Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri 163
kecakapannya dengan berbuat demikian, juga mereka telah membuat orang lain menjadi menderita, dan bahkan diri mereka sendiri. Jadi,
kita harus perduli, ketika kita mencapai pengetahuan, sekaligus kita harus membentuk sikap dalam kehidupan moral kita. Tanpa nilai-nilai
moral, kehidupan kita tidak akan berguna, tidak perduli seberapa banyak pengetahuan yang telah kita peroleh.
Tanpa nilai-nilai moral, kita akan sangat kehilangan, tidak tahu lagi arah yang harus diambil. Hidup ini bagaikan sebuah kapal di lautan,
kita memerlukan sebuah kompas sebagai penujuk arah. Kecakapan dan keahlian membuat kita dapat mengendalikan kapal itu. Nilai-nilai moral
berfungsi sebagai kompas, menujukkan kemana kita harus mengarah.
2. Tujuan Dalam Belajar
Belajar memungkinkan kita untuk meningkatkan kecakapan hidup secara umum dan menguasai keterampilan tertentu untuk hidup
kecakapan hidup, dan kecakapan hidup itu membuat kita mampu bertahan dalam keadaan-keadaan sulit.
Belajar seharusnya membantu kita meningkatkan pengetahuan dan pengembangan citra diri serta membantu kita dalam membina diri, tetapi
sayangnya, beberapa orang cenderung menjadi sombong hanya karena mereka mengetahui sesuatu yang orang lain tidak mengetahuinya. Jika
pengetahuan membuat kita sombong, lebih baik kita tidak berpengetahuan.
Nabi Kongzi bersabda.
“Orang zaman dahulu belajar untuk membina diri. Sekarang orang belajar bertujuan untuk memperlihatkan diri kepada orang lain” Lunyu
XIV: 24. Hal ini mungkin suatu perbedaan yang sangat mencolok tentang tujuan
dari belajar. Sulit dipungkiri kenyataannya bahwa sadar atau tidak sadar banyak dari kita belajar bertujuan untuk menunjukkan diri. Mestinya, kita
tidak boleh melupakan bahwa belajar adalah untuk pembinaan diri, dan sama sekali bukan untuk menunjukkan diri.
Kita telah melihat bahwa belajar dan membina diri adalah tidak dapat dipisahkan. Lalu apa yang menjadi tujuan kita dalam belajar dan melakukan
pembinaan diri? Mungkin kita harus memulainya dimana kita berada saat ini, di sekolah. Apa tujuanmu datang kesekolah dan belajar? Jawab kita
pasti bervariasi, namun jawaban yang diberikan dari kebanyakan murid di Singapura adalah sekolah mempersiapkan mereka untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghasilan bagi kehidupan yang baik di masa mendatang. Mungkin kalian akan menjawab belajar untuk menjadi dokter, insinyur,
pengacara, pilot atau akuntan. Kita berharap dengan belajar keras sekarang, maka suatu hari kita akan dapat memberikan sumbangan dalam
kemajuan ekonomi dan kesejahteraan bagi negara kita.
khonghucu 8 buku guru 2 april senggol dikit.indd 163 4142014 7:19:07 PM
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri 164 Buku Guru kelas VIII SMP
Tidak ada yang salah dalam pendekatan cara belajar seperti ini, bila mengambil semangat yang benar. Kita membaca dalam Kitab Mengzi
keluhan seperti ini, ”Tetapi keadaan penghasilan rakyat saat ini ke atas belum cukup untuk dapat mengabdi kepada orang tuanya, ke bawah
belum cukup untuk memelihara istri dan anak-anaknya. Pada musim yang baik seluruh keluarga masih mengalami kesengsaraan dan pada musim
yang jelek mereka tidak dapat terhindar dari kematian. Dalam keadaan seperti itu, mereka hanya berusaha menghindari maut, dan takut tidak
berhasil. Bagaimanakah mereka akan dapat memperhatikan Kesusilaan dan Kebenaran.” Mengzi IA: 724.
