49 peningkatan nilai rata
– rata kelas, yaitu sebelum tindakan sebesar 52,82 pada siklus I naik menjadi 62,39 pada siklus II naik menjadi 76,73. Persentase
ketuntasan sebelum tindakan 35 pada siklus I meningkat menjadi 60,68 pada siklus II meningkat menjadi 86,96.
Penelitian Betty Biliya Anggraheni 2010 di atas, relevan dengan penelitian ini. Persamaannya, yaitu pada penggunaan media yang digunakan yaitu sama
– sama menggunakan media manik
– manik. Namun memiliki perbedaan, yaitu peneliti menekankan pada hasil belajar operasi penjumlahan dan pengurangan,
sedangkan penelitian Betty menekankan pada kemampuan menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
H. Kerangka Berfikir
Pembelajaran matematika pada kenyataannya masih menjadi pelajaran yang sulit, membingungkan dan membosankan bagi sebagian siswa. Hal ini
dikarenakan pembelajaran matematika kurang terlaksana dengan baik. Guru dalam melaksanakan pembelajaran masih bersifat konvensional atau masih
menggunakan metode lama, yaitu metode ceramah saja. Guru cenderung mendominasi dalam pembelajaran sementara siswa hanya pasif mencatat dan
mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa menjadi asik sendiri dan tidak memperhatikan guru ketika mengajar. Hasil belajar matematika
siswa di kelas IV SD N 2 Cepedak masih rendah, dibuktikan dengan nilai rata –
rata hasil ulangan matematika yang masih di bawah KKM.
50 Matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan cara mengajar dimana
anak tidak hanya mencatat saja tetapi juga harus menggunakan cara agar dapat tertarik dan bersemangat mempelajari matematika. Oleh karena itu, seorang guru
harus menciptakan metode pembelajaran matematika yang dapat mendorong semangat belajar matematika pada siswa. Selain metode pembelajaran, hal lain
yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan dalam mengajarkan matematika
adalah media pembelajaran.
Konsep – konsep dalam pembelajaran matematika itu abstrak, sehingga
penting bagi guru menciptakan metode mengajar dan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dengan begitu akan timbul minat dan keinginan
siswa untuk belajar matematika. Karakteristik siswa sekolah dasar berada pada tahap perkembangan operasional konkret, sehingga dengan media pembelajaran
akan mudahkan siswa memahami konsep matematika.
Media pembelajaran sangat penting diterapkan dalam proses pembelajaran matematika, khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Konsep – konsep dalam pelajaran matematika itu abstrak, sehingga tanpa media
pembelajaran siswa akan kesulitan dalam mempelajari matematika khususnya pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Media manik
– manik adalah media yang diyakini peneliti cocok digunakan sebagai media atau alat bantu
dalam melaksanakan pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat.
51 Pada kenyataan yang ada hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N 2
Cepedak masih rendah. Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangaan bilangan bulat. Penggunaan media
pembelajaran merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk memudahkan siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Salah
satu media yang sesuai untuk menjelaskan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah media manik
– manik.
Media manik – manik berupa bulatan – bulatan setengah lingkaran yang
terdiri dari dua warna. Warna kuning menandakan bilangan positif dan warna merah menandakan bilangan negatif. Penggunaan media manik
– manik ini akan menarik perhatian siswa, selain karena warna dan bentuknya, dengan media
tersebut siswa dapat belajar sambil bermain. Setelah menggunakan media manik –
manik pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat hasil belajar siswa menjadi meningkat. Hal ini terjadi karena media manik
– manik dapat mengambarkan secara konkret proses perhitungan penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Selain itu, media tersebut menuntut siswa untuk aktif terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sehingga, siswa akan mudah memahami
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat akibatnya hasil belajar
siswa meningkat.
52
I. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir diatas hipotesis tindakannya adalah penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV
SD N 2 Cepedak.
53
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas PTK. Suharsimi Arikunto, dkk 2006: 3 mengatakan penelitian
tindakan kelas merupakan suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pemelajaran. Arah dan tujuan penelitian yang dilakukan oleh guru
yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memeperoleh hasil belajar yang memuaskan. Zainal Arifin 2011:101 menyebutkan bahwa tujuan utama dari
penelitian tindakan kelas adalah sebagai alat untuk memperbaiki mutu dan
efisiensi proses belajar mengajar di dalam kelas.
Dalam penelitian ini peneliti mengkaji penggunaan media manik – manik
untuk proses pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada mata pelajaran Matematika kelas IV SD N 2 Cepedak, Kecamatan
Bruno, Kabupaten Purworejo. Penelitian tindakan kelas ini merupakan Penelitian kolaborasi. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk 2006:17 dalam penelitian
kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan
adalah peneliti. Jadi dalam penelitian tindakan kelas kolaborasi ini antara guru kelas dan peneliti bekerja sama dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru