Menempatkan Kebenaran di Tempat Teratas Prinsip Memimpin Diri Sendiri

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri 141

2. Menempatkan Kebenaran di Tempat Teratas

Nabi Bersabda, “Seorang Junzi hanya mengerti akan Kebenaran, sebaliknya Xiao Ren hanya mengerti akan keuntungan” Lunyu IV: 16. Nabi Bersabda, “Seorang Junzi memegang kebenaran sebagai pokok pendiriannya, kesusilaan sebagai pedoman perbuatannya, mengalah dalam pergaulan dan menyempurnakan diri dengan laku dapat dipercaya. Demikianlah Junzi” Lunyu XV: 18. Seorang Junzi mencari kebenaran. Oleh karena itu, moralnya terus meningkat dari hari ke hari. Berbeda dengan Xiao Ren, hanya mencari kepuasan bagi dirinya. Oleh karena itu, sikap moralnya menurun dari hari ke hari.

3. Prinsip Memimpin Diri Sendiri

Kemampuan untuk memimpin diri sendiri berarti kemampuan untuk tidak terpengaruh oleh lingkungan, atau orang–orang di sekitarnya. Banyak orang menjadi sebuah pribadi karena terpengaruh oleh lingkungan. Seperti, “Mengapa kamu jadi penjudisuka berjudi?” “Soalnya saya dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan perjudian, maka jadilah saya seorang pejudi” Banyak orang menjadi didikte oleh suara mayoritas. Tetapi orang yang dapat memimpin dirinya proaktif tidak didikte oleh suara-suara mayoritas. Ini serupa dengan cara bergaul yang diajarkan nabi Kongzi. Murid Zi Xia bertanya kepada Zi Zhang tentang cara bergaul. Zi Zhang berkata, “Apa yang dikatakan Zi Xia kepadamu?” Jawabnya: “Bergaullah dengan orang yang patut diajak bergaul, dan jangan bergaul dengan orang yang tidak patut diajak bergaul.” Zi Zhang berkata, “Yang kudengar tidak demikian, seorang kuncu Junzi memuliakan para bijaksana dan bergaul dengan siapapun; ia memuji orang yang pandai dan menaruh belas kasihan kepada orang yang bodoh. Kalau orang benar-benar bijaksana, mengapa tidak mau bergaul dengan siapapun? Kalau tidak bijaksana, orang lain yang akan menolak kita. Bagaimana kita berani menolak orang lain?” Nabi Kongzi tidak mempersoalkan perbedaan pandangan antara dua orang muridnya itu. Masing-masing pendapat memiliki alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Perbedaan keduanya hanya dalam hal sudut pandang dan pendekatannya. Zi Xia melihat dengan sudut pandang manusia dengan kapasitas rata-rata kapasitas manusia secara umum yang cenderung mudah dipengaruhiterpengaruh oleh sesuatu yang mayoritas atau sesuatu yang lebih dominan. Pertama, manusia dengan kapasitas rata-rata akan terbawa arusmudah terpengaruh, ia menjadi penjudi jika ia bergaul di lingkungan pejudi dalam waktu yang lama. Ia akan menjadi tidak baik bila hidup dalam lingkungan yang tidak baik. Kedua, ia sulit menyesuaikan diri dengan sesuatu yang lain dari sesuatu yang telah ada melekat dalam dirinya, seperti orang miskin sulit menyesuaikan diri bergaul dengan orang kaya dan sebaliknya, atau seorang penganut agama X sulit menyesuaikan diri dengan penganut agama Y dan sebaliknya. khonghucu 8 buku guru 2 april senggol dikit.indd 141 4142014 7:19:05 PM Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri 142 Buku Guru kelas VIII SMP Suatu kali Kongzi mendukung pendapat ini dengan mengatakan: “… Janganlah bergaul dengan orang yang tidak seperti dirimu.” Filsuf MoZi 468-376 SM., mengatakan: ”Warna sutra apapun yang dicelupkan ke dalam warna biru akan menjadi biru. Bila dicelupkan ke dalam warna kuning akan menjadi kuning. Setelah diberi pewarna beberapa kali, maka warna asli dari sutra itu menjadi tidak dapat dikenali lagi. Hal ini berlaku bukan saja pada sutra, tetapi juga pada manusia.” Sementara Zi Zhang dengan pendekatannya yang lain. Bila orang benar-benar bijaksana tentu tidak akan terpengaruh oleh kondisi yang berbeda dengan apa yang telah adamelekat pada dirinya melihat dari sudut pandang orang dengan kapasitas di atas rata-ratabijaksana. Suatu ketika nabi Kongzi juga mendukung pendapat Zi Zhang dengan mengatakan: “Seorang muda di rumah bersikap bakti, di luar bersikap rendah hati, hati-hati dalam perkataan dan perbuatan sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat semua orang, dan berhubungan erat dengan orang-orang yang berperi cinta kasih…” Bagaimana pendapat Kongzi tentang hal ini? “Jangan jadi seperti batu yang tidak berubah meski dimasukkan ke dalam lingkungan air panas, jangan seperti telor yang menjadi keras karena air panas, jangan pula menjadi seperti wortel yang lembek karena air yang panas. Jadilah gula batu yang larut dan melebur dalam air yang panas, tetapi perhatikanlah siapa sebenarnya yang terpengaruh? Melebur dan larut tapi airnya menjadi manis…?

C. Pribadi Junzi 1. Yang Diperhatikan Seorang Junzi