang dalam hal mempekerjakan, kompensasi, syarat-syarat, kondisi-kondisi atau
hak-hak istimewa pekerjaan yang disebabkan oleh ras, warna kulit, agama, jenis kelamin atau asal kebangsaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sejumlah undang-undang menetapkan upah minimum tarif lembur dan tunjangan. Undang-undang ini mencakup undang-undang ketenaga-
kerjaan, undang-undang pembayaran yang sama, undang-undang hak sipil, dan lain-lainnya. Ada berbagai undang-undang lain yang
mempengaruhi keputusan kompensasi antara lain undang-undang diskriminasi usia 1967. Pada mulanya melarang diskriminasi dalam
mempekerjakan individu berusia antara 40 dan 65 tahun. ADEA Age Discrimination in Employment Act melindungi para karyawan
sehubungan dengan kompensasi. ADEA efektif diamandemenkan pada 1 Januari 1987 untuk melarang majikan menuntut pensiun pada
usia semaunya. Tujuan dari undang-undang ini antara lain untuk memberikan sesuatu pendapatan yang tepat, pasti dan wajar kepada
korban dari kecelakaan yang berhubungan dengan kerja. Pemerintah berkepentingan dalam bidang ketenaga kerjaan dan oleh
karenanya berbagai segi kehidupan diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan, misalnya tingkat upah minimum, upah lembur,
mempekerjakan wanita, mempekerjakan anak dibawah umur, keselamatan kerja, hak cuti, jumlah jam kerja dalam seminggu, hak
berserikat dan lain sebagainya. Tidak ada satupun organisasi yang bebas dari kewajiban untuk taat kepada semua ketentuan hukum yang
bersifat normatif tersebut. Jelaslah bahwa suatu sistem imbalan yang baik tidak bisa dilihat hanya
dari satu sudut kepentingan saja, misalnya kepentingan organisasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pemakai tenaga kerja saja atau kepentingan para karyawan saja, akan tetapi kepentingan dari berbagai pihak yang turut terlibat, baik
langsung maupun tidak Sondang P. Siagian, 2003:122.
2. Pengaruh Serikat Pekerja pada Keputusan Kompensasi