Oleh karena itu, maka sangat penting bahwa rakyat mempunyai pekerjaan yang baik dan ekonomi negara makmur; kalau tidak maka
rakyat tidak akan mempunyai kebebasan dan kekuatan untuk membina moral mereka sendiri. Jadi benarlah bahwa tujuan belajar kita adalah
untuk memberikan sumbangan bagi kehidupan keluarga kita dan negara yang lebih baik pada suatu saat. Perkecualian bagi sebagian orang yang
dapat berkonsentrasi pada pembinaan diri dan belajar meskipun dia lapar dan miskin. Tetapi Mengzi berpikir lain tentang rakyat secara umum, dan
ia cukup praktis untuk mengakuai dalam kebanyakan kasus, kebutuhan dasar seperti makanan dan pakaian harus dipenuhi terlebih dahulu.
Tetapi apakah hal ini harus menjadi tujuan kita dalam belajar saja? Haruskah ini menjadi tujuan utama kita? Tentu tidak. Kita melihat bahwa
belajar dan membina diri bagi kehidupan moral tidak dapat dipisahkan, dan hidup bermoral adalah sesuatu yang pasti baik bagi diri sendiri.
Mungkin ada seseorang mengatakan bahwa ia ingin memiliki moral yang baik karena ia ingin mendapatkan uang yang lebih besar. Namun apakah
ia benar-benar akan menjadi seorang yang bermoral baik? Memang benar kebaikan moral dapat diperolah hanya apabila motivasi kita juga benar.
Itulah sebabnya mengapa pada kalimat pertama Kitab Lunyu I: 1, Nabi Kongzi mengatakan, ”Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu
menyenangkan?” Belajar adalah termasuk belajar bermoral, harus memuaskan diri sendiri Nabi Kongzi mengamati bahwa banyak siswa pada
masanya tidak menemukan kepuasan dalam belajar bagi pengembangan diri. Ini berbeda dengan sikap para siswa yang bijaksana pada zaman dulu
yang sangat beliau kagumi. Beliau mengatakan.
”Orang zaman dahulu, orang belajar berujuan untuk membina diri. Sekarang orang belajar bertujuan untuk memperlihatkan diri
kepada orang lain” Lunyu XIV: 25. Hal itu adalah salah bila kita belajar karena ingin mendapatkan pujian
dari orang lain. Seperti yang dipikirkan Mengzi.
”Sesungguhnya Jalan Suci dalam belajar itu ialah bagaimana dapat mencari kembali Hati yang lepas itu” Mengzi VIA: 113.
Hati manusia pada dasarnya adalah baik, menjadi buruk oleh karena kelalaian dan pengaruh buruk. Tujuan belajar adalah menemukan
kebaikan yang telah hilang dan membawanya kembali ke tempat dimana ia berada, sehingga hati dan dirinya menjadi baik kembali.
khonghucu 8 buku guru 2 april senggol dikit.indd 164 4142014 7:19:07 PM
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri 165
Oleh karena itu, belajar harus menjadi kebutuhan hidup yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Tidak ada seorang pun dapat
menemukan kesejahteraan dan kepuasan hidup tanpa mengembangkan kehidupan moral mereka, dan belajar secara rutin. Nabi Kongzi
menggambarkan.
”Seorang Junzi meluaskan pengetahuannya dengan mempelajari Kitab-kitab dan membatasi diri dengan Kesusilaan. Dengan demikian
ia tidak sampai melanggar Kebajikan” Lunyu VI: 27. Hal ini mengingatkan kita bahwa kehidupan yang tidak teruji tidak
akan berguna. Hanya orang yang hidupnya dengan belajar, mencari, menguji dan bermoral adalah benar-benar puas, penuh arti dan berguna.
3. Kemauan Untuk Belajar